Title :Miraculous Cupcakes
Author : Lissa Jung [Jung So Yun]
Genre : Comedy Romance
Cast : Park Chan Yeol
[EXO-K]; Choi Yun Bi [OC/As You]; Other
Rating : Teen
Length : Oneshot [4.956words]
Disclaimer :
Semua yang saya tulis dalam ff ini hanyalah FIKTIF BELAKA. Jika ada
kesamaan, itu adalah BENTUK KETIDAKSENGAJAAN dan BUKANLAH BENTUK
PLAGIARISME.
Author’s Note :
WARNING!!! Typo bertebaran!!! Please enjoy it! Hope you like this ff!!!
~Miraculous
Cupcakes~
“Sore
nanti, temani aku ke toko buku, ne?” ucap Chanyeol pada sahabatnya usai jam
kuliah siang itu.
“Ne,
jam berapa?” jawab Yunbi.
“Eumm…bagaimana
kalau jam 3 sore, kau tak ada acara, kan?”
“Tidak.
Baiklah aku saja yang akan datang ke rumahmu,” ucap Yunbi lagi.
“Ahh,
andweyo. Biar aku saja yang menjemputmu,” pinta Chanyeol.
“O.K.
Kutunggu, ne! Aku duluan!” ucap Yunbi seraya berlalu meninggalkan Chanyeol.
“Ne,
Annyeonghi gaseyo!!!” ucap Chanyeol sambil melambaikan tangannya pada
sahabat baiknya itu.
*****
“Chanyeol,
mencari Yunbi, ya?” ucap eomma Yunbi sesaat setelah membukakan pintu rumahnya
untuk Chanyeol.
“Ne.
“ jawab Chanyeol singkat sambil membungkukkan badannya.
“Masuklah,
kupanggilkan dulu.” Lanjut eomma Yunbi kemudian berlalu menuju kamar Yunbi.
_____
“Yunbi, ada Chanyeol.”
“Oh,
ne. Aku akan segera turun.”
“Kenapa
rapi sekali. Mau pergi kencan, ya?” goda eomma Yunbi saat mendapati putri
kesayangannya berjalan keluar kamar.
“Apa
yang eomma katakan? Aku hanya pergi untuk menemani Chanyeol membeli buku. Lagipula bukankah aku selalu seperti ini. Tak
ada yang aneh dariku.” Terang Yunbi panjang lebar.
“Ada.
Kacamata dan rambutmu. Cobalah untuk membiarkan rambutmu itu tergerai, kau
pasti terlihat lebih cantik.”
“Ahh,
eomma. Percuma eomma mengkritikku seperti itu. Aku tak akan pernah merubah penampilanku
ini selama aku belum menginginkannya.” Ucap Yunbi mantap.
“Ya
sudah eomma. Aku harus pergi. Chanyeol sudah menungguku.” Lanjut Yunbi.
“Ne,
jangan pulang terlalu malam!” ucap eomma Yunbi.
“Arrasseo,
aku pergi dulu. Annyeong!”
Yunbi
pun meninggalkan eommanya dan segera turun ke bawah untuk menghampiri Chanyeol
yang telah menunggunya sejak tadi.
“Maaf
membuatmu menunggu. Kajja, kita pergi.” ucap Yunbi saat mendapati Chanyeol
duduk di sofa uang tamu.
‘Cantik’.
Mungkin
itu kata yang tepat untuk mewakili apa yang sedang tampak di pandangan Chanyeol
saat ini. Yeoja dihadapan Chanyeol itu,Choi Yunbi, hanya berpenampilan
seadanya. Memakai kemeja berwarna pink dan celana jeans berwarna biru gelap. Juga
sepatu sneaker putihnya yang melekat di kakinya. Tak lupa kacamata frame
tebalnya yang membingkai indah matanya. Rambutnya ia kuncir satu di belakang.
“Uhh…gwenchana.
Kajja.” Sahut Chanyeol dengan tesenyum sesaat setelah tersadar dari lamunannya.
Meski
penampilannya itu biasa-biasa saja, namun tidak bagi Chanyeol. Ia selalu
merasa, apapun yang ada pada diri Yunbi akan selalu tampak indah dan luar
biasa.
*****
“Ini
kembaliannya, agassi. Silahkan datang kembali.” Ucap pelayan toko pada Chanyeol
usai membayar buku pembeliannya.
“Ne.
Gamsahamnida.” Ucap Chanyeol sambil menundukkan kepala.
“Apa
ada yang ingin kau beli?” Chanyeol menghampiri Yunbi yang sedang melihat-lihat
deretan komik yang tertata di sebuah rak.
“Eummm…anni.
Apa sudah selesai? Kajja kita pergi.”
“Kajja.”
Mereka
berdua beranjak meninggalkan toko buku tersebut, kemudian mampir di sebuah
cafe.
“Mau
pesan apa?” tanya Chanyeol pada Yunbi.
“Eumm…cappucino
saja.”
“O.K.
Dua cappucino.” Ucap Chanyeol pada pelayan.
“Baiklah,
pesanan Anda akan siap sebentar lagi.” ucap pelayan kemudian berlalu
meninggalkan mereka.
“Yunbi-ya,
apa kau bisa membantuku?” Chanyeol membuka pembicaraan.
“Memangnya
apa yang bisa kubantu?” tanya Yunbi balik.
“Eummm…
Aku ingin memberi kejutan untuk seseorang.” Terang Chanyeol.
“Kejutan?
Kejutan apa yang ingin kau berikan padanya?” tanya Yunbi lagi.
“Ne.
Aku ingin membuatkannya sebuah kue.” Jawab Chanyeol riang.
“Huh?!
Hahaha….Kue?” tanya Yunbi tak percaya.
“Permisi,
pesanan datang.” Sela seorang pelayan lalu meletakkan dua cangkir cappucino ke
atas meja.
“Apa
ada yang lucu? Memang kenapa jika aku ingin memberinya kejutan kue?” tanya
Chanyeol saat pelayan tesebut pergi.
“Uh..anni.
Maksudku aku tidak pecaya jika kau akan membuat kue untuknya.” Terang Yunbi
masih menahan tawanya.
“Aku
juga tidak percaya pada diriku sendiri. Makanya, aku mau meminta bantuanmu. Kau
mau kan?” tanya Chanyeol lagi.
