EXO's FanFiction
Author :
MalAquaticSparks
Cast :
*
Kim Joon Myun ( Suho EXO-K)
*
Jung Seung Hee ( OC )
*
Kim Jong Dae (Chen EXO-M)
Backsound
: Baby Maybe (SNSD), Oppa Nappa (SNSD), Promise (SNSD).
#Anggap usianya suho sudah 25 tahun.
Happy Reading...^^
Author’s POV
Sebuah pesta pertunangan itu
dilaksanakan dengan meriah. Senyuman terlihat sangat jelas di wajah pasangan
yang akan segera melangsungkan pernikahan tahun depan. Dua buah cincin telah
melingkari jari keduanya. Semua yang hadir tampak sangat bahagia.
Kim Joon Myun atau yang lebih akrab
di sapa Suho oleh beberapa teman-temanya, mulai turun dan menghampiri
teman-temanya yang hadir di acara tersebut.
“ Sepertinya kita akan mengeluarkan
banyak uang untuk memberi kado special ke hyung-hyung kita!” kata Kai sambil memandang
Suho, Kris, dan Luhan yang memang telah melangsungkan pertunangan.
Jung
Seung Hee’s POV
Usiaku baru saja 24 tahun, dan orang
tuaku menjodohkanku dengan Suho yang berusia 25
tahun(#anggap saja usianya Suho sudah 25 tahun). Aku sudah berusaha
untuk membuat hati orang tuaku luluh dan kemudian membatalkan acara perjodohan
yang kuno ini. Di tambah lagi dengan keadaanku yang masih mempunyai hubungan
dengan Chen. Sebenarnya, Suho baru saja berpisah dengan yeoja chingunya karena
masalah ini. Bukankah itu hal yang rumit? Orang tua kami masing-masing terlihat
sangat bahagia ketika aku dan Suho meng-iyakan permintaan mereka. Tapi,
anak-anak mereka menderita karena harus menjalani hal seperti ini tanpa di
dasari dengan yang namanya cinta.
Aku memang pernah mengenal Suho.
Karena kami satu sekolah saat SD dan SMP. Bahkan saat SD, kami duduk
berdampingan jadi aku sedikit mengenalnya. Setidaknya aku tahu tanggal
lahirnya, pekerjaan orang tuanya, hal-hal yang dapat dia lakukan atau tidak,
dll. Itu artinya aku cukup mengenalnya.
Awal-awal aku melihat Suho tahun
lalu, jantungku masih berdebar. Aku sedikit canggung ketika berbicara
dengannya, begitu juga sebaliknya. Tapi aku berusaha untuk tak begitu terlihat
canggung. Semoga saja semua berjalan lancar.
Suho’s
POV
Perjodohan?! Ini sudah modern. Untuk
apa orang tuaku menjodohkanku dengan Seung Hee. Meskipun aku sudah membuat
surat perjanjian dengan Seung hee, tapi ini masih terasa berat. Aku hanya bisa
memberikan senyuman palsu yang di buat-buat. Dan kulihat Seung hee juga seperti
itu.
Orang tuaku dan orang tua Seung hee
benar-benar tak mengerti dengan semua ini. Mereka berfikir, jika aku dan Seung
Hee menikah, akan lebih mudah untuk
memajukan masing-masing perusahaan. Dan aku akan semakin cepat diangkat sebagai
CEO. Oke! Aku juga mengharapkan hal itu. tapi, kulihat Seung Hee tidak punya
tujuan yang sama denganku. Seung Hee hanya tidak ingin membuat orang tuanya
kecewa. Apalagi Seung hee juga sudah menolaknya dengan keras. Tetap saja, orang
tuaku dan orang tua Seung hee tidak mau mengalah.
Beberapa waktu lalu, aku membuat
kesepakatan dengan Seung hee. Di dalam surat pernyataan tersebut isi pokoknya :
1.
Saling mengerti tugas
masing-masing
2.
Tidak mengganggu hubungan
pribadi masing-masing
3.
Untuk pendapatan harus
digunakan dengan adil
4.
Dll
Chen’s POV
Hatiku terasa sangat sakit ketika
melihat Suho hyung memakaikan cincin di jari Seung hee. Aku memang harus
menerima semua resiko. Karena aku tidak melarang fikiran gila ini. Seung hee
mau menikah dengan Suho hyung itu hanya karena tidak ingin membuat orang tuanya
kecewa atau terjadi sesuatu pada orang tuanya. Apalagi kudengar ada beberapa
ancaman jika Seung Hee tak mau menuruti permintaan orang tuanya ini. Jadi, aku
harus menerima semua resiko. Dan ini hanyalah pernikahan palsu. Pernikahan yang
resmi di mata hukum, bukan di mata semua orang.
Aku berdiri tidak jauh dari lokasi
Suho hyung dan Seung hee berdiri. Seung hee memberikan senyuman yang kulihat
seperti di buat-buat. Senyum itu benar-benar membuatku lebih sakit lagi.
Mungkin aku terlambat banyak sekali langkah. Meskipun Seung hee menikah dengan
Suho hyung, aku masih tetap menjadi namja chingu-nya Seung hee.
Author’s
POV
Suho berjalan mendekati Seung hee
yang sedang duduk di ruang make-up. Seung hee terus menatap dirinya di cermin.
“ Seung Hee~yah! Lebih baik kau ikut
aku menemui teman-temanku. Chen juga ada di sana.” Kata Suho
“ Aku tak berani bertemu Chen.”
Jawab Seung hee
“ Dia ingin bertemu denganmu!” kata
Suho berbohong.
“ Geotjimalhajima!” jawab Seung hee
“ Ani! Bballi! Teman-temanku sudah
menunggu! Lagipula dia tidak keberatan dengan hal ini!” ajak Suho.
Suho dan Seung hee berjalan
mendekati teman-teman Suho yang sedang terlihat asyik mengobrol.
“ Yah! Ini Jung Seung hee.” Kata
Suho memperkenalkan Seung hee pada teman-temannya.
“ Seung hee? Chen! Bukankah dia
yeoja chingumu?” tanya Baekhyun kaget.
Chen hanya menatap Seung hee dengan
sesekali memalingkan wajah. Sebenarnya banyak teman-teman Chen yang sudah
mengenal Seung Hee dengan baik.
“ Kalian sudah tahu?” tanya Suho
kebingungan.
“ Hyung! Bagaimana bisa kau sejahat
ini? Bukankah hyung tahu bahwa Seung hee Noona adalah...” kata Sehun
berkomentar.
“ Aku tahu!” kata Suho yang membuat
teman-temannya terdiam.
“ Kita hanya berpura-pura tentang
ini.” Jawab Seung hee
“ Ini pernikahan palsu! Jadi tenang
saja! Dan kami juga telah memikirkan tentang ini sebelumnya.” Tambah Suho
“ Tapi, apa kau tahu tentang hal
ini?” tanya Baekhyun pada Chen. Yang hanya menjawabnya dengan anggukan.
“ Aku fikir hal seperti ini hanya
terjadi dalam drama saja!” kata Baekhyun.
“ Kalian hebat! Bisa melakukan hal
gila seperti ini!” kata Kai dengan ekspresi heran.
“ Jika orang tuaku dan orang tuanya
tidak memaksaku, aku juga tidak akan mau!” kata Suho menyindir Seung hee.
“ Yah! Kau tahu?! Bukan hanya orang
tuaku dan orang tuamu, tapi kau juga ikut memaksaku!” kata Seung Hee tegas.
“ Jangan bertengkar disini!
Memalukan!” kata Chen mulai angkat bicara.
“ Ani! Satu lagi! Kau yang punya
urusan, tapi kenapa aku yang harus ikut susah seperti ini?” tanya Seung Hee
masih tidak mau kalah.
Seung hee dan Suho terus saja
bertengkar. Tanpa ada hentinya dan tidak ada yang mau mengalah.
“ Tidakkah sebaiknya mereka di
pisahkan?” bisik Chan yeol pada Chen
“ Jangan mencampuri urusan mereka!”
tanggap Xiumin
Selangkah demi selangkah semua orang
yang awalnya berada dekat dengan Suho dan Seung hee mulai menjauh.
