Pages

Labels

Diberdayakan oleh Blogger.

Minggu, 29 September 2013

COLOURFULL

EXO's FanFiction

Author :
MalAquaticSparks
Cast :
*        Kim Joon Myun ( Suho EXO-K)
*        Jung Seung Hee ( OC )
*        Kim Jong Dae (Chen EXO-M)
Backsound : Baby Maybe (SNSD), Oppa Nappa (SNSD), Promise (SNSD).
#Anggap usianya suho sudah 25 tahun. Happy Reading...^^
Author’s POV
Sebuah pesta pertunangan itu dilaksanakan dengan meriah. Senyuman terlihat sangat jelas di wajah pasangan yang akan segera melangsungkan pernikahan tahun depan. Dua buah cincin telah melingkari jari keduanya. Semua yang hadir tampak sangat bahagia.
Kim Joon Myun atau yang lebih akrab di sapa Suho oleh beberapa teman-temanya, mulai turun dan menghampiri teman-temanya yang hadir di acara tersebut.
“ Sepertinya kita akan mengeluarkan banyak uang untuk memberi kado special ke hyung-hyung kita!” kata Kai sambil memandang Suho, Kris, dan Luhan yang memang telah melangsungkan pertunangan.
Jung Seung Hee’s POV
Usiaku baru saja 24 tahun, dan orang tuaku menjodohkanku dengan Suho yang berusia 25  tahun(#anggap saja usianya Suho sudah 25 tahun). Aku sudah berusaha untuk membuat hati orang tuaku luluh dan kemudian membatalkan acara perjodohan yang kuno ini. Di tambah lagi dengan keadaanku yang masih mempunyai hubungan dengan Chen. Sebenarnya, Suho baru saja berpisah dengan yeoja chingunya karena masalah ini. Bukankah itu hal yang rumit? Orang tua kami masing-masing terlihat sangat bahagia ketika aku dan Suho meng-iyakan permintaan mereka. Tapi, anak-anak mereka menderita karena harus menjalani hal seperti ini tanpa di dasari dengan yang namanya cinta.
Aku memang pernah mengenal Suho. Karena kami satu sekolah saat SD dan SMP. Bahkan saat SD, kami duduk berdampingan jadi aku sedikit mengenalnya. Setidaknya aku tahu tanggal lahirnya, pekerjaan orang tuanya, hal-hal yang dapat dia lakukan atau tidak, dll. Itu artinya aku cukup mengenalnya.
Awal-awal aku melihat Suho tahun lalu, jantungku masih berdebar. Aku sedikit canggung ketika berbicara dengannya, begitu juga sebaliknya. Tapi aku berusaha untuk tak begitu terlihat canggung. Semoga saja semua berjalan lancar.
Suho’s POV
Perjodohan?! Ini sudah modern. Untuk apa orang tuaku menjodohkanku dengan Seung Hee. Meskipun aku sudah membuat surat perjanjian dengan Seung hee, tapi ini masih terasa berat. Aku hanya bisa memberikan senyuman palsu yang di buat-buat. Dan kulihat Seung hee juga seperti itu.
Orang tuaku dan orang tua Seung hee benar-benar tak mengerti dengan semua ini. Mereka berfikir, jika aku dan Seung Hee  menikah, akan lebih mudah untuk memajukan masing-masing perusahaan. Dan aku akan semakin cepat diangkat sebagai CEO. Oke! Aku juga mengharapkan hal itu. tapi, kulihat Seung Hee tidak punya tujuan yang sama denganku. Seung Hee hanya tidak ingin membuat orang tuanya kecewa. Apalagi Seung hee juga sudah menolaknya dengan keras. Tetap saja, orang tuaku dan orang tua Seung hee tidak mau mengalah.
Beberapa waktu lalu, aku membuat kesepakatan dengan Seung hee. Di dalam surat pernyataan tersebut isi pokoknya :
1.      Saling mengerti tugas masing-masing
2.      Tidak mengganggu hubungan pribadi masing-masing
3.      Untuk pendapatan harus digunakan dengan adil
4.      Dll
 Chen’s POV
Hatiku terasa sangat sakit ketika melihat Suho hyung memakaikan cincin di jari Seung hee. Aku memang harus menerima semua resiko. Karena aku tidak melarang fikiran gila ini. Seung hee mau menikah dengan Suho hyung itu hanya karena tidak ingin membuat orang tuanya kecewa atau terjadi sesuatu pada orang tuanya. Apalagi kudengar ada beberapa ancaman jika Seung Hee tak mau menuruti permintaan orang tuanya ini. Jadi, aku harus menerima semua resiko. Dan ini hanyalah pernikahan palsu. Pernikahan yang resmi di mata hukum, bukan di mata semua orang.
Aku berdiri tidak jauh dari lokasi Suho hyung dan Seung hee berdiri. Seung hee memberikan senyuman yang kulihat seperti di buat-buat. Senyum itu benar-benar membuatku lebih sakit lagi. Mungkin aku terlambat banyak sekali langkah. Meskipun Seung hee menikah dengan Suho hyung, aku masih tetap menjadi namja chingu-nya Seung hee.
Author’s POV
Suho berjalan mendekati Seung hee yang sedang duduk di ruang make-up. Seung hee terus menatap dirinya di cermin.
“ Seung Hee~yah! Lebih baik kau ikut aku menemui teman-temanku. Chen juga ada di sana.” Kata Suho
“ Aku tak berani bertemu Chen.” Jawab Seung hee
“ Dia ingin bertemu denganmu!” kata Suho berbohong.
“ Geotjimalhajima!” jawab Seung hee
“ Ani! Bballi! Teman-temanku sudah menunggu! Lagipula dia tidak keberatan dengan hal ini!” ajak Suho.
Suho dan Seung hee berjalan mendekati teman-teman Suho yang sedang terlihat asyik mengobrol.
“ Yah! Ini Jung Seung hee.” Kata Suho memperkenalkan Seung hee pada teman-temannya.
“ Seung hee? Chen! Bukankah dia yeoja chingumu?” tanya Baekhyun kaget.
Chen hanya menatap Seung hee dengan sesekali memalingkan wajah. Sebenarnya banyak teman-teman Chen yang sudah mengenal Seung Hee dengan baik.
“ Kalian sudah tahu?” tanya Suho kebingungan.
“ Hyung! Bagaimana bisa kau sejahat ini? Bukankah hyung tahu bahwa Seung hee Noona adalah...” kata Sehun berkomentar.
“ Aku tahu!” kata Suho yang membuat teman-temannya terdiam.
“ Kita hanya berpura-pura tentang ini.” Jawab Seung hee
“ Ini pernikahan palsu! Jadi tenang saja! Dan kami juga telah memikirkan tentang ini sebelumnya.” Tambah Suho
“ Tapi, apa kau tahu tentang hal ini?” tanya Baekhyun pada Chen. Yang hanya menjawabnya dengan anggukan.
“ Aku fikir hal seperti ini hanya terjadi dalam drama saja!” kata Baekhyun.
“ Kalian hebat! Bisa melakukan hal gila seperti ini!” kata Kai dengan ekspresi heran.
“ Jika orang tuaku dan orang tuanya tidak memaksaku, aku juga tidak akan mau!” kata Suho menyindir Seung hee.
“ Yah! Kau tahu?! Bukan hanya orang tuaku dan orang tuamu, tapi kau juga ikut memaksaku!” kata Seung Hee tegas.
“ Jangan bertengkar disini! Memalukan!” kata Chen mulai angkat bicara.
“ Ani! Satu lagi! Kau yang punya urusan, tapi kenapa aku yang harus ikut susah seperti ini?” tanya Seung Hee masih tidak mau kalah.
Seung hee dan Suho terus saja bertengkar. Tanpa ada hentinya dan tidak ada yang mau mengalah.
