Pages

Labels

Diberdayakan oleh Blogger.

Sabtu, 02 November 2013

MIRACULOUS CUPCAKES

EXO's FanFiction!!
Title                          :Miraculous Cupcakes
Author                     : Lissa Jung [Jung So Yun]
Genre                      : Comedy Romance
Cast                          : Park Chan Yeol [EXO-K]; Choi Yun Bi [OC/As You]; Other
Rating                     : Teen
Length                     : Oneshot [4.956words]
Disclaimer            : Semua yang saya tulis dalam ff ini hanyalah FIKTIF BELAKA. Jika ada kesamaan, itu adalah BENTUK KETIDAKSENGAJAAN dan BUKANLAH BENTUK PLAGIARISME.
Author’s Note      : WARNING!!! Typo bertebaran!!! Please enjoy it! Hope you like this ff!!!
~Miraculous Cupcakes~
“Sore nanti, temani aku ke toko buku, ne?” ucap Chanyeol pada sahabatnya usai jam kuliah siang itu.
“Ne, jam berapa?” jawab Yunbi.
“Eumm…bagaimana kalau jam 3 sore, kau tak ada acara, kan?”
“Tidak. Baiklah aku saja yang akan datang ke rumahmu,” ucap Yunbi lagi.
“Ahh, andweyo. Biar aku saja yang menjemputmu,” pinta Chanyeol.
“O.K. Kutunggu, ne! Aku duluan!” ucap Yunbi seraya berlalu meninggalkan Chanyeol.
“Ne, Annyeonghi gaseyo!!!” ucap Chanyeol sambil melambaikan tangannya pada sahabat baiknya itu.
*****
“Chanyeol, mencari Yunbi, ya?” ucap eomma Yunbi sesaat setelah membukakan pintu rumahnya untuk Chanyeol.
“Ne. “ jawab Chanyeol singkat sambil membungkukkan badannya.
“Masuklah, kupanggilkan dulu.” Lanjut eomma Yunbi kemudian berlalu menuju kamar Yunbi.
_____
“Yunbi,  ada Chanyeol.”
“Oh, ne. Aku akan segera turun.”
“Kenapa rapi sekali. Mau pergi kencan, ya?” goda eomma Yunbi saat mendapati putri kesayangannya berjalan keluar kamar.
“Apa yang eomma katakan? Aku hanya pergi untuk menemani Chanyeol membeli buku.  Lagipula bukankah aku selalu seperti ini. Tak ada yang aneh dariku.” Terang Yunbi panjang lebar.
“Ada. Kacamata dan rambutmu. Cobalah untuk membiarkan rambutmu itu tergerai, kau pasti terlihat lebih cantik.”
“Ahh, eomma. Percuma eomma mengkritikku seperti itu. Aku tak akan pernah merubah penampilanku ini selama aku belum menginginkannya.” Ucap Yunbi mantap.
“Ya sudah eomma. Aku harus pergi. Chanyeol sudah menungguku.” Lanjut Yunbi.
“Ne, jangan pulang terlalu malam!” ucap eomma Yunbi.
“Arrasseo, aku pergi dulu. Annyeong!”
Yunbi pun meninggalkan eommanya dan segera turun ke bawah untuk menghampiri Chanyeol yang telah menunggunya sejak tadi.
“Maaf membuatmu menunggu. Kajja, kita pergi.” ucap Yunbi saat mendapati Chanyeol duduk di sofa uang tamu.
‘Cantik’.
Mungkin itu kata yang tepat untuk mewakili apa yang sedang tampak di pandangan Chanyeol saat ini. Yeoja dihadapan Chanyeol itu,Choi Yunbi, hanya berpenampilan seadanya. Memakai kemeja berwarna pink dan celana jeans berwarna biru gelap. Juga sepatu sneaker putihnya yang melekat di kakinya. Tak lupa kacamata frame tebalnya yang membingkai indah matanya. Rambutnya ia kuncir satu di belakang.
“Uhh…gwenchana. Kajja.” Sahut Chanyeol dengan tesenyum sesaat setelah tersadar dari lamunannya.
Meski penampilannya itu biasa-biasa saja, namun tidak bagi Chanyeol. Ia selalu merasa, apapun yang ada pada diri Yunbi akan selalu tampak indah dan luar biasa.
*****
“Ini kembaliannya, agassi. Silahkan datang kembali.” Ucap pelayan toko pada Chanyeol usai membayar buku pembeliannya.
“Ne. Gamsahamnida.” Ucap Chanyeol sambil menundukkan kepala.
“Apa ada yang ingin kau beli?” Chanyeol menghampiri Yunbi yang sedang melihat-lihat deretan komik yang tertata di sebuah rak.
“Eummm…anni. Apa sudah selesai? Kajja kita pergi.”
“Kajja.”
Mereka berdua beranjak meninggalkan toko buku tersebut, kemudian mampir di sebuah cafe.
“Mau pesan apa?” tanya Chanyeol pada Yunbi.
“Eumm…cappucino saja.”
“O.K. Dua cappucino.” Ucap Chanyeol pada pelayan.
“Baiklah, pesanan Anda akan siap sebentar lagi.” ucap pelayan kemudian berlalu meninggalkan mereka.
“Yunbi-ya, apa kau bisa membantuku?” Chanyeol membuka pembicaraan.
“Memangnya apa yang bisa kubantu?” tanya Yunbi balik.
“Eummm… Aku ingin memberi kejutan untuk seseorang.” Terang Chanyeol.
“Kejutan? Kejutan apa yang ingin kau berikan padanya?” tanya Yunbi lagi.
“Ne. Aku ingin membuatkannya sebuah kue.” Jawab Chanyeol riang.
“Huh?! Hahaha….Kue?” tanya Yunbi tak percaya.
“Permisi, pesanan datang.” Sela seorang pelayan lalu meletakkan dua cangkir cappucino ke atas meja.
“Apa ada yang lucu? Memang kenapa jika aku ingin memberinya kejutan kue?” tanya Chanyeol saat pelayan tesebut pergi.