“Ohh,
oke-oke. Aku akan membantumu. Kapan mulai les privatnya?”
“Huh?!
Apa lagi yang kau katakan? Aku memintamu untuk membantuku membuat kue, bukan
les privat.”
Yunbi
menepuk jidatnya menanggapi ucapan sahabatnya barusan.
“Huh,
kau ini konyol sekali. Maksudku, kapan kita mulai les privat membuat kuenya?”
ucap Yunbi memberikan penjelasan pada sahabatnya itu.
“Oh,
itu. Bagaimana kalau akhir pekan?” jawab Chanyeol memberi usul.
“Eumm…baiklah.
Tapi di rumahmu saja, ne? Eomma pasti marah-marah kalau dapur kesayangannya
diacak-acak.”
“Baiklah,
aku setuju. Tapi nanti temani aku membeli bahan-bahannya dulu, ne?”
“O.K.”
“Tapi
ngomong-ngomong, kue apa yang kau inginkan?” tanya Yunbi.
“Eummm,,,kalau
cupcakes bagaimana?.” Usul Chanyeol.
“Cupcakes?
Bukankah itu terlalu biasa?” ragu Yunbi.
“Eungh…anni.
Menurutku itu bagus.”
“Baiklah
kalau begitu. Tapi, apa dia nanti akan menyukainya?” tanya Yunbi.
“Tenang
saja, jangan khawatir. Dia pasti suka. Kau hanya perlu membantuku untuk membuatnya.”
Chanyeol meyakinkan Yunbi.
“Baiklah,
terserah kau sajalah.”
Mereka
berdua pun mengakhiri pembicaraan mereka sejenak, lalu meneguk cappucino mereka
masing-masing.
Hingga
tak terasa, senja pun tiba. Mereka berdua bergegas pulang. Chanyeol mengantar
Yunbi hingga tiba di rumahnya. Ia tampak gembira sekali hari ini. Suasana
hatinya sedang baik, berkat Yunbi, sahabatnya.
*****
__Weekend__
“Huh?!
Kenapa kau berbelanja begitu banyak?” protes Chanyeol sambil menenteng dua kantong
plastik yang cukup besar, berisi bahan-bahan untuk membuat kue menuju
apartementnya.
“Kau
kan masih belajar, jadi harus banyak latihan. Oleh karena itu, kau perlu
bahan-bahan yang banyak untuk latihan memasakmu ini.” terang Yunbi yang hanya
menenteng satu kantong plastik lebih kecil daripada yang dibawa Chanyeol.
“Huh?!
Kau ini.” Chanyeol mendengus pelan.
Ia
letakkan kantong-kantong plastik itu di dapurnya. Lalu ia beranjak menuju
kamarnya untuk meletakkan jacketnya. Sedangkan Yunbi sibuk mengeluarkan isi
dari kantong plastik itu, satu persatu.
“Untunglah,
tak ada yang kurang,” gumamnya usai mengeluarkan seluruh isi tas belanjaannya
itu.
“Omo!!!”
ucap Chanyeol yang sudah keluar dari kamarnya. Ia terkejut melihat meja
dapurnya yang cukup besar telah penuh dengan bahan-bahan untuk membuat kue yang
tak ia mengerti.
“Kau
bilang hanya membuat cupcakes, tapi bahan-bahannya sampai segini banyak?” tanya
Chanyeol masih dengan mata membelalak. Padahal ia tadi juga ikut berbelanja
bahan-bahan, tapi ia masih terkejut melihat semua itu. Aneh sekali orang ini.
Yunbi
hanya mengangguk sambil tersenyum.
“Sebelum
kita mulai memasak, ada peraturan yang harus kau patuhi.” Ucap Yunbi sambil
mengenakan apron berwarna merah.
“Huh?!”
ucap Chanyeol tak percaya.
“Jangan
banyak bertanya saat aku memasak. Aku pasti akan menjelaskannya langsung
padamu. Jangan membuat kotor dan tak usah banyak bicara. Atau kalau perlu kau
harus diam selama memasak,” terang Yunbi panjang lebar. Chanyeol hanya menarik
napas panjang kemudian mengambil apron lain berwarna oranye dan memakainya.
“Baiklah,
tanpa basa-basi lagi. Ayo kita mulai kelas memasak hari ini!!!” ucap Yunbi
memulai pekerjaannya.
Yunbi
mulai membuat adonan kue. Ia mencampur tepung, gula, telur dan magarin juga
beberapa bahan lain. Sesekali ia menyebutkan nama bahan-bahan itu pada
Chanyeol. Ia juga menjelaskan tahap-tahap membuat cupcakes yang benar kepada
Chanyeol. Sedangkan Chanyeol menanggapi semua itu dengan anggukan. Terkadang,
ia mencoba menjahili Yunbi yang sibuk membuat adonan kue dengan melempar tepung
ke wajahnya. Yunbi yang tak terima dengan hal itu langsung membals Chanyeol.
__skip*
“Nah,
sekarang kita tinggal mencetaknya.” Ucap Yunbi pada Chanyeol. Ia kemudian
mengambil beberapa mangkuk cetakan.
“Pasang
ini ke cetakannya.” Perintah Yunbi pada Chanyeol sambil memberikan beberapa
kertas cetakan yang digunakan sebagai pembungkus cupcakes.
“Seperti
ini?” tanya Chanyeol pada Yunbi sambil menunjukkan hasil pekerjaannya.
“Ne.
Berikan padaku.”
Yunbi
mengambil cetakan tersebut, lalu menuangkan adonan cupcakes yang telah siap.
“Aku
mau coba!” layaknya anak kecil, Chanyeol berteriak meminta pada Yunbi agar
diizinkan untuk mencetak adonan tersebut.
“Berhati-hatilah.
Jangan sampai tercecer kemana-mana.” Pesan Yunbi pada Chanyeol.
Chanyeol
pun mengambil beberap sendok adonan tersebut dengan hati-hati. Ia begitu fokus
melakukan pekerjaan itu.
“Jangan
terlalu banyak!” ucap Yunbi tiba-tiba.
“Huh?!
Ini terlalu banyak, ya?”