“ Sebenarnya ada apa denganmu?!
Bagaimana bisa ada gadis yang begitu menyebalkan?” kata Suho yang tetap tak mau
mengalah.
“ Lalu kenapa kau memintaku menuruti
perjodohan gila ini? Kenapa kau tidak meminta ke yeoja chingumu?” jawab Seung
hee, “ Atau kau berbohong tentang yeoja chingumu yang cantik itu? tentu saja
kau berbohong! Mana ada yeoja yang mau dengan namja segila dan se-egois
dirimu?!”
“ Yah!” teriak Suho kehabisan akal
untuk membalas Seung Hee
“ Menyebalkan!” kata Seung hee
sambil pergi meninggalkan Suho yang hanya bisa terus mencibir.
Seung hee kemudian menghampiri
teman-temanya. Ekspresi Seung hee yang semula terlihat sangat marah, begitu
menemui teman-temannya, ekspresinya berubah menjadi ceria.
“ Jangan mengatakan hal yang
membuatnya marah! Kau tak akan bisa melawannya!” kata Chen menyarankan.
“ Bagaimana kau bisa bertahan dengan
gadis seperti itu?” tanya Suho dengan perasaan marah.
“ Hyung akan menyadarinya nanti!
Kalau sebenarnya dia gadis yang baik, dia juga akan memberikan senyumnya
untukmu setiap hari.” Kata Chen sambil memandang ke arah Seung Hee.
Suho’s
POV
Sekarang, secara hukum aku dan Seung
hee memang resmi menikah. Tapi, kami sama sekali tak beranggapan seperti itu.
Beberapa waktu lalu aku dan Seung hee membeli rumah. Itupun kami lakukan karena
kami tidak ingin rahasia kami terbongkar. Bayangkan apa yang akan Ayahku
lakukan jika tahu aku berbohong?
Rumah yang kami beli sederhana. Ada
3 kamar tidur di dalamnya. 1 kamar untukku dan 1 kamar lagi untuk Seung Hee. 1
kamar lainnya itu kami gunakan sebagai kamar tamu, meskipun aku tahu tak akan
ada orang yang akan menginap dirumah kami. Di belakang rumah ada taman kecil
yang dilengkapi dengan kolam renang sedalam 3 meter. Dan ayahku hanya memberiku
1 buah mobil. Aku tahu maksudnya. Ayah ingin aku selalu berangkat bersama Seung
Hee.
Perasaanku sekarang terasa lebih
bebas. Tak ada yang terus memaksaku meskipun terkadang Seung Hee menyuruhku
melakukan ini dan itu. Contohnya seperti memintaku meletakkan toples-toples di
rak dapur yang letaknya memang cukup tinggi. Lalu memintaku memindahkan kursi
kesana-kemari. Dan yang lebih parah lagi, hari ini dia memintaku untuk
menemaninya belanja. Benar-benar gila! Aku merasa aku ini seperti asistennya.
“ Bisakah kau mengantarku atau
sekalian menemaniku belanja?” tanya Seung hee.
“ Kenapa kau tidak pergi sendiri?”
tanyaku mencoba menolak
“ Aku tidak tahu tentang apa yang
kau suka. Jadi nanti kau ambil sendiri bahan-bahan untuk persediaan makanan.”
Kata Seung hee menerangkan.
“ Araseo!” kataku sambil berjalan
keluar rumah.
Jung
Seung Hee’s POV
Aku berjalan sambil mendorong kereta
belanja. Di sampingku ada Suho yang menemaniku untuk berbelanja.
“ Kenapa kau sama sekali tak
mengambil ayam? Aku tahu kau tidak menyukainya, tapi aku menyukainya!” protes
Suho sambil memasukkan satu daging ayam utuh ke dalam kereta belanja.
“ Aku tidak bisa memasak ayam. Jika kau
ingin makan ayam, kau yang membersihkan ayamnya, aku yang membantu menyiapkan
bumbunya! Eottae?” tanyaku.
“ Bukankah kau suka buah pear?”
tanya Suho ketika melewati rak-rak buah.
“ Ne!” jawabku sambil mengambil
beberapa buah yang ada di rak-rak buah.
Mendengar dia mengetahui beberapa
hal tentangku, itu membuatku senang. Dulu aku berfikir dia tak pernah tahu
tentang hal-hal yang kusuka dan hal-hal yang aku benci. Tapi sekarang dia lebih
mengenalku daripada aku mengenalnya.
Setelah cukup lama aku berbelanja,
aku kembali pulang untuk menata rumah baruku dan Suho. Tapi, ketika aku masih
diperjalanan, aku merasa mulai melupakan Chen. Akhirnya aku menelfonya. Karena
kufikir, aku adalah yeoja chingu Chen, tapi aku tak pernah menelfonnya. Itu
akan terlihat aneh. Apalagi beberapa waktu lalu dia sempat marah padaku karena
jarang menelfon atau mengangkat telfon darinya.
“ Yoboseyo...” jawab Chen dari
telfon
“ Yah! Neoneun gwaenchana? Kau tidak
marah padaku-kan?” tanyaku memastikan
“ Ani! Wae geurae?” tanya Chen terdengar
cuek.
“ Aku hanya takut kau marah padaku
karena masalah kemarin.” Kataku pelan.
“ Jangan khawatir! Tapi, awas jika
kau sampai terpesona pada Suho hyung atau kau berpaling dariku!” ancam Chen
“ Araseo! Gomawo...dan...” kataku
“ Mianhae?” potong Chen cepat.
“ Hmm..geureom...Annyeong!” kataku
sambil menutup telfon.
Suho’s
POV
Ini pertama kalinya aku berbelanja
dengan seorang yeoja. Ini terdengar gila! Mengingat tentang apa saja yang
kukatakan pada Seung Hee tadi membuatku berfikir bahwa sebenarnya aku cukup
mengenalnya dan aku belum melupakannya. Jika saja baru sekarang aku menyukai
Seung hee dengan sangat kuat, aku tidak ingin menjadi seorang pengecut seperti
dulu. Dan jika tiba-tiba perasaanku pada Seung hee kembali, aku tak akan
menyia-nyiakan waktuku lagi untuk menjadi seorang pengecut.
“ Apa yang baru saja kufikirkan?”
tanyaku pada diriku sendiri
Tapi memang aku pernah menyukai
Seung hee dulu ketika masih SMP. Aku merasa dia tahu tentang perasaanku, tapi
kurasa itu tidak mungkin. Aku juga tidak pernah membayangkan kami bertemu lagi
dengan cara seperti ini. Bahkan aku tak pernah membayangkan dia akan menikah
denganku ( secara hukum). Tapi aku bersyukur aku tidak mengatakan perasaanku
dulu. Coba bayangkan jika akhirnya seperti ini, dengan terus mengingat
kenangan-kenangan memalukan.
“ Dia tumbuh sangat baik. Aku senang
bisa melihatnya sehat dan ceria seperti dulu.” kataku pada diriku sendiri.
Tok tok tok tok...
Suara ketukan yang begitu keras
membuyarkan semua imajinasi gilaku. Aku membukakan pintu kamarku.
Jung
Seung Hee’s POV
Aku menata semua barang yang telah
di beli dari supermarket tadi pagi. Aku juga sudah memasak nasi lebih awal. Aku
juga sudah menyiapkan semua makanan yang sudah kutata rapi di atas meja makan.
Wajahku mulai menyunggingkan senyum kecil. Aku pernah berharap sesuatu ketika
aku masih duduk di bangku SMP. Aku ingin Suho mencicipi masakanku. Dan inilah
saatnya.
Aku ingat ketika temanku mengatakan
kata-kata penyemangat hidup untukku.
“ Mungkin sekarang kau tak bisa
mendapatkan Suho, tapi di masa depan mungkin kau akan berdiri bersamanya sambil
mengenakan gaun putih yang indah.”