“Uh..anni. Maksudku aku tidak pecaya jika kau akan membuat kue untuknya.” Terang Yunbi masih menahan tawanya.
“Aku juga tidak percaya pada diriku sendiri. Makanya, aku mau meminta bantuanmu. Kau mau kan?” tanya Chanyeol lagi.
“Ohh, oke-oke. Aku akan membantumu. Kapan mulai les privatnya?”
“Huh?! Apa lagi yang kau katakan? Aku memintamu untuk membantuku membuat kue, bukan les privat.”
Yunbi menepuk jidatnya menanggapi ucapan sahabatnya barusan.
“Huh, kau ini konyol sekali. Maksudku, kapan kita mulai les privat membuat kuenya?” ucap Yunbi memberikan penjelasan pada sahabatnya itu.
“Oh, itu. Bagaimana kalau akhir pekan?” jawab Chanyeol memberi usul.
“Eumm…baiklah. Tapi di rumahmu saja, ne? Eomma pasti marah-marah kalau dapur kesayangannya diacak-acak.”
“Baiklah, aku setuju. Tapi nanti temani aku membeli bahan-bahannya dulu, ne?”
“O.K.”
“Tapi ngomong-ngomong, kue apa yang kau inginkan?” tanya Yunbi.
“Eummm,,,kalau cupcakes bagaimana?.” Usul Chanyeol.
“Cupcakes? Bukankah itu terlalu biasa?” ragu Yunbi.
“Eungh…anni. Menurutku itu bagus.”
“Baiklah kalau begitu. Tapi, apa dia nanti akan menyukainya?” tanya Yunbi.
“Tenang saja, jangan khawatir. Dia pasti suka. Kau hanya perlu membantuku untuk membuatnya.” Chanyeol meyakinkan Yunbi.
“Baiklah, terserah kau sajalah.”
Mereka berdua pun mengakhiri pembicaraan mereka sejenak, lalu meneguk cappucino mereka masing-masing.
Hingga tak terasa, senja pun tiba. Mereka berdua bergegas pulang. Chanyeol mengantar Yunbi hingga tiba di rumahnya. Ia tampak gembira sekali hari ini. Suasana hatinya sedang baik, berkat Yunbi, sahabatnya.
*****
__Weekend__
“Huh?! Kenapa kau berbelanja begitu banyak?” protes Chanyeol sambil menenteng dua kantong plastik yang cukup besar, berisi bahan-bahan untuk membuat kue menuju apartementnya.
“Kau kan masih belajar, jadi harus banyak latihan. Oleh karena itu, kau perlu bahan-bahan yang banyak untuk latihan memasakmu ini.” terang Yunbi yang hanya menenteng satu kantong plastik lebih kecil daripada yang dibawa Chanyeol.
“Huh?! Kau ini.” Chanyeol mendengus pelan.
Ia letakkan kantong-kantong plastik itu di dapurnya. Lalu ia beranjak menuju kamarnya untuk meletakkan jacketnya. Sedangkan Yunbi sibuk mengeluarkan isi dari kantong plastik itu, satu persatu.
“Untunglah, tak ada yang kurang,” gumamnya usai mengeluarkan seluruh isi tas belanjaannya itu.
“Omo!!!” ucap Chanyeol yang sudah keluar dari kamarnya. Ia terkejut melihat meja dapurnya yang cukup besar telah penuh dengan bahan-bahan untuk membuat kue yang tak ia mengerti.
“Kau bilang hanya membuat cupcakes, tapi bahan-bahannya sampai segini banyak?” tanya Chanyeol masih dengan mata membelalak. Padahal ia tadi juga ikut berbelanja bahan-bahan, tapi ia masih terkejut melihat semua itu. Aneh sekali orang ini.
Yunbi hanya mengangguk sambil tersenyum.
“Sebelum kita mulai memasak, ada peraturan yang harus kau patuhi.” Ucap Yunbi sambil mengenakan apron berwarna merah.
“Huh?!” ucap Chanyeol tak percaya.
“Jangan banyak bertanya saat aku memasak. Aku pasti akan menjelaskannya langsung padamu. Jangan membuat kotor dan tak usah banyak bicara. Atau kalau perlu kau harus diam selama memasak,” terang Yunbi panjang lebar. Chanyeol hanya menarik napas panjang kemudian mengambil apron lain berwarna oranye dan memakainya.
“Baiklah, tanpa basa-basi lagi. Ayo kita mulai kelas memasak hari ini!!!” ucap Yunbi memulai pekerjaannya.
Yunbi mulai membuat adonan kue. Ia mencampur tepung, gula, telur dan magarin juga beberapa bahan lain. Sesekali ia menyebutkan nama bahan-bahan itu pada Chanyeol. Ia juga menjelaskan tahap-tahap membuat cupcakes yang benar kepada Chanyeol. Sedangkan Chanyeol menanggapi semua itu dengan anggukan. Terkadang, ia mencoba menjahili Yunbi yang sibuk membuat adonan kue dengan melempar tepung ke wajahnya. Yunbi yang tak terima dengan hal itu langsung membals Chanyeol.
__skip*
“Nah, sekarang kita tinggal mencetaknya.” Ucap Yunbi pada Chanyeol. Ia kemudian mengambil beberapa mangkuk cetakan.
“Pasang ini ke cetakannya.” Perintah Yunbi pada Chanyeol sambil memberikan beberapa kertas cetakan yang digunakan sebagai pembungkus cupcakes.
“Seperti ini?” tanya Chanyeol pada Yunbi sambil menunjukkan hasil pekerjaannya.
“Ne. Berikan padaku.”
Yunbi mengambil cetakan tersebut, lalu menuangkan adonan cupcakes yang telah siap.
“Aku mau coba!” layaknya anak kecil, Chanyeol berteriak meminta pada Yunbi agar diizinkan untuk mencetak adonan tersebut.
“Berhati-hatilah. Jangan sampai tercecer kemana-mana.” Pesan Yunbi pada Chanyeol.
Chanyeol pun mengambil beberap sendok adonan tersebut dengan hati-hati. Ia begitu fokus melakukan pekerjaan itu.