“Kau
ini. Berikan padaku!” Yunbi mengambil cetakan yang masih ada di tangan
Chanyeol. Akhirnya, ia juga yang menyelesaikan tugas tersebut.
“Baiklah,
sudah selesai. Tinggal kita oven.” Ucap Yunbi.
__skip*
“Wahh,
sudah jadi, ya?”
Mata
Chanyeol berbinar-binar saat mendapati Yunbi mengeluarkan loyang yang penuh
berisi cupcakes yang sudah matang dari dalam oven. Tangannya yang tak sabar,
hendak megambil satu buah diantara kue-kue tersebut. Sebelum akhirnya, ia
berteriak kepanasan.
“Awww!!!”
“Dasar,
tidak sabaran.” Ledek Yunbi.
Chanyeol
meniupi (?) tangannya yang hampir melepuh itu.
“Kita
tinggal menghiasnya dengan whip cream dan beberapa coklat warna-warni itu.”
terang Yunbi.
Ia
kembali sibuk melakukan pekerjaannya. Sedangkan Chanyeol, tentu saja
memperhatikan Yunbi dari samping. Karena Yunbi tak lekas berbicara padanya, ia
pun mengambil whip cream yang masih tergeletak. Ia mengocok cream itu dengan
kuat lalu menyemprotkan cream itu pada pipi Yunbi.
“Yak,
kau ini! Awas ya!”
Yunbi
hendak membalas perlakuan Chanyeol. Chanyeol langsung lari terbirit-birit.
“Tidak
bisa! Wekk!” Chanyeol berdiri di atas sofa ruang tamu sambil menjulurkan
lidahnya.
“Yak,
turun kau! Sungguh tidak adil!” protes Yunbi.
Tinggi
badannya tak bisa menjangkau Chanyeol yang berdiri di atas sofa. Ia pun
akhirnya menarik-narik apron oranye yang dikenakan Chanyeol, supaya ia mau
turun. Tarikan Yunbi begitu kuat, hingga membuat Chanyeol kehilangan
keseimbangan. Chanyeol pun terjatuh dari sofa tersebut dan mengenai Yunbi.
“Awww!!!”
Rasanya
dunia berhenti begitu saja untuk sejenak. Seolah mereka telah lupa dengan apa
yang telah terjadi. Keduanya saling berpandangan untuk sesaat.
“Bingo!!!”
ucap Yunbi kemudian ia langsung menyemprotkan whip cream yang ia pegang tepat
di wajah Chanyeol.
“Hya!!!
Choi Yunbi!!!” teriak Chanyeol.
Yunbi
langsung mendorong Chanyeol untuk kabur. Akhirnya, keadaan kembali seperti
semula. Mereka kembali kejar-kejaran.
Chanyeol
tanpa henti terus mengejar Yunbi. Yunbi yang merasa terancam akhirnya berhenti
dan menyerah.
“Baiklah,
tolong hentikan. Aku sudah lelah…” pintanya pada Chanyeol.
“Tidak
akan, sebelum aku berhasil membalasmu….”
Chanyeol
kembali berulah. Ia menggelitiki Yunbi.
“Hen…tikan…nnn!!!”
ucap Yunbi disela-sela tawanya menahan rasa geli.
‘Drt…drt…drt…’
Ponsel
Yunbi bergetar. Menghentikan aktivitas Chanyeol. Yunbi pun tersenyum puas, karena
akhirnya bisa terbebas dari Chanyeol. Ia segera meraih ponselnya. Sedangkan
Chanyeol berjalan menuju wastafel untuk mencuci mukanya yang penuh dengan
cream.
From : Eomma
Kau
dimana? Ini sudah sore…cepat pulang. Palliwa!!!
Yunbi
langsung menengok ke arah jam. Tenyata masih menunjukkan pukul tiga. Ia
mendengus pelan. “Ini kan masih jam 3, kenapa eomma begitu khawatir…” batinnya
menggerutu tak jelas.
“Baiklah,
cepat kita selesaikan ini!” ucapnya kemudian segera menghias cupcakes buatannya
itu.
__skip*
“Sudah
jadi kan, ku coba dulu, ne?”
Chanyeol
yang begitu tak sabar, hendak mengambil cupcakes yang sudah terhias cantik itu.
“Eitsss….!!!
Jamkam!!! Kita bereskan semuanya dulu, baru kita makan kuenya.”
Chanyeol
menarik bibir atasnya mendengar ucapan Yunbi barusan. Dengan berat hati,
tangannya mulai bekerja untuk membersihkan kekacauan yang terjadi di dapurnya
itu.
Beberepa
menit kemudian, dapurnya telah bersih
kembali, seperti semula. Ia pun melepas apron oranyenya, begitu juga Yunbi.
Chanyeol
meneguk air putih di sofa ruang TV. Sedangkan Yunbi masih menata beberapa
cupcakes buatannya di atas nampan. Lalu membawanya menuju ruang TV.
“Ini,
makanlah!” ucap Yunbi mempersilahkan Chanyeol untuk mencoba cupcakes tersebut.
Chanyeol
mengunyah kue itu perlahan. Mencoba meneliti rasa yang ada dalam cupcakes
tersebut.
“Mashitta!!!”
teriak Chanyeol tiba-tiba.
“Tentu
saja. Siapa dulu yang buat.” Ucap Yunbi dengan PDnya.
Chanyeol
hanya menarik bibir atasnya ke dalam. Ia kembali menikmati cupcakes tersebut.
*****
“Sudah
sore, aku pamit pulang dulu, ne…” ucap Yunbi sambil mengenakan sweater birunya.
“Sepertinya
mau hujan.Apa perlu kuantar?” tanya Chanyeol.
“Ahh,
tidak perlu. Aku akan naik bus. Kalau begitu, aku pergi dulu, ne!” jawabnya.
“Kau
tak ingin membawa ini.” tanya Chanyeol sambil menunjuk beberapa cupcakesyang
belum dimakan.
“Ani.
Untukmu saja.”
“Terima
kasih banyak untuk hari ini!” ucap Chanyeol pada Yunbi sebelum Yunbi pergi
meninggalkannya.
“Cheonmaneyo.
Kalau kau sudah bisa membuatnya nanti, bagikan padaku ne?” ucap Yunbi.