“ Tidakkah sebaiknya mereka di pisahkan?” bisik Chan yeol pada Chen
“ Jangan mencampuri urusan mereka!” tanggap Xiumin
Selangkah demi selangkah semua orang yang awalnya berada dekat dengan Suho dan Seung hee mulai menjauh.
“ Sebenarnya ada apa denganmu?! Bagaimana bisa ada gadis yang begitu menyebalkan?” kata Suho yang tetap tak mau mengalah.
“ Lalu kenapa kau memintaku menuruti perjodohan gila ini? Kenapa kau tidak meminta ke yeoja chingumu?” jawab Seung hee, “ Atau kau berbohong tentang yeoja chingumu yang cantik itu? tentu saja kau berbohong! Mana ada yeoja yang mau dengan namja segila dan se-egois dirimu?!”
“ Yah!” teriak Suho kehabisan akal untuk membalas Seung Hee
“ Menyebalkan!” kata Seung hee sambil pergi meninggalkan Suho yang hanya bisa terus mencibir.
Seung hee kemudian menghampiri teman-temanya. Ekspresi Seung hee yang semula terlihat sangat marah, begitu menemui teman-temannya, ekspresinya berubah menjadi ceria.
“ Jangan mengatakan hal yang membuatnya marah! Kau tak akan bisa melawannya!” kata Chen menyarankan.
“ Bagaimana kau bisa bertahan dengan gadis seperti itu?” tanya Suho dengan perasaan marah.
“ Hyung akan menyadarinya nanti! Kalau sebenarnya dia gadis yang baik, dia juga akan memberikan senyumnya untukmu setiap hari.” Kata Chen sambil memandang ke arah Seung Hee.
Suho’s POV
Sekarang, secara hukum aku dan Seung hee memang resmi menikah. Tapi, kami sama sekali tak beranggapan seperti itu. Beberapa waktu lalu aku dan Seung hee membeli rumah. Itupun kami lakukan karena kami tidak ingin rahasia kami terbongkar. Bayangkan apa yang akan Ayahku lakukan jika tahu aku berbohong?
Rumah yang kami beli sederhana. Ada 3 kamar tidur di dalamnya. 1 kamar untukku dan 1 kamar lagi untuk Seung Hee. 1 kamar lainnya itu kami gunakan sebagai kamar tamu, meskipun aku tahu tak akan ada orang yang akan menginap dirumah kami. Di belakang rumah ada taman kecil yang dilengkapi dengan kolam renang sedalam 3 meter. Dan ayahku hanya memberiku 1 buah mobil. Aku tahu maksudnya. Ayah ingin aku selalu berangkat bersama Seung Hee.
Perasaanku sekarang terasa lebih bebas. Tak ada yang terus memaksaku meskipun terkadang Seung Hee menyuruhku melakukan ini dan itu. Contohnya seperti memintaku meletakkan toples-toples di rak dapur yang letaknya memang cukup tinggi. Lalu memintaku memindahkan kursi kesana-kemari. Dan yang lebih parah lagi, hari ini dia memintaku untuk menemaninya belanja. Benar-benar gila! Aku merasa aku ini seperti asistennya.
“ Bisakah kau mengantarku atau sekalian menemaniku belanja?” tanya Seung hee.
“ Kenapa kau tidak pergi sendiri?” tanyaku mencoba menolak
“ Aku tidak tahu tentang apa yang kau suka. Jadi nanti kau ambil sendiri bahan-bahan untuk persediaan makanan.” Kata Seung hee menerangkan.
“ Araseo!” kataku sambil berjalan keluar rumah.
Jung Seung Hee’s POV
Aku berjalan sambil mendorong kereta belanja. Di sampingku ada Suho yang menemaniku untuk berbelanja.
“ Kenapa kau sama sekali tak mengambil ayam? Aku tahu kau tidak menyukainya, tapi aku menyukainya!” protes Suho sambil memasukkan satu daging ayam utuh ke dalam kereta belanja.
“ Aku tidak bisa memasak ayam. Jika kau ingin makan ayam, kau yang membersihkan ayamnya, aku yang membantu menyiapkan bumbunya! Eottae?” tanyaku.
“ Bukankah kau suka buah pear?” tanya Suho ketika melewati rak-rak buah.
“ Ne!” jawabku sambil mengambil beberapa buah yang ada di rak-rak buah.
Mendengar dia mengetahui beberapa hal tentangku, itu membuatku senang. Dulu aku berfikir dia tak pernah tahu tentang hal-hal yang kusuka dan hal-hal yang aku benci. Tapi sekarang dia lebih mengenalku daripada aku mengenalnya.
Setelah cukup lama aku berbelanja, aku kembali pulang untuk menata rumah baruku dan Suho. Tapi, ketika aku masih diperjalanan, aku merasa mulai melupakan Chen. Akhirnya aku menelfonya. Karena kufikir, aku adalah yeoja chingu Chen, tapi aku tak pernah menelfonnya. Itu akan terlihat aneh. Apalagi beberapa waktu lalu dia sempat marah padaku karena jarang menelfon atau mengangkat telfon darinya.
“ Yoboseyo...” jawab Chen dari telfon
“ Yah! Neoneun gwaenchana? Kau tidak marah padaku-kan?” tanyaku memastikan
“ Ani! Wae geurae?” tanya Chen terdengar cuek.
“ Aku hanya takut kau marah padaku karena masalah kemarin.” Kataku pelan.
“ Jangan khawatir! Tapi, awas jika kau sampai terpesona pada Suho hyung atau kau berpaling dariku!” ancam Chen
“ Araseo! Gomawo...dan...” kataku
“ Mianhae?” potong Chen cepat.
“ Hmm..geureom...Annyeong!” kataku sambil menutup telfon.
Suho’s POV
Ini pertama kalinya aku berbelanja dengan seorang yeoja. Ini terdengar gila! Mengingat tentang apa saja yang kukatakan pada Seung Hee tadi membuatku berfikir bahwa sebenarnya aku cukup mengenalnya dan aku belum melupakannya. Jika saja baru sekarang aku menyukai Seung hee dengan sangat kuat, aku tidak ingin menjadi seorang pengecut seperti dulu. Dan jika tiba-tiba perasaanku pada Seung hee kembali, aku tak akan menyia-nyiakan waktuku lagi untuk menjadi seorang pengecut.
“ Apa yang baru saja kufikirkan?” tanyaku pada diriku sendiri
Tapi memang aku pernah menyukai Seung hee dulu ketika masih SMP. Aku merasa dia tahu tentang perasaanku, tapi kurasa itu tidak mungkin. Aku juga tidak pernah membayangkan kami bertemu lagi dengan cara seperti ini. Bahkan aku tak pernah membayangkan dia akan menikah denganku ( secara hukum). Tapi aku bersyukur aku tidak mengatakan perasaanku dulu. Coba bayangkan jika akhirnya seperti ini, dengan terus mengingat kenangan-kenangan memalukan.
“ Dia tumbuh sangat baik. Aku senang bisa melihatnya sehat dan ceria seperti dulu.” kataku pada diriku sendiri.
Tok tok tok tok...
Suara ketukan yang begitu keras membuyarkan semua imajinasi gilaku. Aku membukakan pintu kamarku.
Jung Seung Hee’s POV
Aku menata semua barang yang telah di beli dari supermarket tadi pagi. Aku juga sudah memasak nasi lebih awal. Aku juga sudah menyiapkan semua makanan yang sudah kutata rapi di atas meja makan. Wajahku mulai menyunggingkan senyum kecil. Aku pernah berharap sesuatu ketika aku masih duduk di bangku SMP. Aku ingin Suho mencicipi masakanku. Dan inilah saatnya.
Aku ingat ketika temanku mengatakan kata-kata penyemangat hidup untukku.
“ Mungkin sekarang kau tak bisa mendapatkan Suho, tapi di masa depan mungkin kau akan berdiri bersamanya sambil mengenakan gaun putih yang indah.”