“Jangan terlalu banyak!” ucap Yunbi tiba-tiba.
“Huh?! Ini terlalu banyak, ya?”
“Kau ini. Berikan padaku!” Yunbi mengambil cetakan yang masih ada di tangan Chanyeol. Akhirnya, ia juga yang menyelesaikan tugas tersebut.
“Baiklah, sudah selesai. Tinggal kita oven.” Ucap Yunbi.
__skip*
“Wahh, sudah jadi, ya?”
Mata Chanyeol berbinar-binar saat mendapati Yunbi mengeluarkan loyang yang penuh berisi cupcakes yang sudah matang dari dalam oven. Tangannya yang tak sabar, hendak megambil satu buah diantara kue-kue tersebut. Sebelum akhirnya, ia berteriak kepanasan.
“Awww!!!”
“Dasar, tidak sabaran.” Ledek Yunbi.
Chanyeol meniupi (?) tangannya yang hampir melepuh itu.
“Kita tinggal menghiasnya dengan whip cream dan beberapa coklat warna-warni itu.” terang Yunbi.
Ia kembali sibuk melakukan pekerjaannya. Sedangkan Chanyeol, tentu saja memperhatikan Yunbi dari samping. Karena Yunbi tak lekas berbicara padanya, ia pun mengambil whip cream yang masih tergeletak. Ia mengocok cream itu dengan kuat lalu menyemprotkan cream itu pada pipi Yunbi.
“Yak, kau ini! Awas ya!”
Yunbi hendak membalas perlakuan Chanyeol. Chanyeol langsung lari terbirit-birit.
“Tidak bisa! Wekk!” Chanyeol berdiri di atas sofa ruang tamu sambil menjulurkan lidahnya.
“Yak, turun kau! Sungguh tidak adil!” protes Yunbi.
Tinggi badannya tak bisa menjangkau Chanyeol yang berdiri di atas sofa. Ia pun akhirnya menarik-narik apron oranye yang dikenakan Chanyeol, supaya ia mau turun. Tarikan Yunbi begitu kuat, hingga membuat Chanyeol kehilangan keseimbangan. Chanyeol pun terjatuh dari sofa tersebut dan mengenai Yunbi.
“Awww!!!”
Rasanya dunia berhenti begitu saja untuk sejenak. Seolah mereka telah lupa dengan apa yang telah terjadi. Keduanya saling berpandangan untuk sesaat.
“Bingo!!!” ucap Yunbi kemudian ia langsung menyemprotkan whip cream yang ia pegang tepat di wajah Chanyeol.
“Hya!!! Choi Yunbi!!!” teriak Chanyeol.
Yunbi langsung mendorong Chanyeol untuk kabur. Akhirnya, keadaan kembali seperti semula. Mereka kembali kejar-kejaran.
Chanyeol tanpa henti terus mengejar Yunbi. Yunbi yang merasa terancam akhirnya berhenti dan menyerah.
“Baiklah, tolong hentikan. Aku sudah lelah…” pintanya pada Chanyeol.
“Tidak akan, sebelum aku berhasil membalasmu….”
Chanyeol kembali berulah. Ia menggelitiki Yunbi.
“Hen…tikan…nnn!!!” ucap Yunbi disela-sela tawanya menahan rasa geli.
‘Drt…drt…drt…’
Ponsel Yunbi bergetar. Menghentikan aktivitas Chanyeol. Yunbi pun tersenyum puas, karena akhirnya bisa terbebas dari Chanyeol. Ia segera meraih ponselnya. Sedangkan Chanyeol berjalan menuju wastafel untuk mencuci mukanya yang penuh dengan cream.
From         : Eomma
Kau dimana? Ini sudah sore…cepat pulang. Palliwa!!!
Yunbi langsung menengok ke arah jam. Tenyata masih menunjukkan pukul tiga. Ia mendengus pelan. “Ini kan masih jam 3, kenapa eomma begitu khawatir…” batinnya menggerutu tak jelas.
“Baiklah, cepat kita selesaikan ini!” ucapnya kemudian segera menghias cupcakes buatannya itu.
__skip*
“Sudah jadi kan, ku coba dulu, ne?”
Chanyeol yang begitu tak sabar, hendak mengambil cupcakes yang sudah terhias cantik itu.
“Eitsss….!!! Jamkam!!! Kita bereskan semuanya dulu, baru kita makan kuenya.”
Chanyeol menarik bibir atasnya mendengar ucapan Yunbi barusan. Dengan berat hati, tangannya mulai bekerja untuk membersihkan kekacauan yang terjadi di dapurnya itu.
Beberepa menit kemudian, dapurnya  telah bersih kembali, seperti semula. Ia pun melepas apron oranyenya, begitu juga Yunbi.
Chanyeol meneguk air putih di sofa ruang TV. Sedangkan Yunbi masih menata beberapa cupcakes buatannya di atas nampan. Lalu membawanya menuju ruang TV.
“Ini, makanlah!” ucap Yunbi mempersilahkan Chanyeol untuk mencoba cupcakes tersebut.
Chanyeol mengunyah kue itu perlahan. Mencoba meneliti rasa yang ada dalam cupcakes tersebut.
“Mashitta!!!” teriak Chanyeol tiba-tiba.
“Tentu saja. Siapa dulu yang buat.” Ucap Yunbi dengan PDnya.
Chanyeol hanya menarik bibir atasnya ke dalam. Ia kembali menikmati cupcakes tersebut.
*****
“Sudah sore, aku pamit pulang dulu, ne…” ucap Yunbi sambil mengenakan sweater birunya.
“Sepertinya mau hujan.Apa perlu kuantar?” tanya Chanyeol.
“Ahh, tidak perlu. Aku akan naik bus. Kalau begitu, aku pergi dulu, ne!” jawabnya.
“Kau tak ingin membawa ini.” tanya Chanyeol sambil menunjuk beberapa cupcakesyang belum dimakan.
“Ani. Untukmu saja.”
“Terima kasih banyak untuk hari ini!” ucap Chanyeol pada Yunbi sebelum Yunbi pergi meninggalkannya.