Untuk anak usia 15 tahun, itu hal
yang sangat jauh sekali. Tapi, kata-katanya benar-benar terjadi.
“ Aku tak bisa membohongi diriku
sendiri.” Kataku dalam hati sambil berjalan ke arah kamar Suho.
Aku mulai mengetuk pintunya. Dan dia
membukanya dengan ekspresi terganggu.
“ Kenapa mengetuk pintu keras
sekali?” keluhnya
“ Mianhae...aku hanya ingin
mengajakmu makan! Aku sudah menyiapkannya di bawah.” Kataku gugup.
“ Oh! Ne!” katanya sambil keluar
dari kamar dan berjalan mendahuluiku.
Aku berjalan di belakangnya. Dan
duduk tepat di depannya. Dan Suho mulai merasakan masakanku. Rasanya seluruh
tubuhku kaku.
“ Bagaimana rasanya?” tanyaku
penasaran
“ Umm...enak! kau pintar dalam
memasak!” pujinya
Aku tersenyum tipis. Sebenarnya aku
takut jika Suho melihat wajahku yang seperti udang rebus.
“ Oh! Gomawo...” kataku sambil
tersenyum.
Suho’s
POV
Aku membuka pintu dengan menunjukkan
ekspresi terganggu. Bayangkan saja! Mengetuk pintu saja seperti ingin mendobrak
pintu agar terbuka.
“ Kenapa mengetuk pintu keras
sekali?” keluhku
“ Mianhae...aku hanya ingin
mengajakmu makan! Aku sudah menyiapkannya di bawah.” Kata Seung hee pelan.
“ Oh! Ne!” jawabku sambil berjalan
mendahuluinya.
Dulu dia tak bersikap selembut ini
padaku. Tapi, ketika pesta pertunangan tahun lalu dia meneriakiku seakan-akan
aku yang bersalah. Menurutku, Seung hee itu dapat merubah ekspresi, mood, dan
sikap-sikap anehnya dengan cepat. Aku ingat ketika SMP, waktu itu dia datang ke
kelasku untuk meminjam sesuatu. Wajahnya terlihat ceria seperti biasanya. Tapi
15 menit kemudian setelah dia pergi dari kelasku, lalu berpapasan denganku,
wajahnya terlihat sedih. Aku tidak tahu kenapa...tapi cuek saja!
Aku duduk di depan Seung hee. Aku
melihat dia menata makanannya dengan rapi dan semua makanan itu terlihat enak.
Aku mulai memakan masakan Seung hee. Ini pertama kalinya aku makan masakan
Seung hee. Dan makanan ini terasa sangat pas di lidahku dan tak kurang
sedikitpun.
“ Bagaimana rasanya?” tanya Seung
hee penasaran
“ Umm...enak! kau pintar dalam
memasak!” pujiku karena rasanya memang sangat enak.
Kulihat Seung hee sedikit tersenyum
sambil menunduk. Dan aku juga melihat rona merah yang ada dipipinya.
“ Oh! Gomawo...” kata Seung hee sambil
tersenyum.
Lagi-lagi dia tersenyum. Dan
senyuman itu cukup membuatku terdiam melihatnya. Kemudian dia melanjutkan
makannya begitu juga denganku. Dia makan dengan sangat cepat untuk ukuran
yeoja. Yeoja-yeoja yang biasa kulihat, setelah aku selesai makan, 3 menit
kemudian baru mereka selesai. Tapi Seung hee selesai makan setelah 30 detik aku
selesai makan.
“ Kau makan dengan sangat cepat.”
Kataku
“ Geurae!” jawabnya singkat sambil
membereskan meja makan.
“ Apa kau hanya akan diam disana?
apa kau tak ada niat untuk membantuku?” tanya Seung hee tanpa memandangku. Dia
sibuk mencuci piring dan peralatan lainnya.
“ Apa?” tanyaku
“ Setiap hari kau bantu aku
membersihkan rumah! Karena rumah ini cukup luas! Dan tidak mungkin aku
membersihkannya sendirian!” katanya sambil berjalan menuju sofa untuk menonton
TV.
Aku mengikutinya dari belakang. Dan
aku duduk di sampingnya. Aku tidak merasa terlalu canggung sekarang. Hanya saja
aku merasa tanganku dingin.
Jung
Seung Hee’s POV
Aku duduk di sofa empuk sambil
menonton acara di TV. Kulihat Suho duduk di sampingku. Aku sedikit kaget tapi
ku biarkan karena aku pernah duduk dekat dengan Suho.
“ Bukankah sebentar lagi kau akan
mengikuti pelatihan untuk menjadi guru?” tanya Suho padaku
“ Ne, wae?” jawabku.
“ Kau tumbuh dengan sangat baik.”
Kata Suho membuatku terkejut.
“ Kau juga tumbuh dengan sangat
baik.” Jawabku sambil terus meredam tanganku yang dingin.
“ Sebelumnya aku tak pernah berfikir
akan ada hal seperti ini. Dan itu denganmu!” katanya
“ Nado. Aku tak pernah membayangkan
kita akan diikat dengan hubungan aneh seperti ini. Terakhir, aku berfikir untuk
menebak orang yang kau sukai ketika di SMP tapi aku tak sempat.” Ceritaku
akibat rasa keingin tahuanku tentang semua hal yang pernah mengganjal dulu.
“ Aku tak yakin kau tahu?”
“ Hyejung!”
Sebenarnya hatiku sakit jika
mengingat hal itu.
“ Aku tidak benar-benar
menyukainya.” Bantah Suho.
“ Jinjjarago?” kataku tak mau
memandangnya.
Suasana hening sejenak. Aku berfikir
untuk memulai percakapan kembali.
“ Tapi, ketika sekolah dasar, banyak
hal-hal yang terjadi!” Kataku.
“ Geurae...banyak sekali hal-hal
lucu disana.” kata Suho menanggapi.
“ Apalagi mengingat kebiasaan jorokmu
itu!” ceritaku mencoba mengingatkan Suho.
“ Kebiasaan?” tanya Suho heran
“ Kebiasaan suka menggali emas dari
hidungmu di tempat umum.” Kataku sambil menunjuk hidungku sendiri sambil
tertawa kecil.
“ Hahaha” tawanya kencang seperti
suara petir yang menggelegar.
Kami tertawa dan terus bercanda.
Terasa dia sangat dekat denganku. Terasa dia begitu mengenalku. Aku merasa
seperti kembali ke masa lalu.
Author’s
POV
Hari demi hari berjalan dengan
sangat baik. Suho dan Seung hee semakin dekat dan terlihat lebih kompak. Hari
ini adalah hari pelatihan terakhir Seung hee sebelum ia resmi di panggil Jung
Songsaengnim. Hari ini juga adalah hari ulang tahun Chen. 21 September 2017.
Jung
Seung Hee’s POV
Hari ini terasa hari yang indah. Aku
dan semua teman-teman Chen akan mengadakan pesta kejutan untuk ulang tahunnya
yang ke-25 tahun. Kami sudah bersiap-siap di apartemen Chen. Kue, balon, lilin
dan semuanya sudah siap dan rapi. Lampu dimatikan ketika Chen akan datang.
Terdengar suara pintu terbuka. Lampu
seketika menyala. Kami semua berteriak “ Saengil Chukhahabnida”. Tapi semua
terkejut ketika melihat Chen menggandeng tangan seorang gadis yang tak lain
adalah temanku, Lee Hae Bin. Ku lihat mereka juga mengenakan cincin yang sama.
Rasanya hatiku sakit. Aku tidak terima! Jika dia ingin menyakitiku, kenapa
harus memilih Hae Bin? Jelas-jelas dia tahu aku dan Hae Bin berteman dengan
baik.
“ Chen!” kataku
“ Siapa dia?” Bisik Suho pada
teman-temannya.
“ Hae Bin~ah! Wae? Bukankah kau tahu
hubunganku dengan Chen? Kenapa kau lakukan ini? Jika kau menyukai Chen,
seharusnya kau katakan padaku terlebih dahulu! Mungkin aku tak akan merasa
sesakit ini.” Kataku panjang lebar. Sambil pergi meninggalkan mereka semua.