Untuk anak usia 15 tahun, itu hal yang sangat jauh sekali. Tapi, kata-katanya benar-benar terjadi.
“ Aku tak bisa membohongi diriku sendiri.” Kataku dalam hati sambil berjalan ke arah kamar Suho.
Aku mulai mengetuk pintunya. Dan dia membukanya dengan ekspresi terganggu.
“ Kenapa mengetuk pintu keras sekali?” keluhnya
“ Mianhae...aku hanya ingin mengajakmu makan! Aku sudah menyiapkannya di bawah.” Kataku gugup.
“ Oh! Ne!” katanya sambil keluar dari kamar dan berjalan mendahuluiku.
Aku berjalan di belakangnya. Dan duduk tepat di depannya. Dan Suho mulai merasakan masakanku. Rasanya seluruh tubuhku kaku.
“ Bagaimana rasanya?” tanyaku penasaran
“ Umm...enak! kau pintar dalam memasak!” pujinya
Aku tersenyum tipis. Sebenarnya aku takut jika Suho melihat wajahku yang seperti udang rebus.
“ Oh! Gomawo...” kataku sambil tersenyum.
Suho’s POV
Aku membuka pintu dengan menunjukkan ekspresi terganggu. Bayangkan saja! Mengetuk pintu saja seperti ingin mendobrak pintu agar terbuka.
“ Kenapa mengetuk pintu keras sekali?” keluhku
“ Mianhae...aku hanya ingin mengajakmu makan! Aku sudah menyiapkannya di bawah.” Kata Seung hee pelan.
“ Oh! Ne!” jawabku sambil berjalan mendahuluinya.
Dulu dia tak bersikap selembut ini padaku. Tapi, ketika pesta pertunangan tahun lalu dia meneriakiku seakan-akan aku yang bersalah. Menurutku, Seung hee itu dapat merubah ekspresi, mood, dan sikap-sikap anehnya dengan cepat. Aku ingat ketika SMP, waktu itu dia datang ke kelasku untuk meminjam sesuatu. Wajahnya terlihat ceria seperti biasanya. Tapi 15 menit kemudian setelah dia pergi dari kelasku, lalu berpapasan denganku, wajahnya terlihat sedih. Aku tidak tahu kenapa...tapi cuek saja!
Aku duduk di depan Seung hee. Aku melihat dia menata makanannya dengan rapi dan semua makanan itu terlihat enak. Aku mulai memakan masakan Seung hee. Ini pertama kalinya aku makan masakan Seung hee. Dan makanan ini terasa sangat pas di lidahku dan tak kurang sedikitpun.
“ Bagaimana rasanya?” tanya Seung hee penasaran
“ Umm...enak! kau pintar dalam memasak!” pujiku karena rasanya memang sangat enak.
Kulihat Seung hee sedikit tersenyum sambil menunduk. Dan aku juga melihat rona merah yang ada dipipinya.
 “ Oh! Gomawo...” kata Seung hee sambil tersenyum.
Lagi-lagi dia tersenyum. Dan senyuman itu cukup membuatku terdiam melihatnya. Kemudian dia melanjutkan makannya begitu juga denganku. Dia makan dengan sangat cepat untuk ukuran yeoja. Yeoja-yeoja yang biasa kulihat, setelah aku selesai makan, 3 menit kemudian baru mereka selesai. Tapi Seung hee selesai makan setelah 30 detik aku selesai makan.
“ Kau makan dengan sangat cepat.” Kataku
“ Geurae!” jawabnya singkat sambil membereskan meja makan.
“ Apa kau hanya akan diam disana? apa kau tak ada niat untuk membantuku?” tanya Seung hee tanpa memandangku. Dia sibuk mencuci piring dan peralatan lainnya.
“ Apa?” tanyaku
“ Setiap hari kau bantu aku membersihkan rumah! Karena rumah ini cukup luas! Dan tidak mungkin aku membersihkannya sendirian!” katanya sambil berjalan menuju sofa untuk menonton TV.
Aku mengikutinya dari belakang. Dan aku duduk di sampingnya. Aku tidak merasa terlalu canggung sekarang. Hanya saja aku merasa tanganku dingin.
Jung Seung Hee’s POV
Aku duduk di sofa empuk sambil menonton acara di TV. Kulihat Suho duduk di sampingku. Aku sedikit kaget tapi ku biarkan karena aku pernah duduk dekat dengan Suho.
“ Bukankah sebentar lagi kau akan mengikuti pelatihan untuk menjadi guru?” tanya Suho padaku
“ Ne, wae?” jawabku.
“ Kau tumbuh dengan sangat baik.” Kata Suho membuatku terkejut.
“ Kau juga tumbuh dengan sangat baik.” Jawabku sambil terus meredam tanganku yang dingin.
“ Sebelumnya aku tak pernah berfikir akan ada hal seperti ini. Dan itu denganmu!” katanya
“ Nado. Aku tak pernah membayangkan kita akan diikat dengan hubungan aneh seperti ini. Terakhir, aku berfikir untuk menebak orang yang kau sukai ketika di SMP tapi aku tak sempat.” Ceritaku akibat rasa keingin tahuanku tentang semua hal yang pernah mengganjal dulu.
“ Aku tak yakin kau tahu?”
“ Hyejung!”
Sebenarnya hatiku sakit jika mengingat hal itu.
“ Aku tidak benar-benar menyukainya.” Bantah Suho.
“ Jinjjarago?” kataku tak mau memandangnya.
Suasana hening sejenak. Aku berfikir untuk memulai percakapan kembali.
“ Tapi, ketika sekolah dasar, banyak hal-hal yang terjadi!” Kataku.
“ Geurae...banyak sekali hal-hal lucu disana.” kata Suho menanggapi.
“ Apalagi mengingat kebiasaan jorokmu itu!” ceritaku mencoba mengingatkan Suho.
“ Kebiasaan?” tanya Suho heran
“ Kebiasaan suka menggali emas dari hidungmu di tempat umum.” Kataku sambil menunjuk hidungku sendiri sambil tertawa kecil.
“ Hahaha” tawanya kencang seperti suara petir yang menggelegar.
Kami tertawa dan terus bercanda. Terasa dia sangat dekat denganku. Terasa dia begitu mengenalku. Aku merasa seperti kembali ke masa lalu.
Author’s POV
Hari demi hari berjalan dengan sangat baik. Suho dan Seung hee semakin dekat dan terlihat lebih kompak. Hari ini adalah hari pelatihan terakhir Seung hee sebelum ia resmi di panggil Jung Songsaengnim. Hari ini juga adalah hari ulang tahun Chen. 21 September 2017.
Jung Seung Hee’s POV
Hari ini terasa hari yang indah. Aku dan semua teman-teman Chen akan mengadakan pesta kejutan untuk ulang tahunnya yang ke-25 tahun. Kami sudah bersiap-siap di apartemen Chen. Kue, balon, lilin dan semuanya sudah siap dan rapi. Lampu dimatikan ketika Chen akan datang.
Terdengar suara pintu terbuka. Lampu seketika menyala. Kami semua berteriak “ Saengil Chukhahabnida”. Tapi semua terkejut ketika melihat Chen menggandeng tangan seorang gadis yang tak lain adalah temanku, Lee Hae Bin. Ku lihat mereka juga mengenakan cincin yang sama. Rasanya hatiku sakit. Aku tidak terima! Jika dia ingin menyakitiku, kenapa harus memilih Hae Bin? Jelas-jelas dia tahu aku dan Hae Bin berteman dengan baik.
“ Chen!” kataku
“ Siapa dia?” Bisik Suho pada teman-temannya.