“Cheonmaneyo. Kalau kau sudah bisa membuatnya nanti, bagikan padaku ne?” ucap Yunbi.
“Tentu saja. Aku pasti akan membaginya untukmu.” Jawab Chanyeol mantap.
“Aku pergi dulu. Annyong hi gyeseyo!” ucap Yunbi sambil berjalan menjauh dari apartement Chanyeol.
*****
‘Bressss!!!’
Suara hujan itu masih begitu menyeruak telinga. Termasuk Yunbi yang kini sudah berada di kamarnya. Ia sehabis menerobos hujan beberap menit lalu. Sekarang ia menggigil kedinginan di balik selimut hangatnya.
“Ini, minumlah!” ucap eomma Yunbi sambil membawa segelas teh hangat dan beberapa obat.
“Gomawo eomma.” ucapnya seraya menerima gelas yang terasa begitu hangat itu.
“Hathcuu!!!”
“Kau ini. Kenapa tidak bilang eomma, biar eomma menjemputmu. Kau jadi demam sepeti ini.” Ny. Choi begitu cemas pada putrinya itu.
“Gwenchana eomma. Aku pasti akan baikan.” Ucap Yunbi mencoba untuk tak membuat eommanya khawatir.
“Istirahatlah. Kalau besok masih belum baikan, tak usah masuk kuliah dulu. Biar appa yang izinkan pada dosenmu. Sekarang tidurlah!” ucap eomma Yunbi sambil membenahi letak selimut Yunbi.
*****
“Yeoboseyo! Waeyo Chanyeol?”
“Yunbi-ya…neo gwenchana?”
“Hanya sedikit demam dan flu.”
“Apa sudah ke dokter?”
“Belum. Aku tidak apa-apa. Jadi tak perlu kesana.”
“Selalu saja. Kau ini keras kepala. Aku jadi merasa bersalah. Seandainya kemarin kita segera menyelesaikan kuenya, kau pasti tak akan kehujanan lalu terkena flu seperti itu. Mianhae..”
“Gwenchana. Aku akan segera sembuh.”
“Beistirahatlah dengan baik. Kututup dulu, ne. Cepat sembuh.”
“Ne, pasti.”
“Bye…”
‘Bip..’
Sambungan telepon antara Chanyeol dan Yunbi pun terputus. Chanyeol tampaknya khawatir tehadap keadaan sahabatnya yang tak ia temui seharian ini di kampus.
Yunbi tak henti-hentinya bersin dan menyeka hidungnya yang menjadi ingusan gara-gara terkena flu. Seharian ini, ia hanya berbaring, makan dan minum obat. Ia tak bisa tidur dengan baik, karena kepalanya terasa sakit. Kedua orang tuanya menjadi khawatir dan hendak membawa Yunbi ke dokter. Namun, Yunbi menolaknya. Hingga akhirnya Yunbi hanya minum obat flu seadanya.
*****
__2 days later__
Dua hari berlalu dan keadaan Yunbi masih tetap sama. Tak ada perubahan. Dengan terpaksa, Yunbi pun menuruti perintah kedua orang tuanya untuk pergi ke rumah sakit.
Sore ini, dengan diantar ibunya, ia berangkat menuju rumah sakit. Ayahnya masih sibuk bekerja, sehingga tak bisa mengantar Yunbi ke rumah sakit.
_____
“Hanya demam dan flu biasa. Karena terlalu lelah, jadi sulit untuk sembuh. Ia harus dirawat di rumah sakit untuk beberapa hari.” Ucap dokter yang memeriksa Yunbi.
“Baiklah, dok. Terima kasih banyak.” Ucap eomma Yunbi sambil menundukkan kepalanya dan berjalan pergi menuju kamar rawat inap Yunbi.
“Eomma, apa yang dikatakan dokter?” tanya Yunbi dengan suara yang sedikit serak.
“Kau harus beristirahat disini untuk beberapa hari.” Jawab eomma Yunbi.
“Lalu?”
“Tentu saja eomma mengiyakan perintah dokter itu.”
“Huh?! Eomma kan tahu, aku tak suka di rumah sakit. Aku ini baik-baik saja. Jadi bawa aku pulang, ne?”
“Sudahlah, cepat tidur. Eomma akan pulang untuk mengambil bebarapa pakaian. Panggil suster saja jika kau perlu sesuatu,” ucap Eomma Yunbi sambil menyelimuti tubuh ptrinya itu.
“Eomma…” rengek Yunbi.
“Sstttt. Kau menurut saja, kalau ingin cepat keluar dari rumah sakit. Lagipula salah siapa menerobos hujanyang deras seperti itu…”
Yunbi menarik ke dalam bibir atasnya dan memalingkan wajahnya ke arah lain. Eomma Yunbi tersenyum kecil melihat tingkah putri semata wayangnya itu. Ia lalu berjalan meninggalkan kamar Yunbi.
*****
__3 days later_
‘Tok tok…’
“Masuk!” Jawab Yunbi pada orang yang telah mengetuk pintu kamarnya.
“Annyeong!!! Yunbi-ya…bagaimana keadaanmu? Apa sudah baikan?” tanya orang tersebut yang kini berjalan menghampiri Yunbi.
“Uh.. Chanyeol. Kau datang?” ucap Yunbi yang terkejut dengan kedatangan sahabatnya itu. Memang sejak Yunbi dirawat di rumah sakit, Chanyeol belum pernah menjenguknya karena masih banyak tugas.
“Tentu saja. Mana mungkin aku mengabaikan sahabatku yang sedang ingusan ini..” celoteh Chanyeol.
“Yak!!! Aku tidak ingusan ta-..Hatchu!!!” ucapan Yunbi terhenti karena bersin.
“Hahaha. Sudah kubilang jangan keras kepala. Lihat ingusmu keluar, tuh!” ledek Chanyeol.
“Huh?!” Yunbi lanngsung menutupi hidungnya dengan kedua telapak tangannya. Ia sedang mencari-cari kotak tissue. Sialnya, ia lupa untuk mengatakan pada eommanya agar membelikannya tissue yang baru karena persediaan tissue untuknya telah habis.