“Tentu
saja. Aku pasti akan membaginya untukmu.” Jawab Chanyeol mantap.
“Aku
pergi dulu. Annyong hi gyeseyo!”
ucap Yunbi sambil berjalan menjauh dari apartement Chanyeol.
*****
‘Bressss!!!’
Suara
hujan itu masih begitu menyeruak telinga. Termasuk Yunbi yang kini sudah berada
di kamarnya. Ia sehabis menerobos hujan beberap menit lalu. Sekarang ia
menggigil kedinginan di balik selimut hangatnya.
“Ini,
minumlah!” ucap eomma Yunbi sambil membawa segelas teh hangat dan beberapa obat.
“Gomawo
eomma.” ucapnya seraya menerima gelas yang terasa begitu hangat itu.
“Hathcuu!!!”
“Kau
ini. Kenapa tidak bilang eomma, biar eomma menjemputmu. Kau jadi demam sepeti
ini.” Ny. Choi begitu cemas pada putrinya itu.
“Gwenchana
eomma. Aku pasti akan baikan.” Ucap Yunbi mencoba untuk tak membuat eommanya
khawatir.
“Istirahatlah.
Kalau besok masih belum baikan, tak usah masuk kuliah dulu. Biar appa yang
izinkan pada dosenmu. Sekarang tidurlah!” ucap eomma Yunbi sambil membenahi letak
selimut Yunbi.
*****
“Yeoboseyo! Waeyo
Chanyeol?”
“Yunbi-ya…neo
gwenchana?”
“Hanya sedikit demam
dan flu.”
“Apa
sudah ke dokter?”
“Belum. Aku tidak
apa-apa. Jadi tak perlu kesana.”
“Selalu
saja. Kau ini keras kepala. Aku jadi merasa bersalah. Seandainya kemarin kita
segera menyelesaikan kuenya, kau pasti tak akan kehujanan lalu terkena flu
seperti itu. Mianhae..”
“Gwenchana. Aku akan
segera sembuh.”
“Beistirahatlah
dengan baik. Kututup dulu, ne. Cepat sembuh.”
“Ne, pasti.”
“Bye…”
‘Bip..’
Sambungan
telepon antara Chanyeol dan Yunbi pun terputus. Chanyeol tampaknya khawatir tehadap
keadaan sahabatnya yang tak ia temui seharian ini di kampus.
Yunbi
tak henti-hentinya bersin dan menyeka hidungnya yang menjadi ingusan gara-gara
terkena flu. Seharian ini, ia hanya berbaring, makan dan minum obat. Ia tak
bisa tidur dengan baik, karena kepalanya terasa sakit. Kedua orang tuanya
menjadi khawatir dan hendak membawa Yunbi ke dokter. Namun, Yunbi menolaknya.
Hingga akhirnya Yunbi hanya minum obat flu seadanya.
*****
__2 days later__
Dua
hari berlalu dan keadaan Yunbi masih tetap sama. Tak ada perubahan. Dengan
terpaksa, Yunbi pun menuruti perintah kedua orang tuanya untuk pergi ke rumah
sakit.
Sore
ini, dengan diantar ibunya, ia berangkat menuju rumah sakit. Ayahnya masih
sibuk bekerja, sehingga tak bisa mengantar Yunbi ke rumah sakit.
_____
“Hanya
demam dan flu biasa. Karena terlalu lelah, jadi sulit untuk sembuh. Ia harus
dirawat di rumah sakit untuk beberapa hari.” Ucap dokter yang memeriksa Yunbi.
“Baiklah,
dok. Terima kasih banyak.” Ucap eomma Yunbi sambil menundukkan kepalanya dan
berjalan pergi menuju kamar rawat inap Yunbi.
“Eomma,
apa yang dikatakan dokter?” tanya Yunbi dengan suara yang sedikit serak.
“Kau
harus beristirahat disini untuk beberapa hari.” Jawab eomma Yunbi.
“Lalu?”
“Tentu
saja eomma mengiyakan perintah dokter itu.”
“Huh?!
Eomma kan tahu, aku tak suka di rumah sakit. Aku ini baik-baik saja. Jadi bawa
aku pulang, ne?”
“Sudahlah,
cepat tidur. Eomma akan pulang untuk mengambil bebarapa pakaian. Panggil suster
saja jika kau perlu sesuatu,” ucap Eomma Yunbi sambil menyelimuti tubuh ptrinya
itu.
“Eomma…”
rengek Yunbi.
“Sstttt.
Kau menurut saja, kalau ingin cepat keluar dari rumah sakit. Lagipula salah
siapa menerobos hujanyang deras seperti itu…”
Yunbi
menarik ke dalam bibir atasnya dan memalingkan wajahnya ke arah lain. Eomma
Yunbi tersenyum kecil melihat tingkah putri semata wayangnya itu. Ia lalu
berjalan meninggalkan kamar Yunbi.
*****
__3 days later_
‘Tok tok…’
“Masuk!”
Jawab Yunbi pada orang yang telah mengetuk pintu kamarnya.
“Annyeong!!!
Yunbi-ya…bagaimana keadaanmu? Apa sudah baikan?” tanya orang tersebut yang kini
berjalan menghampiri Yunbi.
“Uh..
Chanyeol. Kau datang?” ucap Yunbi yang terkejut dengan kedatangan sahabatnya
itu. Memang sejak Yunbi dirawat di rumah sakit, Chanyeol belum pernah
menjenguknya karena masih banyak tugas.
“Tentu
saja. Mana mungkin aku mengabaikan sahabatku yang sedang ingusan ini..” celoteh
Chanyeol.
“Yak!!!
Aku tidak ingusan ta-..Hatchu!!!” ucapan Yunbi terhenti karena bersin.
“Hahaha.
Sudah kubilang jangan keras kepala. Lihat ingusmu keluar, tuh!” ledek Chanyeol.
“Huh?!”
Yunbi lanngsung menutupi hidungnya dengan kedua telapak tangannya. Ia sedang
mencari-cari kotak tissue. Sialnya, ia lupa untuk mengatakan pada eommanya agar
membelikannya tissue yang baru karena persediaan tissue untuknya telah habis.
Chanyeol
yang mengerti dengan situasi itu, langsung menyodorkan sapu tangan miliknya
pada Yunbi.