Author’s
POV
Terdengar suara pintu terbuka. Lampu
seketika menyala. Suho, Seung hee, Sehun, Luhan, Chanyeol, Baekhyun, Xiumin,
D.O, Kai, Tao dan Kris, dan Lay berteriak bersamaan “ Saengil Chukhahabnida”.
Tapi semua terkejut ketika melihat Chen menggandeng tangan seorang gadis yang
tak lain adalah teman Seung hee, Lee Hae Bin. Mereka terlihat mengenakan cincin
yang sama.
“ Chen!” panggil Seung hee
“ Siapa dia?” Bisik Suho pada
teman-temannya.
“ Hae Bin~ah! Wae? Bukankah kau tahu
hubunganku dengan Chen? Kenapa kau lakukan ini? Jika kau menyukai Chen,
seharusnya kau katakan padaku terlebih dahulu! Mungkin aku tak akan merasa
sesakit ini.” Kata Seung hee panjang lebar sambil pergi meninggalkan mereka
semua.
Chen hanya diam dan menunduk.
“ Yah! Kenapa kau hanya diam? Cepat
kejar dia dan jelaskan semuanya!” teriak Kris
Tapi Chen sama sekali tak beranjak
dari tempatnya.
“ Kau gila!” kata Suho sambil
berlari mengejar Seung hee.
Satu persatu teman-teman Chen pergi
meninggalkannya. Dan Chen hanya bisa diam ketika mendengar semua perkataan yang
teman-temanya katakan.
“ Aku tak menyangka kau seperti
ini!” kata Xiumin sebelum menyusul Suho dan Seung hee
“ Aku mengerti maksudmu! Tapi bukan
seperti ini caranya! Kau bisa memberi tahu Seung hee baik-baik!” kata Luhan
mulai terpancing emosi.
“ Kau terjebak di dalam kebodohanmu
sendiri hyung!” kata Kai ikut komentar.
Satu persatu keluar dari rumah Chen.
Chen benar-benar melakukan hal bodoh. Dia tidak hanya membuat Seung hee
membencinya, tapi teman-temanya juga ikut membencinya.
Jung
Seung Hee’s POV
Aku berjalan keluar karena aku takut
aku akan menampar salah satu dari Chen atau Hae Bin.
“ Dia tahu aku masih mempunyai
hubungan dengan Chen, tapi kenapa dia seperti ini? Dan Chen, dulu ketika dia
memperbolehkanku dengan Suho...itu berarti ini sudah berjalan lama.” Kataku dalam
hati. Aku terus berfikir
“ Jamkkaman...” kataku ketika aku
mulai mengingat sesuatu. Mungkin jika ada orang yang melihatku di sekitar sini,
pasti orang-orang akan menganggapku gila karena aku berbicara sendiri.
Dari belakang, kudengar suara
langkah kaki yang begitu cepat. Suho berdiri disampingku sambil terengah-engah.
“ Yah! Jalanmu cepat sekali?” tanya
Suho
“ Kau tahu? Aku sedang tidak ingin
berbicara denganmu!” kataku pada Suho.
Akhirnya Suho hanya diam. Dia hanya
terus mengikutiku. Dan aku tak merasa terganggu. Mungkin karena ini di gang
sempit jadi dia mungkin bisa menjagaku.
“ Aku melihat senyumnya ketika Chen
datang! Jadi Kau menyukainya? Huh! Seharusnya dia memberitahuku! Jadi sejak
awal aku akan menolak Chen!” kataku pada diriku sendiri.
“ Haah! Babo! Babo! Sekarang siapa
yang salah?” teriakku cukup keras.
“ Apa karena hal itu kau jadi gila
seperti ini?” tanya Suho
“ Ne!” jawabku sambil membuka mobil
Suho dan masuk kedalamnya.
Aku dan Suho kembali ke rumah.
Sebenarnya aku tidak ingin menangis di depan Suho. Tapi, aku tak dapat menahan
semua air mataku.
“ Uljima!” kata Suho pelan setelah
kami sampai di rumah dan duduk di sofa ruang TV.
Dalam hati aku tersenyum karena dia
peduli padaku. Tapi di sisi lain aku masih kesal dengan peristiwa tadi.
Suho’s
POV
“ Hiks...hiks..” suara sesenggukan
Seung hee terdengar keras.
Ini pertama kalinya aku melihatnya
menangis karena seorang namja. Begitu sakitkah hatimu? Apa kau sangat menyukai
Chen? Inginnya aku bertanya seperti itu.
“ Mianhae...kau harus melihatku
seperti ini.” Katanya
“ Ini pertama kalinya aku melihatmu
menangisi seorang namja.” Kataku lirih
Seung hee terdiam sejenak. Kemudian
dia tersenyum ke arahku.
“ Tapi ini bukan yang pertama
kalinya untukku.” Kata Seung hee sambil mengusap air matanya.
“ Kau akan temukan seseorang yang
lebih baik nanti! Jadi...jangan menangis lagi! Tersenyumlah seperti biasanya.”
Kataku sok puitis.
“ Gomawo...” kata Seung hee mulai
mencoba memadamkan api yang ada dalam hatinya.
“ Kapan kau mulai mengajar?” tanyaku
membelokkan pembicaraan.
“ Umm...mungkin hari senin. Jadi
besok aku hanya menunggu kiriman surat dan hari sabtu aku bisa istirahat di
rumah.” Kata Seung hee dengan senyum kecil di wajahnya.
“ Cepat tidur! Bukankah ini terlewat
dari jam tidurmu?” tanyaku sambil tersenyum ke arahnya.
Author’s
POV
Pagi yang suram untuk Seung hee.
Karena petir dari Chen mambakar hangus otaknya kemarin. Bahkan membuat sarapan
untuk Suho saja sangat malas. Jadi Seung hee hanya memberi Suho Roti selai
Strawberry tanpa segelas susu untuk sarapan.
“ Biasanya kau masak nasi? Kenapa
sekarang hanya roti?” keluh Suho
“ Kenapa tidak masak sendiri? Terima
semua yang ada!” bentak Seung hee
“ Aish! Chen yang punya masalah
denganmu tapi aku terkena imbasnya!” gerutu Suho
“ Kau sama sekali tak pernah
menghargai usahaku!” kata Seung hee tanpa memandang Suho sedikit pun.
Selesai makan, Suho menyuruh Seung
hee membuka pintu gerbang garasi seperti biasanya.
“ Seung hee~yah! Bballi! Aku bisa
terlambat!” teriak Suho berulang-ulang.
“ Kenapa kau tak pernah menghargai
usahaku?” tanya Seung hee sambil mendorong gerbang garasi yang sangat berat.
Jung
Seung Hee’s POV
“ Seung hee~yah! Bballi! Aku bisa
terlambat!” teriak Suho berulang-ulang.
“ Kenapa kau tak pernah menghargai
usahaku?” tanyaku sambil mendorong gerbang garasi yang seberat batuan di gunung
Singgalang.
Seharusnya dia yang membuka gerbang.
Dia namja aku yeoja. Jelas sekali bahwa kekuatan kami berbeda.
“ Annyeong...jaga rumah baik-baik
ya! Jangan sampai rumah ini banjir karena kau menangisi namja yang telah
menyakitimu...OK?! Annyeong...” kata Suho sambil melambaikan tangan padaku.
“ Ne...Jalgayo...” kataku lirih
sambil tersenyum ke arahnya. Aku terus melihat arah mobil Suho hingga aku tak
dapat melihatnya lagi setelah mobil itu berbelok di tikungan yang tak jauh dari
rumah kami.
Aku membalikkan badan. Dan menutup
gerbangnya lagi. Belum sampai aku selesai menutup gerbang, ada seorang namja
berdiri di depanku.