Chanyeol yang mengerti dengan situasi itu, langsung menyodorkan sapu tangan miliknya pada Yunbi.
“Kkk~ Ini…” ucap Chanyeol pada Yunbi sambil terkekeh.
Tanpa basa-basi Yunbi langsung menarik sapu tangan itu lalu menyapu hidungnya hingga bersih.
“Gomawo.” Ucap Yunbi lirih.
“Mwo? Kau bilang apa?” ucap Chanyeol sambil mendekatkan telinganya ke wajah Yunbi.
“GOMAWO!!!” Yunbi berkata dengan begitu keras tepat di telinga Chanyeol.
“Yak!!! Jangan berteriak di telingaku!!!!”ucap Chanyeol dengan tangannya memegangi telinganya.
“Makanya bersihkan telingamu itu. Dari dulu gigimu saja yang terus kau urusi.” Olok Yunbi pada sahabatnya yang selalu merawat giginya dengan baik itu.
“Haishh!! Kau ini sakit, masih saja mengolok orang lain.” Ucap Chanyeol kemudian.
“O iya. Bagaimana dengan kejutannya? Apa kau berhasil membuat cupcakes seperti yang kuajarkan lima hari lalu?”
“Huh?! Itu… Aku masih mencobanya..” jawab Chanyeol seadanya. Memang sejak sahabatnya masuk rumah sakit itu, ia masih mencoba satu kali. Dan itupun tak seperti apa yang ia harapkan.
“Apa sudah jadi? Kenapa kau tak membawanya kesini?” protes Yunbi.
“Uh..itu,, karena rasanya belum sama seperti yang buatanmu.”
“Ahh, benar juga. Mana mungkin kau bisa membuatnya seenak buatanku.”
Chanyeol mencibirkan bibirnya mendengar ucapan sahabatnya itu.
“O iya, kapan kau diizinkan untuk pulang?” tanya Chanyeol.
“Eummm…entahlah. Tapi, aku sungguh ingin pulang. Bahkan kalau bisa sekarang juga. Yah, kau tahu kan, aku ini tak suka dengan suasana rumah sakit.”
“Makanya, rajinlah makan dan minum obat. Lalu beristirahatlah dengan baik. Dan jangan keras kepala.” Pesan Chanyeol panjang lebar.
“Huh?! Kau ini sama seperti eomma saja. Cerewet!” cibir Yunbi.
“Eh, tapi ngomong-ngomong kau sendirian saja. Apa ahjussi dan ahjumma tak ada?” tanya Chanyeol yang baru menyadari bahwa semenjak tadi ia tak menjumpai sosok orang yang menunggui Yunbi di rumah sakit.
“Appa sibuk di kantor. Dan eomma sedang pergikeluar sebentar.”
“Ohh,, begitu.” Ucap Chanyeol mengerti. “Apa kau ingin berjalan-jalan ke luar?” lanjutnya.
“Kurasa bukan ide yang buruk. Baiklah, kajja!”
“Ehh, tunggu dulu!” ucap Chanyeol menghadang Yunbi yang hendak mendahuluinya.
“Pakai ini dulu.” Lanjutnya sambil memakaikan sweater lalu mengambil selimut dan merapatkannya pada Yunbi. “Kalau seperti ini, kau pasti tak akan kedinginan. Kajja!” ajaknya sambil meraih tangan Yunbi.
Yunbi hanya terdiam mendapati perlakuan sahabatnya yang begitu baik itu.
*****
“Eummm, Yeol-i. Kalau boleh tahu, memang siapa orang yang akan kau beri kejutan itu? Apa dia yeojachinggumu?” tanya Yunbi pada Chanyeol di bangku taman rumah sakit.
“Euh?! Itu…hanya seseorang yang kukenal saja. Karena dia begitu baik, jadi aku berniat memberinya kejutan.” Terang Chanyeol. Ia tampak menyembunyikan sesuatu.
“Ohhh… Tapi, ngomong-ngomong bagaimana dengan yeoja yang kau ceritakan waktu itu? Apa kau sudah menyatakan perasaanmu padanya?” tanya Yunbi lagi.
“Euhh itu?! Aku masih memikirkannya.”
Tiba-tiba Yunbi memukul kepala Chanyeol dengan tangannya yang masih diinfus.
“Appo!!! Yak, kenapa kau memukulku?” Chanyeol mengelus kepalanya yang kesakitan.
“Kau ini bagaimana, sih? Katanya kau benar-benar menyukainya. Tapi apa yang kau lakukan saat ini, huh?! Menjadi namja pengecut, iya?!” titah Yunbi pada sahabatnya itu.
“Aku masih mengumpulkan keberanian dan keyakinanku. Kalau aku sudah siap nanti, aku pasti akan menyatakannya.”
Yunbi berdecak mendengar jawaban murahan dari Chanyeol itu.
“Kau pasti takut kalau ditolak,benar kan?”
“Huh?! Siapa bilang?”
“Terserah kau saja lah. Yang penting jangan menangis kalau tiba-tiba saja yeoja yang kau sukai itu telah bersama namja lain. “ lanjut Yunbi.
Chanyeol tak menanggapi ucapan Yunbi barusan. Ia hanya diam dan mencoba mencerna perkataan yang telah diucapkan Yunbi itu.
*****
Seorang namja tengah mendorong kereta belanjanya melewati deretan rak yang berisi bahan-bahan yang ia sendiri juga tak terlalu mengerti dengan benda-benda tersebut. Pandangan matanya menyapu tiap benda yang tertata rapi di rak itu, sambil sesekali melirik sebuah kertas yang dipegangnya.
“Apa sudah cukup?” gumamnya sambil menatap kereta belanjanya yang telah penuh dengan barang belanjaannya.
“Kurasa sudah.” Lanjutnya lagi.
Ia pun mendorong kereta belanjanya itu menuju kasir untuk membayar barang belanjaannya yang begitu banyak itu.
Sang penjaga kasir pun tampak heran saat mendapatinya membeli semua barang-barang yang jarang dibeli oleh seorang namja. Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menghitung semua barang belanjaan itu.
“Kembaliannya 17 ribu won,” ucap penjaga kasir itu.