“ Hae Bin~ah! Wae? Bukankah kau tahu hubunganku dengan Chen? Kenapa kau lakukan ini? Jika kau menyukai Chen, seharusnya kau katakan padaku terlebih dahulu! Mungkin aku tak akan merasa sesakit ini.” Kataku panjang lebar. Sambil pergi meninggalkan mereka semua.
Author’s POV
Terdengar suara pintu terbuka. Lampu seketika menyala. Suho, Seung hee, Sehun, Luhan, Chanyeol, Baekhyun, Xiumin, D.O, Kai, Tao dan Kris, dan Lay berteriak bersamaan “ Saengil Chukhahabnida”. Tapi semua terkejut ketika melihat Chen menggandeng tangan seorang gadis yang tak lain adalah teman Seung hee, Lee Hae Bin. Mereka terlihat mengenakan cincin yang sama.
“ Chen!” panggil Seung hee
“ Siapa dia?” Bisik Suho pada teman-temannya.
“ Hae Bin~ah! Wae? Bukankah kau tahu hubunganku dengan Chen? Kenapa kau lakukan ini? Jika kau menyukai Chen, seharusnya kau katakan padaku terlebih dahulu! Mungkin aku tak akan merasa sesakit ini.” Kata Seung hee panjang lebar sambil pergi meninggalkan mereka semua.
Chen hanya diam dan menunduk.
“ Yah! Kenapa kau hanya diam? Cepat kejar dia dan jelaskan semuanya!” teriak Kris
Tapi Chen sama sekali tak beranjak dari tempatnya.
“ Kau gila!” kata Suho sambil berlari mengejar Seung hee.
Satu persatu teman-teman Chen pergi meninggalkannya. Dan Chen hanya bisa diam ketika mendengar semua perkataan yang teman-temanya katakan.
“ Aku tak menyangka kau seperti ini!” kata Xiumin sebelum menyusul Suho dan Seung hee
“ Aku mengerti maksudmu! Tapi bukan seperti ini caranya! Kau bisa memberi tahu Seung hee baik-baik!” kata Luhan mulai terpancing emosi.
“ Kau terjebak di dalam kebodohanmu sendiri hyung!” kata Kai ikut komentar.
Satu persatu keluar dari rumah Chen. Chen benar-benar melakukan hal bodoh. Dia tidak hanya membuat Seung hee membencinya, tapi teman-temanya juga ikut membencinya.
Jung Seung Hee’s POV
Aku berjalan keluar karena aku takut aku akan menampar salah satu dari Chen atau Hae Bin.
“ Dia tahu aku masih mempunyai hubungan dengan Chen, tapi kenapa dia seperti ini? Dan Chen, dulu ketika dia memperbolehkanku dengan Suho...itu berarti ini sudah berjalan lama.” Kataku dalam hati. Aku terus berfikir
“ Jamkkaman...” kataku ketika aku mulai mengingat sesuatu. Mungkin jika ada orang yang melihatku di sekitar sini, pasti orang-orang akan menganggapku gila karena aku berbicara sendiri.
Dari belakang, kudengar suara langkah kaki yang begitu cepat. Suho berdiri disampingku sambil terengah-engah.
“ Yah! Jalanmu cepat sekali?” tanya Suho
“ Kau tahu? Aku sedang tidak ingin berbicara denganmu!” kataku pada Suho.
Akhirnya Suho hanya diam. Dia hanya terus mengikutiku. Dan aku tak merasa terganggu. Mungkin karena ini di gang sempit jadi dia mungkin bisa menjagaku.
“ Aku melihat senyumnya ketika Chen datang! Jadi Kau menyukainya? Huh! Seharusnya dia memberitahuku! Jadi sejak awal aku akan menolak Chen!” kataku pada diriku sendiri.
“ Haah! Babo! Babo! Sekarang siapa yang salah?” teriakku cukup keras.
“ Apa karena hal itu kau jadi gila seperti ini?” tanya Suho
“ Ne!” jawabku sambil membuka mobil Suho dan masuk kedalamnya.
Aku dan Suho kembali ke rumah. Sebenarnya aku tidak ingin menangis di depan Suho. Tapi, aku tak dapat menahan semua air mataku.
“ Uljima!” kata Suho pelan setelah kami sampai di rumah dan duduk di sofa ruang TV.
Dalam hati aku tersenyum karena dia peduli padaku. Tapi di sisi lain aku masih kesal dengan peristiwa tadi.
Suho’s POV
“ Hiks...hiks..” suara sesenggukan Seung hee terdengar keras.
Ini pertama kalinya aku melihatnya menangis karena seorang namja. Begitu sakitkah hatimu? Apa kau sangat menyukai Chen? Inginnya aku bertanya seperti itu.
“ Mianhae...kau harus melihatku seperti ini.” Katanya
“ Ini pertama kalinya aku melihatmu menangisi seorang namja.” Kataku lirih
Seung hee terdiam sejenak. Kemudian dia tersenyum ke arahku.
“ Tapi ini bukan yang pertama kalinya untukku.” Kata Seung hee sambil mengusap air matanya.
“ Kau akan temukan seseorang yang lebih baik nanti! Jadi...jangan menangis lagi! Tersenyumlah seperti biasanya.” Kataku sok puitis.
“ Gomawo...” kata Seung hee mulai mencoba memadamkan api yang ada dalam hatinya.
“ Kapan kau mulai mengajar?” tanyaku membelokkan pembicaraan.
“ Umm...mungkin hari senin. Jadi besok aku hanya menunggu kiriman surat dan hari sabtu aku bisa istirahat di rumah.” Kata Seung hee dengan senyum kecil di wajahnya.
“ Cepat tidur! Bukankah ini terlewat dari jam tidurmu?” tanyaku sambil tersenyum ke arahnya.
Author’s POV
Pagi yang suram untuk Seung hee. Karena petir dari Chen mambakar hangus otaknya kemarin. Bahkan membuat sarapan untuk Suho saja sangat malas. Jadi Seung hee hanya memberi Suho Roti selai Strawberry tanpa segelas susu untuk sarapan.
“ Biasanya kau masak nasi? Kenapa sekarang hanya roti?” keluh Suho
“ Kenapa tidak masak sendiri? Terima semua yang ada!” bentak Seung hee
“ Aish! Chen yang punya masalah denganmu tapi aku terkena imbasnya!” gerutu Suho
“ Kau sama sekali tak pernah menghargai usahaku!” kata Seung hee tanpa memandang Suho sedikit pun.
Selesai makan, Suho menyuruh Seung hee membuka pintu gerbang garasi seperti biasanya.
“ Seung hee~yah! Bballi! Aku bisa terlambat!” teriak Suho berulang-ulang.
“ Kenapa kau tak pernah menghargai usahaku?” tanya Seung hee sambil mendorong gerbang garasi yang sangat berat.
Jung Seung Hee’s POV
“ Seung hee~yah! Bballi! Aku bisa terlambat!” teriak Suho berulang-ulang.
“ Kenapa kau tak pernah menghargai usahaku?” tanyaku sambil mendorong gerbang garasi yang seberat batuan di gunung Singgalang.
Seharusnya dia yang membuka gerbang. Dia namja aku yeoja. Jelas sekali bahwa kekuatan kami berbeda.
“ Annyeong...jaga rumah baik-baik ya! Jangan sampai rumah ini banjir karena kau menangisi namja yang telah menyakitimu...OK?! Annyeong...” kata Suho sambil melambaikan tangan padaku.
“ Ne...Jalgayo...” kataku lirih sambil tersenyum ke arahnya. Aku terus melihat arah mobil Suho hingga aku tak dapat melihatnya lagi setelah mobil itu berbelok di tikungan yang tak jauh dari rumah kami.
Aku membalikkan badan. Dan menutup gerbangnya lagi. Belum sampai aku selesai menutup gerbang, ada seorang namja berdiri di depanku.