Chen’s
POV
Aku benar-benar bodoh. Apa yang
kulakukan? Kenapa aku bisa memiliki fikiran gila seperti ini? Aku hanya ingin
membuat Seung hee menjauh dariku dan dia bisa menikmati hidupnya bersama Suho
hyung. Karena ku lihat perasaannya padaku masih sama. Dia belum bisa melupakan
Suho hyung. Seakan-akan, dia terikat denganku. Jadi dia tidak bisa leluasa
untuk menjalani hidup yang dia inginkan. Jika aku mencintai Seung hee, itu
artinya aku harus membiarkan Seung hee bahagia.
Hari ini aku berniat untuk minta
maaf meskipun aku yakin Seung hee tidak akan mudah untuk memaafkan semua
kebodohanku ini. Aku mulai mendekati rumah Seung hee. Ku lihat dia juga sedang
berdiri disana.
“ Chen!” panggil Seung hee terkejut.
“ Seung hee~yah! Mi..” kataku
terpotong.
“ Lebih baik masuklah dulu!” potong
Seung hee cepat, “ Banyak orang disini! Aku memberimu kesempatan untuk
menjelaskan semuanya. Tapi jika tiba-tiba emosiku meledak disini...itu
memalukan!” tambahnya lagi.
Aku merasa tak enak hati dengannya.
Aku sudah menyakiti perasaanya, tapi dia masih saja berkata pelan padaku.
Aku berjalan masuk ke dalam rumahnya
dan duduk di sofa ruang tamunya. Seung hee juga menyiapkan minum untukku.
“ Minumlah!” katanya pelan.
Aku hanya bisa menundukkan wajah.
“ Seung hee~yah! Mianhaeyo...”
kataku mengawali pembicaraan. Mata Seung hee mulai berkaca-kaca.
“ Wae? Apa ini semua sudah berjalan
lama?” tanya Seung hee.
“ Aku hanya ingin membuatmu tidak
merasa terikat denganku. Aku ingin kau bersama Suho hyung. Bukankah kau
menyukainya? Aku tidak ingin membuatmu tersiksa karena aku masih terus
menahanmu dengan hubungan ini. Aku harap kau bahagia bersama Suho hyung karena
aku tahu kau tak pernah bahagia bersamaku!” kataku panjang lebar.
“ Tentang Hae Bin, apa itu sudah
berjalan lama?” tanya Seung hee
“ Ani! Aku hanya meminta bantuannya
kemarin! Aku ingin kau melihat semua itu dan kau bisa menjauh dariku! Semua itu
sudah di rencanakan.” Kataku lagi.
“ Aku sangat bahagia bersamamu!
Bahkan kau lebih mengerti aku dibandingkan JoonMyun. Mianhae...aku tak
bermaksud mempermainkanmu.” kata Seung hee
Hatiku tersenyum mendengarnya.
Mungkin aku terlalu bodoh. Dan mungkin aku tak bisa memanfaatkan waktu yang ada
ketika Seung hee bersamaku.
“ Mungkin aku yang tak bisa
memanfaatkan waktu. Aku harap kau tetap berteman baik denganku!” pintaku.
“ Ne! Aku harap kau bisa menemukan
yeoja yang lebih baik. Dan aku yakin yeoja itu sangatlah beruntung bisa bersamamu!”
jawab Seung hee sambil tersenyum ke arahku.
Ku fikir Seung hee tak akan
memaafkanku. Dan aku mengira jika hri ini akan terasa lebih sulit dari
biasanya. Tapi hari ini akan berakhir bahagia.
Author’s
POV
Chen berniat untuk pamit karena
urusanya sudah selesai. Seung hee juga berusaha untuk mengikhlaskan semua yang
telah terjadi.
“ Gomawo!” bisik Chen sambil memeluk
Seung hee.
“ Hmm! Hae Bin gadis yang baik! Dan
dia masih menunggumu!” bisik Seung hee.
“ Aku sangat menyukaimu!” kata Chen
sambil melepas pelukannya.
Seung hee tersenyum gembira.
“ Mungkin mulai sekarang kau akan
lebih banyak memberikan senyummu itu pada Suho hyung.” Goda Chen
“ Haha!” tawa Seung hee keras
“ Jaga dirimu baik-baik!” kata Chen
sambil mengacak-acak rambut Seung hee.
“ Yah! Berani sekali kau datang
kemari?” teriak Suho yang tiba-tiba datang dan menarik Chen sambil melayangkan
pukulan ke wajah Chen bagian kiri.
“ Joon Myun~ah! Apa yang kau lakukan?”
kata Seung hee sambil membantu Chen berdiri.
Suho’s
POV
Ada barangku yang tertinggal di
rumah. Jadi aku kembali ke rumah untuk mengambilnya. Tapi begitu aku sampai
rumah, aku disambut oleh pemandangan menyedihkan. Seung hee terlihat sedang
bercanda dengan Chen di dalam rumahku. Dan mereka di sana hanya berdua! Aku tak
bisa menahan emosiku. Jadi aku menariknya dan langsung memukulnya sehingga
bibir sisi kiri Chen berdarah. Tapi Seung hee malah berteriak padaku.
“ Joon Myun~ah! Apa yang kau
lakukan?” kata Seung hee sambil membantu Chen berdiri.
“ Kenapa kau malah berteriak padaku?
Seharusnya kau berterimakasih!” kataku keras.
“ Untuk apa aku berterima kasih
padamu? Dia datang ke sini baik-baik! Kenapa kau memukulnya? Aku yang punya
masalah dengannya saja sudah memaafka kenapa kau yang tidak punya masalah
apa-apa berani memukulnya?” bentak Seung hee keras sambil membawa Chen keluar
rumah.
Aku hanya bisa berdiri diam
mendengar perkataannya yang tajam menusukku.
“ Menyebalkan.” Gerutuku.
Tak lama kemudian Seung hee masuk
dan mengambil kapas dan beberapa obat. Rasanya aku benar-benar tidak terima
dengan sikapnya yang seperti itu. Kenapa dia lebih peduli pada Chen daripada
aku?
Author’s
POV
Seung hee mencoba mengobati luka di
bibir Chen sebelah kiri. Dan suho yang ada di dalam rumah hanya bisa
menyumpahinya dan melupakan tujuannya pulang ke rumah.
“ Aw! Pelan pelan!” keluh Chen.
“ Seharusnya kau belajar bela diri
untuk menghadapi situasi-situasi seperti ini!” saran Seung hee untuk Chen.
“ Seharusnya aku yang melindungimu!”
kata Chen lirih.
“ Aigoo! Yah! Kau ini!” teriak Chen
kesakitan karena luka di bibir Chen di tekan dengan keras oleh Seung hee.
“ Jangan bicara terus!” kata Seung
hee sambil tersenyum.
“ Ini hal yang kusuka darimu! Kau
bisa melindungiku!” puji Chen
“ Sudah selesai!” kata Seung hee
sambil merapikan kotak obat.
“ Kalau begitu aku pulang dulu! jaga
dirimu baik-baik! Sampai jumpa!” kata Chen sambil beranjak dari tempat
duduknya.
Chen berjalan sambil di temani Seung
hee. Sampai gerbang, Chen melambaikan tangan pada Seung hee yang juga
melambaikan tangan ke arah Chen.
Suho yang sedari tadi melihat apa
yang Seung hee dan Chen lakukan hanya bisa marah marah tak jelas.
Jung
Seung Hee’s POV
Aku kembali masuk ke rumah dan
berniat memarahi Suho. Tidak tahu apa-apa tapi main pukul sana pukul sini.
Dasar! Orang menyebalkan. Tapi aku harus sabar...sabar...
“ Yah! Apa yang kau lakukan tadi?
Kenapa memukul Chen?” tanyaku dengan nada marah.
“ Dia sudah memperlakukanmu buruk!”
jawab Suho sekenanya.
“ Dia datang karena dia meminta maaf
soal kejadian kemarin!” ceritaku singkat.
“ Kau memaafkannya?” tanya Suho
“Kau berubah begitu banyak sehingga
aku sulit mempercayaimu” kataku dalam hati.
“ Tentu! Dia punya alasan! Dan aku
percaya dengannya!” jawabku santai.