“Ne. Gamsahamnida!”
Namja itu meninggalkan supermarket itu bersama tiga buah kantong plastik yang telah berisi penuh dengan bahan-bahan untuk membuat kue. Ia sendiri tampak kewalahan dengan barang belanjaannya itu.
*****
__2 days later_
“Mianhae Yunbi-ya. Eomma dan appa tak bisa mengantarmu pulang.”
“Waeyo eomma?”
“Kau tahu kan, eomma dan appa masih sibuk dan ada urusan penting.”
“Baiklah, eomma. “
“Eomma sudah menghubungi taksi untuk mengantarmu pulang.”
“Ne, eomma….”
“Berhati-hatilah.Sampai ketemu di rumah.”
‘Bip’
Yunbi menggerutu tak jelas saat keluar dari rumah sakit. Ia kesal karena kedua orang tuanya yang seharusnya mengantarnya pulang, malah sibuk dengan pekerjaan mereka. Sehingga membuatnya harus menaiki taksi agar sampai di rumahnya.
Di dalam taksi, Yunbi terus saja memandang ke arah luar kaca. Suasana hatinya sedang tidak baik. Entah kenapa, saat ini ia sangat membutuhkan seorang teman. Dalam hatinya, ia berharap Chanyeol ada disampingnya saat ini untuk menghiburnya.
*****
Suara taksi yang dikendarai Yunbi perlahan mulai tak terdengar lagi. Yunbi berjalan menuju rumahnya yang sepi. Tentu saja karena sang pemilik rumah sedang tak ada dirumah. Ia berjalan gonti dengan koper yang masih dipegangnya.
‘Cklek’
Keadaan rumah Yunbi masih sama seperti saat terakhir ia berada di rumahnya minggu lalu. Saat ia kehujanan hingga membuatnya masuk rumah sakit.
Yunbi meletakkan kopernya di samping sofa ruang TV. Ia menghempaskan tubuhnya disana. Sesaat ia menyadari ada sesuatu yang aneh.
“Tumben, eomma membuatkanku kue.” Ucapnya sambil berdiri untuk mengambil cupcakes yang diletakkan diatas meja.
“Aigooo!!!” ucapnya saat ia melihat ke arah lantai di samping meja tersebut.
Ia berjalan mendekatinya. Mencoba meyakinkan akan penglihatannya.
“Cupcakes?!” lanjutnya lagi.
Kini dihadapannya ada sebuah cupcakes yang diletakkan di lantai. Ia mengambilnya lalu mengamatinya. Pandangannya kemudian beralih, dan kemudian ia mendapati cupcakes yang diletakkan tak jauh dari cupcakes pertama yang ia temukan. Ia berjalan mendekatinya. Dan ia dikejutkan oleh deretan cupcakes yang ditata rapi di ambang pintu menuju teras belakang rumahnya.
Cupcakes itu dibalut cream dan diatasnya, masing-masing dilukis sebuah huruf dengan selai berwarna merah. Hingga deretan cupcakes itu membentuk sebuah kalimat.
‘Happy Birthday Choi Yun Bi!!!’
Yunbi mengkerutkan keningnya. Ia terdiam sejenak dan sesaat kemudian, ia baru menyadari kalau hari ini adalah hari ulang tahunnya. Karena ia sedang sakit, ia sampai lupa kalau kini usianya telah bertambah 1 tahun.
Dalam benaknya berfikir, siapa yang telah membuat ini semua?
Yunbi kemudian berjalan keluar menuju teras belakang rumahnya. Ia berjalan mengikuti deretan cupcakes yang ditata rapi dan berujung tepat di depan seorang lelaki yang berdiri tegap menghadap Yunbi.  Awalnya, ia berfikir bahwa itu adalah hasi pekerjaan orang tuanya. Tetapi, ia mengetahui bahwa perkiraannya itu salah setelah melihat seseorang yang kini berdiri dihadapannya. 
“Saenggil chukkae hamnida!”
“Chanyeol, kaukah itu?” tanya Yunbi ragu.
Namja yang berdiri sambil memegang sebuah cupcakes itu menganggukkan kepalanya.
“Buat permintaan dan tiuplah lilin ini.” ucap Chanyeol yang berjalan menghampiri Yunbi.
“Nn..ne.”
‘Wush!’
Api dari lilin itu akhirnya padam setelah Yunbi meniupnya. Senyuman tampak dari wajah Yunbi juga Chanyeol yang telah berhasil memberi kejutan untuk sahabatnya itu.
“Jadi sebenarnya ini semua untukku?” tanya Yunbi yang ternyata telah menyadari bahwa selama ini orang yang dimaksud Chanyeol adalah dirinya sendiri.
Chanyeol hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
“Gomawo!” ucap Yunbi kemudian.
“Nn…ne.” jawab Chanyeol singkat.
“Tunggu disini sebentar.” Lanjutnya.
Ia berjalan pergi meninggalkan Yunbi untuk mengambil sebuah kado yang telah ia siapkan untuk Yunbi. Chanyeol menarik napas panjang sebelum akhirnya ia memberikan kado itu pada Yunbi.
“Eungh…” ucap Yunbi bingung.
 “Untukmu,” ucapnya singkat.
Yunbi pun menerima kado yang cukup besar itu dan membukanya itu tepat dihadapan Chanyeol. Yang memberi kado tampak begitu khawatir saat itu. Dan saat kado itu terbuka, sebuah keterkejutan luar biasa menghadang Yunbi tiba-tiba.
“Nan jeongmal saranghae Choi Yun Bi!”
Ia membaca tulisan yang ada dalam kado tersebut. Bersamaan dengan itu, Chanyeol mengucapkan kata yang sama dengan tulisan yang dibaca Yunbi dengan sedikit keras.
Benar sekali! Selama ini Chanyeol mencintai Yunbi. Sebenarnya, orang yang ingin ia beri kejutan adalah Yunbi. Ide membuat cupcakes tiba-tiba menghantui Chanyeol.Dan kunjungannya ke toko buku bersama Yunbi beberapa waktu lalu tak  lain adalah untuk membeli buku tentang cara membuat cupcakes. Karena ia ragu untuk mempelajarinya sendiri, ia pun meminta bantuan langsung pada Yunbi untuk mengajarinya cara membuat cupcakes.