Chen’s POV
Aku benar-benar bodoh. Apa yang kulakukan? Kenapa aku bisa memiliki fikiran gila seperti ini? Aku hanya ingin membuat Seung hee menjauh dariku dan dia bisa menikmati hidupnya bersama Suho hyung. Karena ku lihat perasaannya padaku masih sama. Dia belum bisa melupakan Suho hyung. Seakan-akan, dia terikat denganku. Jadi dia tidak bisa leluasa untuk menjalani hidup yang dia inginkan. Jika aku mencintai Seung hee, itu artinya aku harus membiarkan Seung hee bahagia.
Hari ini aku berniat untuk minta maaf meskipun aku yakin Seung hee tidak akan mudah untuk memaafkan semua kebodohanku ini. Aku mulai mendekati rumah Seung hee. Ku lihat dia juga sedang berdiri disana.
“ Chen!” panggil Seung hee terkejut.
“ Seung hee~yah! Mi..” kataku terpotong.
“ Lebih baik masuklah dulu!” potong Seung hee cepat, “ Banyak orang disini! Aku memberimu kesempatan untuk menjelaskan semuanya. Tapi jika tiba-tiba emosiku meledak disini...itu memalukan!” tambahnya lagi.
Aku merasa tak enak hati dengannya. Aku sudah menyakiti perasaanya, tapi dia masih saja berkata pelan padaku.
Aku berjalan masuk ke dalam rumahnya dan duduk di sofa ruang tamunya. Seung hee juga menyiapkan minum untukku.
“ Minumlah!” katanya pelan.
Aku hanya bisa menundukkan wajah.
“ Seung hee~yah! Mianhaeyo...” kataku mengawali pembicaraan. Mata Seung hee mulai berkaca-kaca.
“ Wae? Apa ini semua sudah berjalan lama?” tanya Seung hee.
“ Aku hanya ingin membuatmu tidak merasa terikat denganku. Aku ingin kau bersama Suho hyung. Bukankah kau menyukainya? Aku tidak ingin membuatmu tersiksa karena aku masih terus menahanmu dengan hubungan ini. Aku harap kau bahagia bersama Suho hyung karena aku tahu kau tak pernah bahagia bersamaku!” kataku panjang lebar.
“ Tentang Hae Bin, apa itu sudah berjalan lama?” tanya Seung hee
“ Ani! Aku hanya meminta bantuannya kemarin! Aku ingin kau melihat semua itu dan kau bisa menjauh dariku! Semua itu sudah di rencanakan.” Kataku lagi.
“ Aku sangat bahagia bersamamu! Bahkan kau lebih mengerti aku dibandingkan JoonMyun. Mianhae...aku tak bermaksud mempermainkanmu.” kata Seung hee
Hatiku tersenyum mendengarnya. Mungkin aku terlalu bodoh. Dan mungkin aku tak bisa memanfaatkan waktu yang ada ketika Seung hee bersamaku.
“ Mungkin aku yang tak bisa memanfaatkan waktu. Aku harap kau tetap berteman baik denganku!” pintaku.
“ Ne! Aku harap kau bisa menemukan yeoja yang lebih baik. Dan aku yakin yeoja itu sangatlah beruntung bisa bersamamu!” jawab Seung hee sambil tersenyum ke arahku.
Ku fikir Seung hee tak akan memaafkanku. Dan aku mengira jika hri ini akan terasa lebih sulit dari biasanya. Tapi hari ini akan berakhir bahagia.
Author’s POV
Chen berniat untuk pamit karena urusanya sudah selesai. Seung hee juga berusaha untuk mengikhlaskan semua yang telah terjadi.
“ Gomawo!” bisik Chen sambil memeluk Seung hee.
“ Hmm! Hae Bin gadis yang baik! Dan dia masih menunggumu!” bisik Seung hee.
“ Aku sangat menyukaimu!” kata Chen sambil melepas pelukannya.
Seung hee tersenyum gembira.
“ Mungkin mulai sekarang kau akan lebih banyak memberikan senyummu itu pada Suho hyung.” Goda Chen
“ Haha!” tawa Seung hee keras
“ Jaga dirimu baik-baik!” kata Chen sambil mengacak-acak rambut Seung hee.
“ Yah! Berani sekali kau datang kemari?” teriak Suho yang tiba-tiba datang dan menarik Chen sambil melayangkan pukulan ke wajah Chen bagian kiri.
“ Joon Myun~ah! Apa yang kau lakukan?” kata Seung hee sambil membantu Chen berdiri.
Suho’s POV
Ada barangku yang tertinggal di rumah. Jadi aku kembali ke rumah untuk mengambilnya. Tapi begitu aku sampai rumah, aku disambut oleh pemandangan menyedihkan. Seung hee terlihat sedang bercanda dengan Chen di dalam rumahku. Dan mereka di sana hanya berdua! Aku tak bisa menahan emosiku. Jadi aku menariknya dan langsung memukulnya sehingga bibir sisi kiri Chen berdarah. Tapi Seung hee malah berteriak padaku.
“ Joon Myun~ah! Apa yang kau lakukan?” kata Seung hee sambil membantu Chen berdiri.
“ Kenapa kau malah berteriak padaku? Seharusnya kau berterimakasih!” kataku keras.
“ Untuk apa aku berterima kasih padamu? Dia datang ke sini baik-baik! Kenapa kau memukulnya? Aku yang punya masalah dengannya saja sudah memaafka kenapa kau yang tidak punya masalah apa-apa berani memukulnya?” bentak Seung hee keras sambil membawa Chen keluar rumah.
Aku hanya bisa berdiri diam mendengar perkataannya yang tajam menusukku.
“ Menyebalkan.” Gerutuku.
Tak lama kemudian Seung hee masuk dan mengambil kapas dan beberapa obat. Rasanya aku benar-benar tidak terima dengan sikapnya yang seperti itu. Kenapa dia lebih peduli pada Chen daripada aku?
Author’s POV
Seung hee mencoba mengobati luka di bibir Chen sebelah kiri. Dan suho yang ada di dalam rumah hanya bisa menyumpahinya dan melupakan tujuannya pulang ke rumah.
“ Aw! Pelan pelan!” keluh Chen.
“ Seharusnya kau belajar bela diri untuk menghadapi situasi-situasi seperti ini!” saran Seung hee untuk Chen.
“ Seharusnya aku yang melindungimu!” kata Chen lirih.
“ Aigoo! Yah! Kau ini!” teriak Chen kesakitan karena luka di bibir Chen di tekan dengan keras oleh Seung hee.
“ Jangan bicara terus!” kata Seung hee sambil tersenyum.
“ Ini hal yang kusuka darimu! Kau bisa melindungiku!” puji Chen
“ Sudah selesai!” kata Seung hee sambil merapikan kotak obat.
“ Kalau begitu aku pulang dulu! jaga dirimu baik-baik! Sampai jumpa!” kata Chen sambil beranjak dari tempat duduknya.
Chen berjalan sambil di temani Seung hee. Sampai gerbang, Chen melambaikan tangan pada Seung hee yang juga melambaikan tangan ke arah Chen.
Suho yang sedari tadi melihat apa yang Seung hee dan Chen lakukan hanya bisa marah marah tak jelas.
Jung Seung Hee’s POV
Aku kembali masuk ke rumah dan berniat memarahi Suho. Tidak tahu apa-apa tapi main pukul sana pukul sini. Dasar! Orang menyebalkan. Tapi aku harus sabar...sabar...
“ Yah! Apa yang kau lakukan tadi? Kenapa memukul Chen?” tanyaku dengan nada marah.
“ Dia sudah memperlakukanmu buruk!” jawab Suho sekenanya.
“ Dia datang karena dia meminta maaf soal kejadian kemarin!” ceritaku singkat.
“ Kau memaafkannya?” tanya Suho
“Kau berubah begitu banyak sehingga aku sulit mempercayaimu” kataku dalam hati.