“ Yeoja memang selalu seperti itu!
hanya dengan kata-kata saja sudah meleleh!” kata Suho merendahkan harkat dan
martabat wanita dunia.
“ Huh?! Kau tak tahu apapun! Jadi
tutup mulutmu! Setidaknya dia lebih mengerti aku daripada kau! Dan disini bukan
hanya aku yang tersakiti! Tapi Chen juga!” Teriakku.
“ Benarkan?! Apa dia berkata seperti
itu? kau itu hanya dibodohi!” kata Suho sinis.
“ Ani! Dia tidak mengatakannya! Tapi
aku mengerti! Seharusnya kau tidak berkata seperti itu!”
“ Wae? Sebenarnya kau tak begitu
menyukainya kan? Tapi kenapa kau terus membelanya?”
“ Meskipun begitu, Setidaknya dia
lebih baik darimu! Dia bukan namja pengecut sepertimu!” teriakku terbawa emosi
sambil pergi meninggalkan Suho.
“ Yah! Apa maksudmu?” tanya Suho
sambil menahan lenganku.
“ Wae? Kau tidak terima aku
mengatakan hal itu? kalau begitu kita impas! OK?!” kataku sambil tersenyum
sinis ke arah Suho.
Sebenarnya aku kasihan mengatainya
hal buruk seperti itu. tapi mau bagaimana lagi? Dia tetap saja ingin meneruskan
perang ini.
“ Nanti kau harus minta maaf pada
Chen! Jika kau tidak mau melakukannya....” perintahku dengan mengancamnya.
“ Kau tidak mau memasak untukku?”
kata Suho memotong perkataanku, “ Aku tidak mau!” tegas Suho.
“ Jinjja?” otak jailku mulai keluar,
“ Kalau begitu aku akan telfon Ayahmu!” ancamku sambil mengambil ponsel yang
ada di saku jacketku.
“ Andwae! Algesseo!” cegah Suho
“ Ok! Aku tunggu nanti!” kataku
sambil berjalan menuju kamarku.
Bukan bukan, bukan kamarku. Tapi ke
meja makan. Aku mengambil sebuah map milik Suho yang tertinggal di meja makan.
Kemudian aku kembali ke hadapan Suho yang duduk dan terlihat sedang berfikir
keras.
“ Kau melupakan ini di meja makan.
Aku heran dengan apa yang ada di dalam otakmu itu! Ini berkas penting!
Sebenarnya kau kembali pulang karena mau mengambil inikan? Tapi kenapa malah
mengajakku bertengkar? Dari dulu sampai sekarang kebiasaan burukmu itu belum
hilang juga! Huuuh!” kataku sambil menyodorkan map yang ada di tanganku.
“ Gomawo!” katanya sambil pergi
keluar.
Aku hanya bisa bingung melihat
sikapnya yang gila. Sebelum Suho membuka pintu, Suho melihat jam tangannya. Dan
tiba-tiba dia berteriak.
“ Whaaa...eoteokhae? Aku
terlambat...Seung hee~yah! Ini karena kau terus mengajakku berbicara.” Gerutu
Suho sambil berlari keluar rumah.
Author’s
POV
Hari semakin siang. Dan Suho berniat
menemui Chen untuk minta maaf. Dan rencananya mereka akan bertemu di cafe milik
Kris dan Tao saat jam makan siang.
“ Aku minta maaf karena memukulmu
tadi pagi.” Kata Suho lirih.
“ Ne, Gwaenchana. Aku mengerti
kenapa hyung melakukan itu.” jawab Chen tak kalah lirih.
“ Mianhae...” kata Suho lagi, “ Sebenarnya
ada yang ingin kutanyakan padamu.” Lanjut Suho
“ Apa itu?” tanya Chen
“ Kenapa kau melakukan hal itu
kemarin?” tanya Suho penasaran.
Chen hanya terdiam. Lama sekali
suasana menjadi hening dan barulah Chen angkat bicara.
“ Aku...ingin Seung hee lebih
menikmati hidupnya.” Jawab Chen
“ Apa selama ini dia tidak menikmati
hidupnya? Kulihat dia begitu tenang dan seperti tak begitu banyak masalah yang
menimpanya?” tanya Suho begitu penasaran.
“ Ketika hyung bertanya seperti itu
pada Seung hee, dia pasti akan menjawab, mungkin aku terlihat tenang tapi
sebenarnya hidupku penuh dengan tekanan. Jadi, aku tak ingin menahannya. Aku
hanya ingin dia bahagia.”
“ Bukankah dia bahagia bersamamu?”
“ Mungkin, tapi dia lebih bahagia
ketika bersamamu hyung!” jawab Chen sambil tersenyum.
Jantung Suho terasa berhenti. Apa
yang baru saja Chen katakan? Pertanyaan-pertanyaan itu terus memenuhi otak
Suho.
“ Apa maksudmu?” tanya Suho
penasaran
“ Geurae...Seung hee menyukaimu! Bahkan
dia sudah lama menunggumu!” jawab Chen mengejutkan.
“ Hahaha! Jangan bercanda!” tawa
Suho menggelegar.
“ Dia sangat senang ketika kau
mencicipi masakannya dan kau berkata itu enak. Dia juga sangat bahagia ketika
kau mau menemaninya belanja. Dia sangat bahagia ketika dia mendapatimu
melihatnya sambil tersenyum ke arahnya. Seung hee sangat mencintaimu! Jadi
jangan sia-siakan waktumu lagi hyung! Jangan menjadi seorang pengecut! Aku tahu
sebenarnya perasaanmu juga seperti itu terhadap Seung hee! Hyung tahu? Dia
ingin kau bisa lebih dekat dan mengerti keadaannya!” jelas Chen sambil
tersenyum.
Suho’s
POV
Seung hee menyukaiku? Benarkah semua
itu? Kenapa aku begitu bodoh? Aku tak menyadari apapun disekitarku selama ini.
Perkataannya tadi pagi...Aku seorang pengecut? Huh! Bahkan Seung hee juga
menyadari bahwa aku ini hanyalah namja bodoh! Tapi jika dia menyukaiku, kenapa
dia tak pernah mengatakannya padaku?
Aku terus bertanya-tanya. Tapi
benar! Aku tak boleh menyia-nyiakan waktuku lagi! Jika nanti aku terpilih
sebagai CEO yang baru, aku akan mengatakanya. Dan pemilihan itu 1 minggu dari
sekarang. Dan mungkin aku akan menyiapkan semuanya dengan sangat romantis.
Author’s
POV
1 minggu berlalu. Hari ini hari yang
sangat mendebarkan untuk Suho. Rapat dewan direksi dilaksanakan hari ini.
“ Kaja!” Ajak Suho
“ Ne.” Jawab Seung hee.
Mereka berangkat menuju kantor.
Sampai disana, Seung hee menunggu di ruangan Suho.
“ Joon Myun~ah! Fighting!” kata
Seung hee menyemangati Suho
“ Ne. Gomawo!” jawab Suho sambil
memamerkan senyum manisnya.
Lama
menunggu, akhirnya Suho kembali ke ruangannya dengan wajah yang terlihat datar.
Dan itu membuat Seung hee khawatir. Padahal Suho hanya akting. Dan akting
sekecil itu bisa membuat Seung hee ketakutan setengah mati.
Jung
Seung Hee’s POV
Setelah lama menunggu, dan banyak
berdo’a, Suho datang dengan wajah yang terlihat datar. Aku sangat takut jika
dia gagal.
“ Bagaimana hasilnya?” tanyaku.
Wajah Suho semakin lesu. Suho memandangku dengan tatapan sedih. Tapi tiba-tiba
dia berteriak dengan keras sambil melompat-lompat dan benar-benar gembira.
“ Aku terpilih! Aku terpilih!”
teriak Suho begtu keras sambil melompat-lompat kegirangan.
“ Jinjja? Wah...kau hebat!” kataku
yang juga ikut gembira mendengar keberhasilannya.
Kami terus menepuk-nepukkan kedua
telapak tangan kami. Dan tanpa kusangka Suho memelukku dengan erat. Aku hanya
bisa terdiam. Aku terkejut dengan tingkahnya barusan.