Dan saat ini, Chanyeol telah berhasil menyampaikan perasaannya itu melalui cupcakes buatannya sendiri. Ia menghias kue-kue itu dengan huruf-huruf yang membentuk kata ‘Nan Jeongmal Saranghae Choi Yun Bi’. Di samping cupcakes tersebut, ia letakkan sebuah cupcakes dengan hiasan yang tampak seperti sebuah wajah yang tersenyum dengan kedua matanya berbentuk hati. Sedangkan setelahnya, terdapat beberapa cupcakes lagi.  bertuliskan ‘Nae Yeojachingguga Dwaeyo Jullae?’.
“Chanyeol…kau bersungguh-sungguh soal ini?” tanya Yunbi polos.
“Tentu saja.” Jawab Chanyeol mantap.
“Lalu, kau menunggu jawaban dariku?”
Chanyeol menganggukkan kepalanya, menjawab pertanyaan Yunbi barusan.
“Pabbo!!!” ucap Yunbi sambil memukul lengan Chanyeol.
“Huh?! Maksudmu?” Chanyeol sungguh tak mengerti dengan apa yang dikatakan Yunbi.
“Siapa yang akan menghabiskan semua kue-kue ini, huh?!”
“Yak, kenapa kau mengalihkan pembicaraan kita? Bagaimana dengan jawabanmu, huh?” Kesal Chanyeol pada Yunbi yang mulai ngelantur kemana-mana.
“Eummm…Kau berharap aku menjawab apa?”
“Huh?! Kau ini bicara apa?” tanya Chanyeol kebingungan.
“Maksudku, kau pasti sudah merencanakan semuanya, kan? Lalu setelah ini apa yang kau inginkan? “ terang Yunbi.
“….” Chanyeol hanya diam dan tak menanggapi ucapan Yunbi barusan.
“O.K. Baiklah Park Chanyeol. Apa yang kau rencanakan jika aku telah menerimamu?”
“Euhh…itu. Kalau kau menerimaku, aku ingin kau memakan separuh bagian dari cupcake-cupcake yang ada dalam kado itu.” Chanyeol mengambil jeda sejenak sebelum melanjutkan ucapannya. “Tapi, jika kau menolakku, aku berjanji akan mengahabiskan kue-kue itu sendirian.”
Yunbi tersenyum mendengar penjelasan Chanyeol.
“Memangnya kau bisa memakan semuanya?” tanya Yunbi mencoba mencairkan suasana.
“Eummm…entahlah. Aku tidak yakin.” Jawab Chanyeol ragu.
Hatinya bingung. Ia berharap bahwa setelah mendapat kado darinya, Yunbi akan tersenyum dan menerima cintanya. Namun, tanpa disangka, Yunbi malah menanyakan tentang semua itu.
“Baiklah kalau begitu.”
Yunbi kemudian meletakkan kado itu kembali ke tangan Chanyeol. Sepertinya, Chanyeol telah ditolak oleh Yunbi. Buktinya, ia mengembalikan kado tersebut. Sudah sangat jelas bukan?
“Jadi,,, kau menolakku Yunbi…” tanya Chanyeol ragu.
Yunbi tak menanggapi perkataan Chanyeol barusan. Ia malah berjalan masuk ke dalam rumah.
Ternyata benar, rupanya Chanyeol akan menghabiskan cupcakes buatannya itu seorang diri. Ia pun jatuh terduduk dengan kedua lututnya yang ia tekuk. Sementara kadonya, masih ia pegang ditangannya. Ia membenamkan kepalanya diantara kedua lututnya. Matanya menatap lurus ke bawah. Usahanya sia-sia.
*****
__2 days later__
“Hya!!! Kau apakan rambutku huh?!” teriak Yunbi pada pelayan salon sambil memandangi pantulan rambutnya di cermin. Ia berteriak tak jelas karena rambut sebahunya yang dari dulu selalu ia ikat, kini malah dibiarkan tergerai. Dengan bagian ujung rambut, dibuat sedikit bergelombang. Ia tampak berbeda.
Joesonghamnida…Ini, perintah dari Chanyeol agassi.” Ucap pelayan itu ragu.
“Mm..mwo? Chanyeol yang menyuruhmu?” ucap Yunbi yang kemudian menatap pelayan salon tersebut.
Pelayan itu tampak ketakutan. Ia hanya mengangguk, mengiyakan  pertanyaan Yunbi barusan.
“Nona tampak cantik jika seperti ini…” ucap pelayan itu ragu.
“Mwo? Jadi maksudmu aku ini sebelumnya jelek,huh?!” kesal Yunbi lagi.
“Ann..nniamnida! Maksud saya, nona lebih terlihat cantik jika rambut nona dibiarkan tergerai seperti itu…” terang pelayan itu.
“Haishh!!! Sudahlah!!! Dimana Chanyeol?” tanya Yunbi untuk menyudahi pertengkarannya dengan pelayan salon itu.
“Chanyeol agassi menunggu nona di luar.” Jawab pelayan itu.
Tanpa basa basi, Yunbi langsung melangkah keluar dari dalam salon itu. Ia dapati Chanyeol yang tengah membaca majalah di sofa ruang tunggu.
“Hya!!! Apa maksudmu menyuruhnya mengubah rambutku,huh?! Kubilang aku kesini hanya untuk memotong rambutku!!!” protes Yunbi.
“Euh?! Kau sudah selesai.” Ucap Chanyeol kemudian beralih menatap Yunbi beserta rambut barunya.
Chanyeol hanya diam saat mendapati rambut Yunbi telah berubah. Yunbi terlihat makin cantik.
“Hya!!! Kenapa menatapku seperti itu? Cepat kembalikan rambut lamaku!!!” kesal Yunbi lagi.
“Shirreo!!! Aku ingin kau tetap seperti ini sampai nanti.” Terang Chanyeol. Ia pun bangkit dari duduknya.