“Kkk~
Ini…” ucap Chanyeol pada Yunbi sambil terkekeh.
Tanpa
basa-basi Yunbi langsung menarik sapu tangan itu lalu menyapu hidungnya hingga
bersih.
“Gomawo.”
Ucap Yunbi lirih.
“Mwo?
Kau bilang apa?” ucap Chanyeol sambil mendekatkan telinganya ke wajah Yunbi.
“GOMAWO!!!”
Yunbi berkata dengan begitu keras tepat di telinga Chanyeol.
“Yak!!!
Jangan berteriak di telingaku!!!!”ucap Chanyeol dengan tangannya memegangi
telinganya.
“Makanya
bersihkan telingamu itu. Dari dulu gigimu saja yang terus kau urusi.” Olok
Yunbi pada sahabatnya yang selalu merawat giginya dengan baik itu.
“Haishh!!
Kau ini sakit, masih saja mengolok orang lain.” Ucap Chanyeol kemudian.
“O
iya. Bagaimana dengan kejutannya? Apa kau berhasil membuat cupcakes seperti
yang kuajarkan lima hari lalu?”
“Huh?!
Itu… Aku masih mencobanya..” jawab Chanyeol seadanya. Memang sejak sahabatnya
masuk rumah sakit itu, ia masih mencoba satu kali. Dan itupun tak seperti apa
yang ia harapkan.
“Apa
sudah jadi? Kenapa kau tak membawanya kesini?” protes Yunbi.
“Uh..itu,,
karena rasanya belum sama seperti yang buatanmu.”
“Ahh,
benar juga. Mana mungkin kau bisa membuatnya seenak buatanku.”
Chanyeol
mencibirkan bibirnya mendengar ucapan sahabatnya itu.
“O
iya, kapan kau diizinkan untuk pulang?” tanya Chanyeol.
“Eummm…entahlah.
Tapi, aku sungguh ingin pulang. Bahkan kalau bisa sekarang juga. Yah, kau tahu
kan, aku ini tak suka dengan suasana rumah sakit.”
“Makanya,
rajinlah makan dan minum obat. Lalu beristirahatlah dengan baik. Dan jangan
keras kepala.” Pesan Chanyeol panjang lebar.
“Huh?!
Kau ini sama seperti eomma saja. Cerewet!” cibir Yunbi.
“Eh,
tapi ngomong-ngomong kau sendirian saja. Apa ahjussi dan ahjumma tak ada?”
tanya Chanyeol yang baru menyadari bahwa semenjak tadi ia tak menjumpai sosok
orang yang menunggui Yunbi di rumah sakit.
“Appa
sibuk di kantor. Dan eomma sedang pergikeluar sebentar.”
“Ohh,,
begitu.” Ucap Chanyeol mengerti. “Apa kau ingin berjalan-jalan ke luar?”
lanjutnya.
“Kurasa
bukan ide yang buruk. Baiklah, kajja!”
“Ehh,
tunggu dulu!” ucap Chanyeol menghadang Yunbi yang hendak mendahuluinya.
“Pakai
ini dulu.” Lanjutnya sambil memakaikan sweater lalu mengambil selimut dan
merapatkannya pada Yunbi. “Kalau seperti ini, kau pasti tak akan kedinginan.
Kajja!” ajaknya sambil meraih tangan Yunbi.
Yunbi
hanya terdiam mendapati perlakuan sahabatnya yang begitu baik itu.
*****
“Eummm,
Yeol-i. Kalau boleh tahu, memang siapa orang yang akan kau beri kejutan itu?
Apa dia yeojachinggumu?” tanya Yunbi pada Chanyeol di bangku taman rumah sakit.
“Euh?!
Itu…hanya seseorang yang kukenal saja. Karena dia begitu baik, jadi aku berniat
memberinya kejutan.” Terang Chanyeol. Ia tampak menyembunyikan sesuatu.
“Ohhh…
Tapi, ngomong-ngomong bagaimana dengan yeoja yang kau ceritakan waktu itu? Apa
kau sudah menyatakan perasaanmu padanya?” tanya Yunbi lagi.
“Euhh
itu?! Aku masih memikirkannya.”
Tiba-tiba
Yunbi memukul kepala Chanyeol dengan tangannya yang masih diinfus.
“Appo!!!
Yak, kenapa kau memukulku?” Chanyeol mengelus kepalanya yang kesakitan.
“Kau
ini bagaimana, sih? Katanya kau benar-benar menyukainya. Tapi apa yang kau
lakukan saat ini, huh?! Menjadi namja pengecut, iya?!” titah Yunbi pada
sahabatnya itu.
“Aku
masih mengumpulkan keberanian dan keyakinanku. Kalau aku sudah siap nanti, aku
pasti akan menyatakannya.”
Yunbi
berdecak mendengar jawaban murahan dari Chanyeol itu.
“Kau
pasti takut kalau ditolak,benar kan?”
“Huh?!
Siapa bilang?”
“Terserah
kau saja lah. Yang penting jangan menangis kalau tiba-tiba saja yeoja yang kau
sukai itu telah bersama namja lain. “ lanjut Yunbi.
Chanyeol
tak menanggapi ucapan Yunbi barusan. Ia hanya diam dan mencoba mencerna
perkataan yang telah diucapkan Yunbi itu.
*****
Seorang
namja tengah mendorong kereta belanjanya melewati deretan rak yang berisi
bahan-bahan yang ia sendiri juga tak terlalu mengerti dengan benda-benda
tersebut. Pandangan matanya menyapu tiap benda yang tertata rapi di rak itu,
sambil sesekali melirik sebuah kertas yang dipegangnya.
“Apa
sudah cukup?” gumamnya sambil menatap kereta belanjanya yang telah penuh dengan
barang belanjaannya.
“Kurasa
sudah.” Lanjutnya lagi.
Ia
pun mendorong kereta belanjanya itu menuju kasir untuk membayar barang
belanjaannya yang begitu banyak itu.
Sang
penjaga kasir pun tampak heran saat mendapatinya membeli semua barang-barang
yang jarang dibeli oleh seorang namja. Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
menghitung semua barang belanjaan itu.
“Kembaliannya
17 ribu won,” ucap penjaga kasir itu.
“Ne.
Gamsahamnida!”