“ Joon Myun~ah!” kataku mencoba
melepas pelukkan Suho.
“ Oh! Mianhae...” kata Suho
Dan suasana menjadi sedikit
canggung. Kemudian terbesit di otakku kata-kata seperti ini.
“ Bukankah tujuan kami melakukan
pernikahan palsu agar tujuan Suho cepat tercapai? Dan sekarang tujuan itu sudah
tercapai! Itu artinya aku harus melepas bintangku lagi!”
Begitu fikiran itu muncul,
ekspresiku berubah sedih. Aku tidak ingin melepas Suho lagi! Aku tidak ingin
seperti dulu lagi.
“ Kenapa? Kau tidak senang ya?”
tanya Suho polos.
“ Ani! Aku sangat senang!” jawabku
“ Tapi kenapa ekspresimu seperti
itu?” tanya Suho lagi
“ Huh?! Kenapa? Ada apa? Lebih baik
kau mentraktirku makan siang!” kataku membelokkan pembicaraan.
Author’s
POV
Malam begitu larut. Suho sudah
terlelap. Tapi tidak dengan Seung hee. Baru kali ini dia bangun di tengah
malam. Seung hee menyalakan lampu dan berjalan keluar rumah. Seung hee duduk di
salah satu anak tangga yang berada di terasnya.
“ Bintang terlihat lebih indah.”
Kata Seung hee lirih, “ Tak bisakah kau mengerti perasaanku? Benarkah semua ini
kesalahanku? Tapi aku berhak untuk mencintaimu! Seharusnya kau tak pernah
muncul dihadapanku! Aku tak ingin kau menyakitiku lebih banyak lagi! Dan
sepertinya aku akan melepasmu lagi.” Kata Seung hee sambil meneteskan air mata.
Seung hee tak menyadari bahwa Suho memperhatikan dan mendengar semua yang Seung
hee katakan.
Jung
Seung hee’s POV
Aku gila karena aku berbicara pada
bintang atau lebih tepat lagi aku bicara sendiri. Sungguh hatiku sangat sakit.
Aku tidak tahu kenapa. Selalu seperti ini. Apalagi jika mengingat masa laluku
ketika aku masih bersamanya.
“ Yah! Apa yang kau lakukan di
tengah malam seperti ini?” suara Suho dari belakang mengejutkanku. Secepat
mungkin aku mengusap air mataku.
“ Tidak ada! Aku tidak bisa tidur!”
jawabku berbohong.
“ Kau menangis?” tanya Suho. Aku
hanya bisa diam.
“ Apa ini karena Chen?” tanya Suho
“ Bukan! Ini orang lain!” jawabku
sekenanya.
‘ JoonMyun~ah! Apa kau tahu bahwa
aku menangis karenamu?’
“ Orang lain? Namja? Siapa dia?”
tanya Suho
“ Molla!” jawabku tersenyum dan aku
tak bisa menahan air mataku lagi. Suho yang melihatku menangis hanya bisa diam
sambil terus memandang ke atas.
“ Berbagilah denganku!” katanya
sambil memandangku.
Aku terdiam. Mungkin ini saatnya aku
mengatakan perasaanku tanpa Suho tahu itu dirinya.
“ Nae maeumi apa. Jeongmal apa! Aku
hanya ingin bintang itu lebih mengerti perasaanku! Aku ingin bintang itu dapat
melihatku disini.” Kataku mulai bercerita.
“ Bintang?” tanya Suho heran.
“ Menurutku dia bersinar seperti
bintang!” kataku sambil tersenyum ke arah Suho.
‘ Kau bersinar seperti sebuah
bintang! Apa kau tak menyadari itu?’ kataku dalam hati.
Suho’s
POV
Duduk di tengah malam bersama Seung
hee membuat malam ini lebih indah dari biasanya. Tapi begitu menyayat hatiku.
Dia menangis karena kebodohanku yang tak berani mengakui semuanya.
“ Nae maeumi apa. Jeongmal apa! Aku
hanya ingin bintang itu lebih mengerti perasaanku! Aku ingin bintang itu dapat
melihatku disini.” Kata Seung hee
Kenapa bintang?
“ Bintang?” tanyaku heran.
“ Menurutku dia bersinar seperti
bintang!” kata Seung hee sambil tersenyum ke arahku.
Bahkan dia menganggapku sangat
lebih. Maaf jika aku menyakitimu terlalu banyak Seung hee.
“ Jika kau menyukainya kenapa kau
tidak mengatakannya?” tanyaku berharap.
“ Aku yeoja! sebesar apapun
perasaanku, aku tak akan mengatakannya.” jawab Seung hee.
“ Lalu apa yang akan kau lakukan?” tanyaku
“ Aku melihat bintang itu semakin terang
sekarang. Haruskah aku melepasnya? Tapi aku tak ingin melepasnya lagi. Aku tak
ingin terus bersembunyi. Ini terlalu menyakitkan!” jawab Seung hee sambil
menangis.
“ Mungkin kau tak tahu apa yang dia
rasakan! Bersabarlah!” kataku menyemangatinya.
“ Semua temanku selalu mengatakan
bahwa aku harus bersabar. Tapi aku sudah menunggunya bertahun-tahun. Dan semua
ini tak ada gunanya!” gumam Seung hee.
Kepercayaan diriku sekarang mulai
turun. Tak kusangka dia tersiksa selama ini. Kukira dia bahagia karena dia bisa
lebih dekat denganku. Ternyata dugaanku salah. Aku malah menambah kenangan yang
akan menyakitinya di kemudian hari.
Author’s
POV
1 minggu, 2 minggu, 3 minggu, 4
minggu...
Selama itu Seung hee mencoba
memutuskan untuk melepas Suho. Seung hee tak ingin menahan kebohongan gila ini
lagi. Tidurnya terganggu karena masalah ini. Pekerjaannya tidak cepat selesai
juga karena ini.
Kemarin malam, Seung hee bekerja
terlalu keras bahkan sampai larut malam. Padahal besok hari libur. Dan
pekerjaan itu bisa diselesaikan besok. Tapi Seung hee memiliki tujuan
tersendiri. Besok Seung hee ingin mengakhiri semua kebohongan ini.
Jung
Seung Hee’s POV
Geudaewa love...puk ppajyeobeorina
eojjeomyeon joha nan eotteokhae neon...~Baby Maybe-SNSD
Aku mematikan alarm super keras dari
ponselku. Kulihat di pojok kanan atas ponselku.
“ Mwo?! Sudah jam 07.30?” teriakku
tak percaya melihat waktu yang cukup siang untukku bangun. Padahal aku mengatur
alarm itu jam 05.30.
Aku segera berlari menuju kamar
mandi untuk membersihkan diri. Setelah kurang lebih 30 menit aku keluar dari
kamarku dan segera menuju ke dapur. Belum sampai dapur, aku melihat sosok namja
yang sedang menata makanan di atas meja makan. Aku terkejut melihat Suho yang
menata makanan-makanan yang sepertinya di masak sendiri olehnya.
“ Seung hee~yah! Kau sudah bangun?”
tanya Suho.
“ Ne.” Jawabku setengah bingung.
Aku duduk di kursi yang biasa
kududuki ketika makan. Dan di depanku sudah ada sepiring omurice yang terlihat
enak. Ditambah dengan jus jeruk yang segar. Dan juga Suho yang sudah duduk
manis di depanku sambil tersenyum ke arahku.
“ Ada apa denganmu hari ini?”
tanyaku heran dengan tingkahnya yang mau memasakan makanan untukku.
“ Kau bangun terlalu siang! Aku bisa
mati kelaparan jika menunggumu bangun.” Kata Suho marah-marah.
“ Mungkin aku tidur terlalu malam
kemarin. Mianhae...” sahutku mencoba meredam omelan Suho.