“Mm..mwo? Kau…, Baju yang kau gunakan itu…?!” tunjuk Yunbi pada pakaian yang dikenakan Chanyeol.
“Huh?! Oh ini,,, kau pasti sudah tahu. Ini baju coup--” belum usai Chanyeol berucap, Yunbi malah berteriak.
“Hya!!! Baju model apa ini? Sungguh menggelikan!!!” omel Yunbi tak jelas saat mendapati Chanyeol mengenakan pakaian yang serupa dengan yang ia kenakan.
Ternyata, selain megubah model rambutnya, pelayan salon tadi juga menyuruh Yunbi mengenakan kemeja bergaris berwarna coklat muda, sama persis seperti yang dikenakan Chanyeol.
“Bukankah ini bagus? Ini sangat cocok untuk kita!” ucap Chanyeol dengan senyum yang mengembang.
“Hya!!! Aku tak suka ini!!!” protes Yunbi.
“Haishhh!!! Sudahlah!!! Ayo kita pergi. Aku tak punya waktu lama!!!”
Chanyeol pun menarik paksa tangan Yunbi. Mereka pun keluar dari salon itu. Chanyeol tampak gembira saat itu. Ia bahkan tak dapat menyembunyikan senyum bahagianya.  Sedangkan Yunbi hanya menggerutu tak jelas menanggapi perlakuan Chanyeol padanya. Tapi, sejujurnya, perasaannya mengatakan bahwa ia bahagia karena saat ini Chanyeol telah bersamanya.
Yunbi merasa bahwa keputusannya dua hari lalu itu tak salah. Ia telah berhasil mengambil keputusan yang tepat. Ia berjanji tak akan pernah menyia-nyiakan semua ini. Ia akan tetap mencoba dan berusaha yang terbaik untuk perasaannya sendiri, juga untuk Chanyeol tentunya.
~END~
_*flasback 2 days ago_
 “Jadi,,, kau menolakku Yunbi…” tanya Chanyeol ragu.
Yunbi tak menanggapi perkataan Chanyeol barusan. Ia malah berjalan masuk ke dalam rumah.
Ternyata benar, rupanya Chanyeol akan menghabiskan cupcakes buatannya itu seorang diri. Ia pun jatuh terduduk dengan kedua lututnya yang ia tekuk. Sementara kadonya, masih ia pegang ditangannya. Ia membenamkan kepalanya diantara kedua lututnya. Matanya menatap lurus ke bawah. Usahanya sia-sia.
Chanyeol tak tahu apa yang harus ia lakukan sekarang. Ia hanya terdiam meratapi nasib cintanya. Sampai ia merasakan seseorang mendekat ke arahnya. Dan semakin lama semakin dekat. Ia bahkan tak menoleh untuk melihat siap orang tersebut, karena perasaannya yang terlalu sakit.
“Kurang manis..”
Ia langsung mendongak saat mendengar suara Yunbi. Kini, didapatinya Yunbi berjongkok dihadapannya sambil memakan cupcakes buatannya. Dilihatnya juga tangan Yunbi yang memegang sebuah piring yang diatasnya terdapat beberapa cupcakes.
Chanyeol masih terdiam di tempatnya. Sementara Yunbi dengan santainya berdiri kemudian meninggalkan Chanyeol begitu saja di teras.
Chanyeol terlonjak dan langsung melihat ke arah kado yang masih dipegangnya. Dan benar saja, cupcakes yang awalnya berjumlah 24 (*dihtung dari huruf hangul), sekarang telah berkurang. Chanyeol menghitung sisa kue yang ada. Dan ternyata hanya tinggal 12 buah saja. Ia mencoba menelaah apa yang sebenarnya terjadi.
Tiba-tiba saja….
“CHOI YUN BI!!! GOMAWOYO!!! NAN JEONGMAL SARANGHAEYO!!!!” teriak Chanyeol dari teras.
Sementara Yunbi yang berada di dalam dan tengah menikmati cupcakes buatan Chanyeol hanya tersenyum mendengar teriakan Chanyeol. Ia kemudian membalas ucapan Chanyeol.
“YAK!!! PARK CHANYEOL!!! JANGAN BERTERIAK-TERIAK DI RUMAH ORANG!!!” teriak Yunbi tak kalah kerasnya.
Tiba-tiba saja, Chanyeol berlari ke arahnya dan mendekapnya dari belakang. Karena terlalu bahagia, Chanyeol memeluk Yunbi begitu erat. Hingga Yunbi hampir kehilangan nafas.
“Yak….lepp..pass kann.. ak..ku.” ucap Yunbi terbata-bata karena Chanyeol yang memeluknya begitu erat. Chanyeol malah menghiraukan ucapan Yunbi barusan. Ia semakin mengeratkan pelukannya. Ia seperti tak ingin kehilangan Yunbi.
Dan ternyata, kekesalan Yunbi sore itu, malah berganti dengan kejadian luar biasa yang datang tanpa ia sangka. Ia mungkin tak percaya dengan apa yang telah dilakukan sahabatnya sendiri. Selama ini ia tak pernah mengira bahwa Chanyeol menyimpan perasaan untuknya. Sedangkan dia selama ini, merasa ada hal aneh yang membuatnya merasa nyaman saat bersama dengan Chanyeol. Ia sendiri belum tahu perasaan apa itu. Tetapi, sekarang hatinya mengatakan:
“Mungkin aku sendiri belum yakin tentang perasaanku padanya. Tetapi jika ternyata dia mencintaiku, maka tak ada alasan bagiku untuk menolaknya. Lagipula, keajaiban Tuhan pasti akan datang kapanpun, dimanapun,  dan apapun itu. Dan mungkin, salah satunya adalah 16 cupcakes ini.
Aku yakin, bahwa keajaiban itu suatu hari nanti akan datang menghampiriku. Hingga membuatku mampu untuk mencintainya sama seperti dia mencintaiku.“
__~Miraculous Cupcakes~

Author’s note: Terima kasih buat chinggu yang udah baca ff ini. Ditunggu comment.nya!^^

0 komentar:

Posting Komentar

 

Blogroll

About