Namja
itu meninggalkan supermarket itu bersama tiga buah
kantong plastik yang telah berisi penuh dengan bahan-bahan untuk membuat kue.
Ia sendiri tampak kewalahan dengan barang belanjaannya itu.
*****
__2 days later_
“Mianhae
Yunbi-ya. Eomma dan appa tak bisa mengantarmu pulang.”
“Waeyo
eomma?”
“Kau
tahu kan, eomma dan appa masih sibuk dan ada urusan penting.”
“Baiklah,
eomma. “
“Eomma
sudah menghubungi taksi untuk mengantarmu pulang.”
“Ne,
eomma….”
“Berhati-hatilah.Sampai
ketemu di rumah.”
‘Bip’
Yunbi
menggerutu tak jelas saat keluar dari rumah sakit. Ia kesal karena kedua orang
tuanya yang seharusnya mengantarnya pulang, malah sibuk dengan pekerjaan
mereka. Sehingga membuatnya harus menaiki taksi agar sampai di rumahnya.
Di
dalam taksi, Yunbi terus saja memandang ke arah luar kaca. Suasana hatinya
sedang tidak baik. Entah kenapa, saat ini ia sangat membutuhkan seorang teman.
Dalam hatinya, ia berharap Chanyeol ada disampingnya saat ini untuk
menghiburnya.
*****
Suara
taksi yang dikendarai Yunbi perlahan mulai tak terdengar lagi. Yunbi berjalan
menuju rumahnya yang sepi. Tentu saja karena sang pemilik rumah sedang tak ada
dirumah. Ia berjalan gonti dengan koper yang masih dipegangnya.
‘Cklek’
Keadaan
rumah Yunbi masih sama seperti saat terakhir ia berada di rumahnya minggu lalu.
Saat ia kehujanan hingga membuatnya masuk rumah sakit.
Yunbi
meletakkan kopernya di samping sofa ruang TV. Ia menghempaskan tubuhnya disana.
Sesaat ia menyadari ada sesuatu yang aneh.
“Tumben,
eomma membuatkanku kue.” Ucapnya sambil berdiri untuk mengambil cupcakes yang
diletakkan diatas meja.
“Aigooo!!!”
ucapnya saat ia melihat ke arah lantai di samping meja tersebut.
Ia
berjalan mendekatinya. Mencoba meyakinkan akan penglihatannya.
“Cupcakes?!”
lanjutnya lagi.
Kini
dihadapannya ada sebuah cupcakes yang diletakkan di lantai. Ia mengambilnya
lalu mengamatinya. Pandangannya kemudian beralih, dan kemudian ia mendapati
cupcakes yang diletakkan tak jauh dari cupcakes pertama yang ia temukan. Ia
berjalan mendekatinya. Dan ia dikejutkan oleh deretan cupcakes yang ditata rapi
di ambang pintu menuju teras belakang rumahnya.
Cupcakes
itu dibalut cream dan diatasnya, masing-masing dilukis sebuah huruf dengan
selai berwarna merah. Hingga deretan cupcakes itu membentuk sebuah kalimat.
‘Happy
Birthday Choi Yun Bi!!!’
Yunbi
mengkerutkan keningnya. Ia terdiam sejenak dan sesaat kemudian, ia baru
menyadari kalau hari ini adalah hari ulang tahunnya. Karena ia sedang sakit, ia
sampai lupa kalau kini usianya telah bertambah 1 tahun.
Dalam
benaknya berfikir, siapa yang telah membuat ini semua?
Yunbi
kemudian berjalan keluar menuju teras belakang rumahnya. Ia berjalan mengikuti
deretan cupcakes yang ditata rapi dan berujung tepat di depan seorang lelaki
yang berdiri tegap menghadap Yunbi. Awalnya,
ia berfikir bahwa itu adalah hasi pekerjaan orang tuanya. Tetapi, ia mengetahui
bahwa perkiraannya itu salah setelah melihat seseorang yang kini berdiri
dihadapannya.
“Saenggil
chukkae hamnida!”
“Chanyeol,
kaukah itu?” tanya Yunbi ragu.
Namja
yang berdiri sambil memegang sebuah cupcakes itu menganggukkan kepalanya.
“Buat
permintaan dan tiuplah lilin ini.” ucap Chanyeol yang berjalan menghampiri
Yunbi.
“Nn..ne.”
‘Wush!’
Api
dari lilin itu akhirnya padam setelah Yunbi meniupnya. Senyuman tampak dari
wajah Yunbi juga Chanyeol yang telah berhasil memberi kejutan untuk sahabatnya
itu.
“Jadi
sebenarnya ini semua untukku?” tanya Yunbi yang ternyata telah menyadari bahwa
selama ini orang yang dimaksud Chanyeol adalah dirinya sendiri.
Chanyeol
hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
“Gomawo!”
ucap Yunbi kemudian.
“Nn…ne.”
jawab Chanyeol singkat.
“Tunggu
disini sebentar.” Lanjutnya.
Ia
berjalan pergi meninggalkan Yunbi untuk mengambil sebuah kado yang telah ia
siapkan untuk Yunbi. Chanyeol menarik napas panjang sebelum akhirnya ia
memberikan kado itu pada Yunbi.
“Eungh…”
ucap Yunbi bingung.
“Untukmu,” ucapnya singkat.
Yunbi
pun menerima kado yang cukup besar itu dan membukanya itu tepat dihadapan
Chanyeol. Yang memberi kado tampak begitu khawatir saat itu. Dan saat kado itu
terbuka, sebuah keterkejutan luar biasa menghadang Yunbi tiba-tiba.
“Nan
jeongmal saranghae Choi Yun Bi!”
Ia
membaca tulisan yang ada dalam kado tersebut. Bersamaan dengan itu, Chanyeol
mengucapkan kata yang sama dengan tulisan yang dibaca Yunbi dengan sedikit
keras.
Benar
sekali! Selama ini Chanyeol mencintai Yunbi. Sebenarnya, orang yang ingin ia
beri kejutan adalah Yunbi. Ide membuat cupcakes tiba-tiba menghantui Chanyeol.Dan
kunjungannya ke toko buku bersama Yunbi beberapa waktu lalu tak lain adalah untuk membeli buku tentang cara
membuat cupcakes. Karena ia ragu untuk mempelajarinya sendiri, ia pun meminta
bantuan langsung pada Yunbi untuk mengajarinya cara membuat cupcakes.