“ Tentu! Dia punya alasan! Dan aku percaya dengannya!” jawabku santai.
“ Yeoja memang selalu seperti itu! hanya dengan kata-kata saja sudah meleleh!” kata Suho merendahkan harkat dan martabat wanita dunia.
“ Huh?! Kau tak tahu apapun! Jadi tutup mulutmu! Setidaknya dia lebih mengerti aku daripada kau! Dan disini bukan hanya aku yang tersakiti! Tapi Chen juga!” Teriakku.
“ Benarkan?! Apa dia berkata seperti itu? kau itu hanya dibodohi!” kata Suho sinis.
“ Ani! Dia tidak mengatakannya! Tapi aku mengerti! Seharusnya kau tidak berkata seperti itu!”
“ Wae? Sebenarnya kau tak begitu menyukainya kan? Tapi kenapa kau terus membelanya?”
“ Meskipun begitu, Setidaknya dia lebih baik darimu! Dia bukan namja pengecut sepertimu!” teriakku terbawa emosi sambil pergi meninggalkan Suho.
“ Yah! Apa maksudmu?” tanya Suho sambil menahan lenganku.
“ Wae? Kau tidak terima aku mengatakan hal itu? kalau begitu kita impas! OK?!” kataku sambil tersenyum sinis ke arah Suho.
Sebenarnya aku kasihan mengatainya hal buruk seperti itu. tapi mau bagaimana lagi? Dia tetap saja ingin meneruskan perang ini.
“ Nanti kau harus minta maaf pada Chen! Jika kau tidak mau melakukannya....” perintahku dengan mengancamnya.
“ Kau tidak mau memasak untukku?” kata Suho memotong perkataanku, “ Aku tidak mau!” tegas Suho.
“ Jinjja?” otak jailku mulai keluar, “ Kalau begitu aku akan telfon Ayahmu!” ancamku sambil mengambil ponsel yang ada di saku jacketku.
“ Andwae! Algesseo!” cegah Suho
“ Ok! Aku tunggu nanti!” kataku sambil berjalan menuju kamarku.
Bukan bukan, bukan kamarku. Tapi ke meja makan. Aku mengambil sebuah map milik Suho yang tertinggal di meja makan. Kemudian aku kembali ke hadapan Suho yang duduk dan terlihat sedang berfikir keras.
“ Kau melupakan ini di meja makan. Aku heran dengan apa yang ada di dalam otakmu itu! Ini berkas penting! Sebenarnya kau kembali pulang karena mau mengambil inikan? Tapi kenapa malah mengajakku bertengkar? Dari dulu sampai sekarang kebiasaan burukmu itu belum hilang juga! Huuuh!” kataku sambil menyodorkan map yang ada di tanganku.
“ Gomawo!” katanya sambil pergi keluar.
Aku hanya bisa bingung melihat sikapnya yang gila. Sebelum Suho membuka pintu, Suho melihat jam tangannya. Dan tiba-tiba dia berteriak.
“ Whaaa...eoteokhae? Aku terlambat...Seung hee~yah! Ini karena kau terus mengajakku berbicara.” Gerutu Suho sambil berlari keluar rumah.
Author’s POV
Hari semakin siang. Dan Suho berniat menemui Chen untuk minta maaf. Dan rencananya mereka akan bertemu di cafe milik Kris dan Tao saat jam makan siang.
“ Aku minta maaf karena memukulmu tadi pagi.” Kata Suho lirih.
“ Ne, Gwaenchana. Aku mengerti kenapa hyung melakukan itu.” jawab Chen tak kalah lirih.
“ Mianhae...” kata Suho lagi, “ Sebenarnya ada yang ingin kutanyakan padamu.” Lanjut Suho
“ Apa itu?” tanya Chen
“ Kenapa kau melakukan hal itu kemarin?” tanya Suho penasaran.
Chen hanya terdiam. Lama sekali suasana menjadi hening dan barulah Chen angkat bicara.
“ Aku...ingin Seung hee lebih menikmati hidupnya.” Jawab Chen
“ Apa selama ini dia tidak menikmati hidupnya? Kulihat dia begitu tenang dan seperti tak begitu banyak masalah yang menimpanya?” tanya Suho begitu penasaran.
“ Ketika hyung bertanya seperti itu pada Seung hee, dia pasti akan menjawab, mungkin aku terlihat tenang tapi sebenarnya hidupku penuh dengan tekanan. Jadi, aku tak ingin menahannya. Aku hanya ingin dia bahagia.”
“ Bukankah dia bahagia bersamamu?”
“ Mungkin, tapi dia lebih bahagia ketika bersamamu hyung!” jawab Chen sambil tersenyum.
Jantung Suho terasa berhenti. Apa yang baru saja Chen katakan? Pertanyaan-pertanyaan itu terus memenuhi otak Suho.
“ Apa maksudmu?” tanya Suho penasaran
“ Geurae...Seung hee menyukaimu! Bahkan dia sudah lama menunggumu!” jawab Chen mengejutkan.
“ Hahaha! Jangan bercanda!” tawa Suho menggelegar.
“ Dia sangat senang ketika kau mencicipi masakannya dan kau berkata itu enak. Dia juga sangat bahagia ketika kau mau menemaninya belanja. Dia sangat bahagia ketika dia mendapatimu melihatnya sambil tersenyum ke arahnya. Seung hee sangat mencintaimu! Jadi jangan sia-siakan waktumu lagi hyung! Jangan menjadi seorang pengecut! Aku tahu sebenarnya perasaanmu juga seperti itu terhadap Seung hee! Hyung tahu? Dia ingin kau bisa lebih dekat dan mengerti keadaannya!” jelas Chen sambil tersenyum.
Suho’s POV
Seung hee menyukaiku? Benarkah semua itu? Kenapa aku begitu bodoh? Aku tak menyadari apapun disekitarku selama ini. Perkataannya tadi pagi...Aku seorang pengecut? Huh! Bahkan Seung hee juga menyadari bahwa aku ini hanyalah namja bodoh! Tapi jika dia menyukaiku, kenapa dia tak pernah mengatakannya padaku?
Aku terus bertanya-tanya. Tapi benar! Aku tak boleh menyia-nyiakan waktuku lagi! Jika nanti aku terpilih sebagai CEO yang baru, aku akan mengatakanya. Dan pemilihan itu 1 minggu dari sekarang. Dan mungkin aku akan menyiapkan semuanya dengan sangat romantis.
Author’s POV
1 minggu berlalu. Hari ini hari yang sangat mendebarkan untuk Suho. Rapat dewan direksi dilaksanakan hari ini.
“ Kaja!” Ajak Suho
“ Ne.” Jawab Seung hee.
Mereka berangkat menuju kantor. Sampai disana, Seung hee menunggu di ruangan Suho.
“ Joon Myun~ah! Fighting!” kata Seung hee menyemangati Suho
“ Ne. Gomawo!” jawab Suho sambil memamerkan senyum manisnya.
Lama menunggu, akhirnya Suho kembali ke ruangannya dengan wajah yang terlihat datar. Dan itu membuat Seung hee khawatir. Padahal Suho hanya akting. Dan akting sekecil itu bisa membuat Seung hee ketakutan setengah mati.
Jung Seung Hee’s POV
Setelah lama menunggu, dan banyak berdo’a, Suho datang dengan wajah yang terlihat datar. Aku sangat takut jika dia gagal.
“ Bagaimana hasilnya?” tanyaku. Wajah Suho semakin lesu. Suho memandangku dengan tatapan sedih. Tapi tiba-tiba dia berteriak dengan keras sambil melompat-lompat dan benar-benar gembira.
“ Aku terpilih! Aku terpilih!” teriak Suho begtu keras sambil melompat-lompat kegirangan.
“ Jinjja? Wah...kau hebat!” kataku yang juga ikut gembira mendengar keberhasilannya.