“ Lebih baik cepat makan! Dan
beritahu aku bagaimana rasanya!” perintah Suho
Aku menyuap sesendok nasi. Rasanya
tidak begitu buruk atau bisa dibilang ini enak. Ternyata dia juga pandai
memasak meskipun menurutku garamnya tidak merata. Dan juga saus untuk nasinya
juga tidak merata.
“ Bagaimana?” tanya Suho tentang
pendapatku.
“ Enak! Tapi garamnya tidak merata
di nasi ataupun telurnya. Saus di nasinya juga tidak merata. Untuk
penampilannya, kurang rapi. Tapi okelah! Nilai untukmu mungkin 76!” komentarku
panjang lebar
“ Ini bukan penjurian Master Chef!”
gerutu Suho
Aku hanya tersenyum menanggapi
omelan Suho. Setelah selesai makan, aku akan berbicara dengan Suho masalah
keputusanku ini.
Suho’s
POV
Aku tak tahu kenapa tapi secara
tiba-tiba Seung hee ingin bicara denganku. Sepertinya ini serius. Apa dia akan
mengatakan perasaanya padaku? Tidak mungkin! Lalu apa?
“ Lebih baik kita tidak berbohong
lagi! Lebih baik kita akhiri sampai disini! Aku akan segera memberi tahu
keluargaku tentang ini! Jadi lebih baik kita hentikan saja!” kata Seung hee to
the point setelah sebelumnya mengambil nafas paanjaaaang sekali.
“ Apa maksudmu? Aku baru saja resmi
menjadi CEO di perusahaan! Lalu sekarang kau malah meminta membongkar rahasia
ini? Aku tidak mau!” kataku tegas.
Sebenarnya ada alasan lain kenapa
aku tidak ingin melakukannya. Karena aku tak ingin melepas Seung hee. Aku ingin
dia selalu di sampingku seperti ini.
“ Ini hanyalah pernikahan palsu! Aku
ingin kau bisa mengerti perasaanku! Aku lelah dengan semua ini!” kata Seung hee
mulai melemas dengan mata merah berkaca-kaca.
Aku tetap saja teguh dengan
pendirianku. Aku tetap menolak permintaan yang mengiris tipis-tipis hatiku.
Bahkan emosiku sampai meluap hanya karena ini.
“ Wae?!” teriak Seung hee yang juga
emosi.
“ Karena aku menyukaimu! Neorul
saranghae! Itu alasannya!” teriakku menumpahkan semua perasaanku. Seung hee
hanya terdiam mendengar perkataanku. Dia malah menangis. Ku fikir dia akan
tersenyum ke arahku.
“ Kenapa membuatku menunggu selama
itu? kenapa kau tidak bisa memahamiku? Nan..” kata Seung hee terlihat semakin
marah.
Aku langsung memeluknya untuk
mencegahnya berbicara dan membuatku lebih sakit lagi.
“ Mianhae...jeongmal mianhae...”
kataku sambil terus mendekapnya dalam pelukanku.
“ Nae maeumi jeongmal apa! Aku ingin
seperti yang lain, mendapatkan seseorang yang mereka inginkan dengan sangat
mudah. Tapi kenapa aku harus merasakan ini semua?” kata Seung hee setelah aku
melepaskan pelukanku.
“ Aku akan berusaha untuk tidak
menyakitimu lagi! Aku akan berusaha untuk membahagiakanmu!” kataku sambil
tersenyum ke arahnya.
Jung
Seung hee’s POV
Matahari bersinar begitu indah.
Sebuah sinar yang tak tersembunyi. Sinar itu nyata dan bukanlah sebuah
imajinasi yang palsu. Sebuah hari yang tak akan pernah terlupakan. Sebuah hari
yang akan mengukir kenangan indah di sebuah batu yang tak akan hancur meskipun
telah melalui rangkaian waktu yang begitu panjang.
Suho menggenggam tanganku begitu
erat ketika kami berjalan-jalan di tengah taman kota. Semua khayalanku berubah
menjadi nyata. Semua berjalan dengan indah. Semua harapanku terkabulkan.
Bintangku berada sangat dekat denganku. Aku dapat meihat bintangku dengan
jelas. Aku bisa melihatnya dari dekat sekarang.
Hari ini terasa begitu cepat ketika
aku mulai melihat matahari tenggelam dengan begitu indah. Suho belum melepas
genggamanya dari tanganku.
“ Besok aku akan berangkat ke luar
negeri! Ada pekerjaan yang harus kuselesaikan disana.” Kata Suho
“ Berapa lama?” tanyaku memastikan.
“ Mungkin sekitar beberapa bulan.”
Jawab Suho dengan santai.
“ Itu artinya aku harus menunggumu kembali!”
kataku sambil memandang Suho
“ Aku akan sering sering
menelfonmu!” kata Suho membalas pandanganku.
“ Huh! Aku lelah! Ayo kita pulang!
Kataku sambil membalikkan badan dan mulai berjalan.
Suho menarik lenganku dan memelukku
dengan erat. Lama sekali. Sambil membisikkan beberapa kalimat di telingaku.
“ Aku akan segera kembali! Jadi
tunggu aku!” bisiknya
Suho’s
POV
Seung hee terus memandangiku sebelum
aku take off. Aku tahu ini terasa berat. Tapi aku tidak bisa meninggalkan
pekerjaanku.
“ Kenapa terus memandangku seperti
itu?” tanyaku heran
“ Kau pergi begitu lama. Jadi aku
ingin melihatmu agar aku tidak melupakan wajahmu!” kata Seung hee.
“ Aku akan segera kembali! Tunggu
aku sebentar saja!” kataku sambil memandang matanya yang terlihat mengikhlaskan
semuanya.
“ Kau meragukanku?” tanya Seung hee
sambil tersenyum.
“ Aku merasa kau tidak begitu
khawatir jika aku pergi!” kataku sambil berpura-pura marah.
“ Aku hanya tidak ingin menahanmu.”
kata Seung hee sambil tersenyum ke arahku.
Tak lama pesawatku lepas landas. Dan
untuk beberapa bulan ke depan, aku tidak bertemu Seung hee. Mungkin aku hanya
akan mendengar suaranya saja.
~
EPILOG ~
Hujan datang secara tiba-tiba.
Terpaksa Seung hee harus menunggu hujan ini reda di sekolah tempatnya mengajar.
Di mejanya, Seung hee terus memutar-mutar ponselnya. Berharap ada yang akan
menjemputnya.
“ Kenapa hujannya lama sekali?”
tanyanya pada dirinya sendiri
“ Araseo! Aku pulang dulu!
Anyeonghaseyo...” sapanya pada teman-temanya yang juga menunggu hujan reda.
“ Sekarang masih hujan!” tanya salah
satu temanya
“ Aku ingin pulang! Aku bosan
disini!” jawab Seung hee sambil pergi keluar ruangan.
Seung hee menyusuri lorong demi
lorong. Dan benar hujan tidak kunjung reda. Akhirnya Seung hee hanya menunggu
di teras sekolah. Disana juga banyak siswa yang menunggu hujan reda.
Tak lama Seung hee melihat seorang namja
berjalan mendekat ke arahnya. Seung hee tidak tahu siapa dia karena wajahnya
tertutup oleh payung.
“ Ayo pulang!” kata namja itu sambil
mengangkat payungnya sedikit ke atas.
Seung hee terkejut melihat namja
yang berdiri di depannya. Dia masih tak percaya. Dalam hatinya, ia bertanya ‘apakah
ini semua hanya mimpi?’
“ JoonMyun~ah!” panggil Seung hee
“ Ne. Ayo pulang! Aku kedinginan!”
jawab Suho sambil meraih tangan Seung hee dan membawanya lebih dekat dengannya.
Seung hee tersenyum melihat apa yang
ia alami adalah nyata dan bukanlah sebuah imajinasi abstrak yang biasa ia
khayalkan.
“ Mulai hari ini aku akan melihat
warna-warni pelangi bersamamu selamanya! Warna-warni pelangi yang akan
memberika kesejukkan dan kebahagiaan.”
Hari ini seperti pelangi yang muncul setelah
badai dan hujan datang.
0 komentar:
Posting Komentar