Dan
saat ini, Chanyeol telah berhasil menyampaikan perasaannya itu melalui cupcakes
buatannya sendiri. Ia menghias kue-kue itu dengan huruf-huruf yang membentuk
kata ‘Nan Jeongmal Saranghae Choi Yun Bi’. Di samping cupcakes tersebut, ia
letakkan sebuah cupcakes dengan hiasan yang tampak seperti sebuah wajah yang
tersenyum dengan kedua matanya berbentuk hati. Sedangkan setelahnya, terdapat
beberapa cupcakes lagi. bertuliskan ‘Nae
Yeojachingguga Dwaeyo Jullae?’.
“Chanyeol…kau
bersungguh-sungguh soal ini?” tanya Yunbi polos.
“Tentu
saja.” Jawab Chanyeol mantap.
“Lalu,
kau menunggu jawaban dariku?”
Chanyeol
menganggukkan kepalanya, menjawab pertanyaan Yunbi barusan.
“Pabbo!!!”
ucap Yunbi sambil memukul lengan Chanyeol.
“Huh?!
Maksudmu?” Chanyeol sungguh tak mengerti dengan apa yang dikatakan Yunbi.
“Siapa
yang akan menghabiskan semua kue-kue ini, huh?!”
“Yak,
kenapa kau mengalihkan pembicaraan kita? Bagaimana dengan jawabanmu, huh?”
Kesal Chanyeol pada Yunbi yang mulai ngelantur kemana-mana.
“Eummm…Kau
berharap aku menjawab apa?”
“Huh?!
Kau ini bicara apa?” tanya Chanyeol kebingungan.
“Maksudku,
kau pasti sudah merencanakan semuanya, kan? Lalu setelah ini apa yang kau
inginkan? “ terang Yunbi.
“….”
Chanyeol hanya diam dan tak menanggapi ucapan Yunbi barusan.
“O.K.
Baiklah Park Chanyeol. Apa yang kau rencanakan jika aku telah menerimamu?”
“Euhh…itu.
Kalau kau menerimaku, aku ingin kau memakan separuh bagian dari cupcake-cupcake
yang ada dalam kado itu.” Chanyeol mengambil jeda sejenak sebelum melanjutkan
ucapannya. “Tapi, jika kau menolakku, aku berjanji akan mengahabiskan kue-kue
itu sendirian.”
Yunbi
tersenyum mendengar penjelasan Chanyeol.
“Memangnya
kau bisa memakan semuanya?” tanya Yunbi mencoba mencairkan suasana.
“Eummm…entahlah.
Aku tidak yakin.” Jawab Chanyeol ragu.
Hatinya
bingung. Ia berharap bahwa setelah mendapat kado darinya, Yunbi akan tersenyum
dan menerima cintanya. Namun, tanpa disangka, Yunbi malah menanyakan tentang
semua itu.
“Baiklah
kalau begitu.”
Yunbi
kemudian meletakkan kado itu kembali ke tangan Chanyeol. Sepertinya, Chanyeol
telah ditolak oleh Yunbi. Buktinya, ia mengembalikan kado tersebut. Sudah
sangat jelas bukan?
“Jadi,,,
kau menolakku Yunbi…” tanya Chanyeol ragu.
Yunbi
tak menanggapi perkataan Chanyeol barusan. Ia malah berjalan masuk ke dalam
rumah.
Ternyata
benar, rupanya Chanyeol akan menghabiskan cupcakes buatannya itu seorang diri.
Ia pun jatuh terduduk dengan kedua lututnya yang ia tekuk. Sementara kadonya, masih
ia pegang ditangannya. Ia membenamkan kepalanya diantara kedua lututnya.
Matanya menatap lurus ke bawah. Usahanya sia-sia.
*****
__2
days later__
“Hya!!!
Kau apakan rambutku huh?!” teriak Yunbi pada pelayan salon sambil memandangi
pantulan rambutnya di cermin. Ia berteriak tak jelas karena rambut sebahunya
yang dari dulu selalu ia ikat, kini malah dibiarkan tergerai. Dengan bagian
ujung rambut, dibuat sedikit bergelombang. Ia tampak berbeda.
“Joesonghamnida…Ini,
perintah dari Chanyeol agassi.” Ucap pelayan itu ragu.
“Mm..mwo?
Chanyeol yang menyuruhmu?” ucap Yunbi yang kemudian menatap pelayan salon
tersebut.
Pelayan
itu tampak ketakutan. Ia hanya mengangguk, mengiyakan pertanyaan Yunbi barusan.
“Nona
tampak cantik jika seperti ini…” ucap pelayan itu ragu.
“Mwo?
Jadi maksudmu aku ini sebelumnya jelek,huh?!” kesal Yunbi lagi.
“Ann..nniamnida!
Maksud saya, nona lebih terlihat cantik jika rambut nona dibiarkan tergerai
seperti itu…” terang pelayan itu.
“Haishh!!!
Sudahlah!!! Dimana Chanyeol?” tanya Yunbi untuk menyudahi pertengkarannya
dengan pelayan salon itu.
“Chanyeol
agassi menunggu nona di luar.” Jawab pelayan itu.
Tanpa
basa basi, Yunbi langsung melangkah keluar dari dalam salon itu. Ia dapati
Chanyeol yang tengah membaca majalah di sofa ruang tunggu.
“Hya!!!
Apa maksudmu menyuruhnya mengubah rambutku,huh?! Kubilang aku kesini hanya
untuk memotong rambutku!!!” protes Yunbi.
“Euh?!
Kau sudah selesai.” Ucap Chanyeol kemudian beralih menatap Yunbi beserta rambut
barunya.
Chanyeol
hanya diam saat mendapati rambut Yunbi telah berubah. Yunbi terlihat makin
cantik.
“Hya!!!
Kenapa menatapku seperti itu? Cepat kembalikan rambut lamaku!!!” kesal Yunbi
lagi.
“Shirreo!!!
Aku ingin kau tetap seperti ini sampai nanti.” Terang Chanyeol. Ia pun bangkit
dari duduknya.