Kami terus menepuk-nepukkan kedua telapak tangan kami. Dan tanpa kusangka Suho memelukku dengan erat. Aku hanya bisa terdiam. Aku terkejut dengan tingkahnya barusan.
“ Joon Myun~ah!” kataku mencoba melepas pelukkan Suho.
“ Oh! Mianhae...” kata Suho
Dan suasana menjadi sedikit canggung. Kemudian terbesit di otakku kata-kata seperti ini.
“ Bukankah tujuan kami melakukan pernikahan palsu agar tujuan Suho cepat tercapai? Dan sekarang tujuan itu sudah tercapai! Itu artinya aku harus melepas bintangku lagi!”
Begitu fikiran itu muncul, ekspresiku berubah sedih. Aku tidak ingin melepas Suho lagi! Aku tidak ingin seperti dulu lagi.
“ Kenapa? Kau tidak senang ya?” tanya Suho polos.
“ Ani! Aku sangat senang!” jawabku
“ Tapi kenapa ekspresimu seperti itu?” tanya Suho lagi
“ Huh?! Kenapa? Ada apa? Lebih baik kau mentraktirku makan siang!” kataku membelokkan pembicaraan.
Author’s POV
Malam begitu larut. Suho sudah terlelap. Tapi tidak dengan Seung hee. Baru kali ini dia bangun di tengah malam. Seung hee menyalakan lampu dan berjalan keluar rumah. Seung hee duduk di salah satu anak tangga yang berada di terasnya.
“ Bintang terlihat lebih indah.” Kata Seung hee lirih, “ Tak bisakah kau mengerti perasaanku? Benarkah semua ini kesalahanku? Tapi aku berhak untuk mencintaimu! Seharusnya kau tak pernah muncul dihadapanku! Aku tak ingin kau menyakitiku lebih banyak lagi! Dan sepertinya aku akan melepasmu lagi.” Kata Seung hee sambil meneteskan air mata. Seung hee tak menyadari bahwa Suho memperhatikan dan mendengar semua yang Seung hee katakan.
Jung Seung hee’s POV
Aku gila karena aku berbicara pada bintang atau lebih tepat lagi aku bicara sendiri. Sungguh hatiku sangat sakit. Aku tidak tahu kenapa. Selalu seperti ini. Apalagi jika mengingat masa laluku ketika aku masih bersamanya.
“ Yah! Apa yang kau lakukan di tengah malam seperti ini?” suara Suho dari belakang mengejutkanku. Secepat mungkin aku mengusap air mataku.
“ Tidak ada! Aku tidak bisa tidur!” jawabku berbohong.
“ Kau menangis?” tanya Suho. Aku hanya bisa diam.
“ Apa ini karena Chen?” tanya Suho
“ Bukan! Ini orang lain!” jawabku sekenanya.
‘ JoonMyun~ah! Apa kau tahu bahwa aku menangis karenamu?’
“ Orang lain? Namja? Siapa dia?” tanya Suho
“ Molla!” jawabku tersenyum dan aku tak bisa menahan air mataku lagi. Suho yang melihatku menangis hanya bisa diam sambil terus memandang ke atas.
“ Berbagilah denganku!” katanya sambil memandangku.
Aku terdiam. Mungkin ini saatnya aku mengatakan perasaanku tanpa Suho tahu itu dirinya.
“ Nae maeumi apa. Jeongmal apa! Aku hanya ingin bintang itu lebih mengerti perasaanku! Aku ingin bintang itu dapat melihatku disini.” Kataku mulai bercerita.
“ Bintang?” tanya Suho heran.
“ Menurutku dia bersinar seperti bintang!” kataku sambil tersenyum ke arah Suho.
‘ Kau bersinar seperti sebuah bintang! Apa kau tak menyadari itu?’ kataku dalam hati.
Suho’s POV
Duduk di tengah malam bersama Seung hee membuat malam ini lebih indah dari biasanya. Tapi begitu menyayat hatiku. Dia menangis karena kebodohanku yang tak berani mengakui semuanya.
“ Nae maeumi apa. Jeongmal apa! Aku hanya ingin bintang itu lebih mengerti perasaanku! Aku ingin bintang itu dapat melihatku disini.” Kata Seung hee
Kenapa bintang?
“ Bintang?” tanyaku heran.
“ Menurutku dia bersinar seperti bintang!” kata Seung hee sambil tersenyum ke arahku.
Bahkan dia menganggapku sangat lebih. Maaf jika aku menyakitimu terlalu banyak Seung hee.
“ Jika kau menyukainya kenapa kau tidak mengatakannya?” tanyaku berharap.
“ Aku yeoja! sebesar apapun perasaanku, aku tak akan mengatakannya.” jawab Seung hee.
 “ Lalu apa yang akan kau lakukan?” tanyaku
“ Aku melihat bintang itu semakin terang sekarang. Haruskah aku melepasnya? Tapi aku tak ingin melepasnya lagi. Aku tak ingin terus bersembunyi. Ini terlalu menyakitkan!” jawab Seung hee sambil menangis.
“ Mungkin kau tak tahu apa yang dia rasakan! Bersabarlah!” kataku menyemangatinya.
“ Semua temanku selalu mengatakan bahwa aku harus bersabar. Tapi aku sudah menunggunya bertahun-tahun. Dan semua ini tak ada gunanya!” gumam Seung hee.
Kepercayaan diriku sekarang mulai turun. Tak kusangka dia tersiksa selama ini. Kukira dia bahagia karena dia bisa lebih dekat denganku. Ternyata dugaanku salah. Aku malah menambah kenangan yang akan menyakitinya di kemudian hari.
Author’s POV
1 minggu, 2 minggu, 3 minggu, 4 minggu...
Selama itu Seung hee mencoba memutuskan untuk melepas Suho. Seung hee tak ingin menahan kebohongan gila ini lagi. Tidurnya terganggu karena masalah ini. Pekerjaannya tidak cepat selesai juga karena ini.
Kemarin malam, Seung hee bekerja terlalu keras bahkan sampai larut malam. Padahal besok hari libur. Dan pekerjaan itu bisa diselesaikan besok. Tapi Seung hee memiliki tujuan tersendiri. Besok Seung hee ingin mengakhiri semua kebohongan ini.
Jung Seung Hee’s POV
Geudaewa love...puk ppajyeobeorina eojjeomyeon joha nan eotteokhae neon...~Baby Maybe-SNSD
Aku mematikan alarm super keras dari ponselku. Kulihat di pojok kanan atas ponselku.
“ Mwo?! Sudah jam 07.30?” teriakku tak percaya melihat waktu yang cukup siang untukku bangun. Padahal aku mengatur alarm itu jam 05.30.
Aku segera berlari menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah kurang lebih 30 menit aku keluar dari kamarku dan segera menuju ke dapur. Belum sampai dapur, aku melihat sosok namja yang sedang menata makanan di atas meja makan. Aku terkejut melihat Suho yang menata makanan-makanan yang sepertinya di masak sendiri olehnya.
“ Seung hee~yah! Kau sudah bangun?” tanya Suho.
“ Ne.” Jawabku setengah bingung.
Aku duduk di kursi yang biasa kududuki ketika makan. Dan di depanku sudah ada sepiring omurice yang terlihat enak. Ditambah dengan jus jeruk yang segar. Dan juga Suho yang sudah duduk manis di depanku sambil tersenyum ke arahku.
“ Ada apa denganmu hari ini?” tanyaku heran dengan tingkahnya yang mau memasakan makanan untukku.
“ Kau bangun terlalu siang! Aku bisa mati kelaparan jika menunggumu bangun.” Kata Suho marah-marah.
“ Mungkin aku tidur terlalu malam kemarin. Mianhae...” sahutku mencoba meredam omelan Suho.
“ Lebih baik cepat makan! Dan beritahu aku bagaimana rasanya!” perintah Suho
Aku menyuap sesendok nasi. Rasanya tidak begitu buruk atau bisa dibilang ini enak. Ternyata dia juga pandai memasak meskipun menurutku garamnya tidak merata. Dan juga saus untuk nasinya juga tidak merata.
“ Bagaimana?” tanya Suho tentang pendapatku.
“ Enak! Tapi garamnya tidak merata di nasi ataupun telurnya. Saus di nasinya juga tidak merata. Untuk penampilannya, kurang rapi. Tapi okelah! Nilai untukmu mungkin 76!” komentarku panjang lebar
“ Ini bukan penjurian Master Chef!” gerutu Suho
Aku hanya tersenyum menanggapi omelan Suho. Setelah selesai makan, aku akan berbicara dengan Suho masalah keputusanku ini.
Suho’s POV
Aku tak tahu kenapa tapi secara tiba-tiba Seung hee ingin bicara denganku. Sepertinya ini serius. Apa dia akan mengatakan perasaanya padaku? Tidak mungkin! Lalu apa?
“ Lebih baik kita tidak berbohong lagi! Lebih baik kita akhiri sampai disini! Aku akan segera memberi tahu keluargaku tentang ini! Jadi lebih baik kita hentikan saja!” kata Seung hee to the point setelah sebelumnya mengambil nafas paanjaaaang sekali.
“ Apa maksudmu? Aku baru saja resmi menjadi CEO di perusahaan! Lalu sekarang kau malah meminta membongkar rahasia ini? Aku tidak mau!” kataku tegas.
Sebenarnya ada alasan lain kenapa aku tidak ingin melakukannya. Karena aku tak ingin melepas Seung hee. Aku ingin dia selalu di sampingku seperti ini.
“ Ini hanyalah pernikahan palsu! Aku ingin kau bisa mengerti perasaanku! Aku lelah dengan semua ini!” kata Seung hee mulai melemas dengan mata merah berkaca-kaca.
Aku tetap saja teguh dengan pendirianku. Aku tetap menolak permintaan yang mengiris tipis-tipis hatiku. Bahkan emosiku sampai meluap hanya karena ini.
“ Wae?!” teriak Seung hee yang juga emosi.
“ Karena aku menyukaimu! Neorul saranghae! Itu alasannya!” teriakku menumpahkan semua perasaanku. Seung hee hanya terdiam mendengar perkataanku. Dia malah menangis. Ku fikir dia akan tersenyum ke arahku.
“ Kenapa membuatku menunggu selama itu? kenapa kau tidak bisa memahamiku? Nan..” kata Seung hee terlihat semakin marah.
Aku langsung memeluknya untuk mencegahnya berbicara dan membuatku lebih sakit lagi.
“ Mianhae...jeongmal mianhae...” kataku sambil terus mendekapnya dalam pelukanku.
“ Nae maeumi jeongmal apa! Aku ingin seperti yang lain, mendapatkan seseorang yang mereka inginkan dengan sangat mudah. Tapi kenapa aku harus merasakan ini semua?” kata Seung hee setelah aku melepaskan pelukanku.
“ Aku akan berusaha untuk tidak menyakitimu lagi! Aku akan berusaha untuk membahagiakanmu!” kataku sambil tersenyum ke arahnya.


Jung Seung hee’s POV
Matahari bersinar begitu indah. Sebuah sinar yang tak tersembunyi. Sinar itu nyata dan bukanlah sebuah imajinasi yang palsu. Sebuah hari yang tak akan pernah terlupakan. Sebuah hari yang akan mengukir kenangan indah di sebuah batu yang tak akan hancur meskipun telah melalui rangkaian waktu yang begitu panjang.
Suho menggenggam tanganku begitu erat ketika kami berjalan-jalan di tengah taman kota. Semua khayalanku berubah menjadi nyata. Semua berjalan dengan indah. Semua harapanku terkabulkan. Bintangku berada sangat dekat denganku. Aku dapat meihat bintangku dengan jelas. Aku bisa melihatnya dari dekat sekarang.
Hari ini terasa begitu cepat ketika aku mulai melihat matahari tenggelam dengan begitu indah. Suho belum melepas genggamanya dari tanganku.
“ Besok aku akan berangkat ke luar negeri! Ada pekerjaan yang harus kuselesaikan disana.” Kata Suho
“ Berapa lama?” tanyaku memastikan.
“ Mungkin sekitar beberapa bulan.” Jawab Suho dengan santai.
“ Itu artinya aku harus menunggumu kembali!” kataku sambil memandang Suho
“ Aku akan sering sering menelfonmu!” kata Suho membalas pandanganku.
“ Huh! Aku lelah! Ayo kita pulang! Kataku sambil membalikkan badan dan mulai berjalan.
Suho menarik lenganku dan memelukku dengan erat. Lama sekali. Sambil membisikkan beberapa kalimat di telingaku.
“ Aku akan segera kembali! Jadi tunggu aku!” bisiknya
Suho’s POV
Seung hee terus memandangiku sebelum aku take off. Aku tahu ini terasa berat. Tapi aku tidak bisa meninggalkan pekerjaanku.
“ Kenapa terus memandangku seperti itu?” tanyaku heran
“ Kau pergi begitu lama. Jadi aku ingin melihatmu agar aku tidak melupakan wajahmu!” kata Seung hee.
“ Aku akan segera kembali! Tunggu aku sebentar saja!” kataku sambil memandang matanya yang terlihat mengikhlaskan semuanya.
“ Kau meragukanku?” tanya Seung hee sambil tersenyum.
“ Aku merasa kau tidak begitu khawatir jika aku pergi!” kataku sambil berpura-pura marah.
“ Aku hanya tidak ingin menahanmu.” kata Seung hee sambil tersenyum ke arahku.
Tak lama pesawatku lepas landas. Dan untuk beberapa bulan ke depan, aku tidak bertemu Seung hee. Mungkin aku hanya akan mendengar suaranya saja.
~ EPILOG ~
Hujan datang secara tiba-tiba. Terpaksa Seung hee harus menunggu hujan ini reda di sekolah tempatnya mengajar. Di mejanya, Seung hee terus memutar-mutar ponselnya. Berharap ada yang akan menjemputnya.
“ Kenapa hujannya lama sekali?” tanyanya pada dirinya sendiri
“ Araseo! Aku pulang dulu! Anyeonghaseyo...” sapanya pada teman-temanya yang juga menunggu hujan reda.
“ Sekarang masih hujan!” tanya salah satu temanya
“ Aku ingin pulang! Aku bosan disini!” jawab Seung hee sambil pergi keluar ruangan.
Seung hee menyusuri lorong demi lorong. Dan benar hujan tidak kunjung reda. Akhirnya Seung hee hanya menunggu di teras sekolah. Disana juga banyak siswa yang menunggu hujan reda.
Tak lama Seung hee melihat seorang namja berjalan mendekat ke arahnya. Seung hee tidak tahu siapa dia karena wajahnya tertutup oleh payung.
“ Ayo pulang!” kata namja itu sambil mengangkat payungnya sedikit ke atas.
Seung hee terkejut melihat namja yang berdiri di depannya. Dia masih tak percaya. Dalam hatinya, ia bertanya ‘apakah ini semua hanya mimpi?’
“ JoonMyun~ah!” panggil Seung hee
“ Ne. Ayo pulang! Aku kedinginan!” jawab Suho sambil meraih tangan Seung hee dan membawanya lebih dekat dengannya.
Seung hee tersenyum melihat apa yang ia alami adalah nyata dan bukanlah sebuah imajinasi abstrak yang biasa ia khayalkan.
“ Mulai hari ini aku akan melihat warna-warni pelangi bersamamu selamanya! Warna-warni pelangi yang akan memberika kesejukkan dan kebahagiaan.”
Hari ini seperti pelangi yang muncul setelah badai dan hujan datang.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Blogroll

About