“Mm..mwo?
Kau…, Baju yang kau gunakan itu…?!” tunjuk Yunbi pada pakaian yang dikenakan
Chanyeol.
“Huh?!
Oh ini,,, kau pasti sudah tahu. Ini baju coup--” belum usai Chanyeol berucap,
Yunbi malah berteriak.
“Hya!!!
Baju model apa ini? Sungguh menggelikan!!!” omel Yunbi tak jelas saat mendapati
Chanyeol mengenakan pakaian yang serupa dengan yang ia kenakan.
Ternyata,
selain megubah model rambutnya, pelayan salon tadi juga menyuruh Yunbi
mengenakan kemeja bergaris berwarna coklat muda, sama persis seperti yang
dikenakan Chanyeol.
“Bukankah
ini bagus? Ini sangat cocok untuk kita!” ucap Chanyeol dengan senyum yang
mengembang.
“Hya!!!
Aku tak suka ini!!!” protes Yunbi.
“Haishhh!!!
Sudahlah!!! Ayo kita pergi. Aku tak punya waktu lama!!!”
Chanyeol
pun menarik paksa tangan Yunbi. Mereka pun keluar dari salon itu. Chanyeol
tampak gembira saat itu. Ia bahkan tak dapat menyembunyikan senyum
bahagianya. Sedangkan Yunbi hanya
menggerutu tak jelas menanggapi perlakuan Chanyeol padanya. Tapi, sejujurnya,
perasaannya mengatakan bahwa ia bahagia karena saat ini Chanyeol telah
bersamanya.
Yunbi
merasa bahwa keputusannya dua hari lalu itu tak salah. Ia telah berhasil
mengambil keputusan yang tepat. Ia berjanji tak akan pernah menyia-nyiakan
semua ini. Ia akan tetap mencoba dan berusaha yang terbaik untuk perasaannya
sendiri, juga untuk Chanyeol tentunya.
~END~
_*flasback 2 days ago_
“Jadi,,, kau menolakku Yunbi…” tanya Chanyeol
ragu.
Yunbi
tak menanggapi perkataan Chanyeol barusan. Ia malah berjalan masuk ke dalam
rumah.
Ternyata
benar, rupanya Chanyeol akan menghabiskan cupcakes buatannya itu seorang diri.
Ia pun jatuh terduduk dengan kedua lututnya yang ia tekuk. Sementara kadonya,
masih ia pegang ditangannya. Ia membenamkan kepalanya diantara kedua lututnya.
Matanya menatap lurus ke bawah. Usahanya sia-sia.
Chanyeol
tak tahu apa yang harus ia lakukan sekarang. Ia hanya terdiam meratapi nasib
cintanya. Sampai ia merasakan seseorang mendekat ke arahnya. Dan semakin lama
semakin dekat. Ia bahkan tak menoleh untuk melihat siap orang tersebut, karena
perasaannya yang terlalu sakit.
“Kurang
manis..”
Ia
langsung mendongak saat mendengar suara Yunbi. Kini, didapatinya Yunbi
berjongkok dihadapannya sambil memakan cupcakes buatannya. Dilihatnya juga
tangan Yunbi yang memegang sebuah piring yang diatasnya terdapat beberapa
cupcakes.
Chanyeol
masih terdiam di tempatnya. Sementara Yunbi dengan santainya berdiri kemudian meninggalkan
Chanyeol begitu saja di teras.
Chanyeol
terlonjak dan langsung melihat ke arah kado yang masih dipegangnya. Dan benar
saja, cupcakes yang awalnya berjumlah 24 (*dihtung dari huruf hangul), sekarang
telah berkurang. Chanyeol menghitung sisa kue yang ada. Dan ternyata hanya
tinggal 12 buah saja. Ia mencoba menelaah apa yang sebenarnya terjadi.
Tiba-tiba
saja….
“CHOI
YUN BI!!! GOMAWOYO!!! NAN JEONGMAL SARANGHAEYO!!!!” teriak Chanyeol dari teras.
Sementara
Yunbi yang berada di dalam dan tengah menikmati cupcakes buatan Chanyeol hanya
tersenyum mendengar teriakan Chanyeol. Ia kemudian membalas ucapan Chanyeol.
“YAK!!!
PARK CHANYEOL!!! JANGAN BERTERIAK-TERIAK DI RUMAH ORANG!!!” teriak Yunbi tak
kalah kerasnya.
Tiba-tiba
saja, Chanyeol berlari ke arahnya dan mendekapnya dari belakang. Karena terlalu
bahagia, Chanyeol memeluk Yunbi begitu erat. Hingga Yunbi hampir kehilangan
nafas.
“Yak….lepp..pass
kann.. ak..ku.” ucap Yunbi terbata-bata karena Chanyeol yang memeluknya begitu
erat. Chanyeol malah menghiraukan ucapan Yunbi barusan. Ia semakin mengeratkan
pelukannya. Ia seperti tak ingin kehilangan Yunbi.
Dan
ternyata, kekesalan Yunbi sore itu, malah berganti dengan kejadian luar biasa
yang datang tanpa ia sangka. Ia mungkin tak percaya dengan apa yang telah
dilakukan sahabatnya sendiri. Selama ini ia tak pernah mengira bahwa Chanyeol
menyimpan perasaan untuknya. Sedangkan dia selama ini, merasa ada hal aneh yang
membuatnya merasa nyaman saat bersama dengan Chanyeol. Ia sendiri belum tahu
perasaan apa itu. Tetapi, sekarang hatinya mengatakan:
“Mungkin aku sendiri belum yakin tentang
perasaanku padanya. Tetapi jika ternyata dia mencintaiku, maka tak ada alasan
bagiku untuk menolaknya. Lagipula, keajaiban Tuhan pasti akan datang kapanpun,
dimanapun, dan apapun itu. Dan mungkin,
salah satunya adalah 16 cupcakes ini.
Aku yakin, bahwa keajaiban itu suatu hari
nanti akan datang menghampiriku. Hingga membuatku mampu untuk mencintainya sama
seperti dia mencintaiku.“
__~Miraculous
Cupcakes~
Author’s
note: Terima kasih buat chinggu yang udah baca ff ini. Ditunggu comment.nya!^^
0 komentar:
Posting Komentar